Kasus Pelecehan Seksual Sesama Jenis, Dosen di Mataram Diperiksa
Polisi memastikan kasus ini akan diusut sampai tuntas. Laporan korban terus ditelaah penyidik.
Tim Subdirektorat Remaja, Anak, dan Wanita (Renakta) Reserse Kriminal Umum Kepolisian Daerah Nusa Tenggara Barat memeriksa LRR, dosen yang menjadi terduga pelaku kasus pelecehan seksual sesama jenis.
Dalam aksinya, pelaku menyampaikan ke pada korban bahwa Tuhan menciptakan alam semesta dalam keadaan berzikir, termasuk organ tubuh manusia. Pelaku mengklaim titik paling vital yang sering mengingat Tuhan adalah kelamin atau zakar.
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda NTB Kombes Pol. Syarif Hidayat membenarkan adanya pemeriksaan tersebut.
"Iya, pemeriksaan yang bersangkutan hari ini masih bersifat klarifikasi sebagai saksi," kata dia. Demikian dikutip dari Antara, Selasa (7/1).
Polisi memastikan kasus ini akan diusut sampai tuntas. Laporan korban terus ditelaah penyidik.
"Jadi, masih penyelidikan. Makanya, bahasanya klarifikasi," ujarnya.
Dalam penyelidikan, pihak kepolisian telah mendapatkan keterangan dari empat korban. Salah seorang di antaranya berstatus sebagai pelapor.Adapun empat korban dalam kasus ini berinisial GA, FA, RT, dan AZ. Empat korban ini ada yang masih berstatus mahasiswa dan alumni terlapor.
"Dua orang masih berstatus mahasiswa dan dua orang lainnya sudah tamat kuliah, alumni," ujarnya.
Selain itu, pihak kepolisian juga sudah melakukan olah tempat kejadian perkara yang berlangsung di lokasi paguyuban milik terlapor bernama Agresi di Midang, Kecamatan Gunungsari, Kabupaten Lombok Barat.
Polda NTB menangani kasus ini berdasarkan adanya laporan salah seorang korban yang masuk pada tanggal 26 Desember 2024.Korban yang melapor merupakan seorang alumni dari terlapor.
Terlapor dalam kasus ini berprofesi sebagai dosen yang mengajar di tiga universitas di Kota Mataram.Dalam laporan, korban mengaku menerima perilaku pelecehan seksual dari terlapor di medio September 2024 saat ada kegiatan di paguyuban milik terlapor.
