Maraknya ujaran kebencian dinilai jadi faktor perpecahan Indonesia
Advokat senior Todung Muya Lubis mengatakan fenomena makin maraknya ujaran kebencian (hate speech) tengah terjadi di berbagai belahan dunia. Misalnya pada Pilpres Amerika tahun lalu, dengan banyaknya berita tidak benar yang di Indonesia disebut hoax.
Advokat senior Todung Muya Lubis mengatakan fenomena makin maraknya ujaran kebencian (hate speech) tengah terjadi di berbagai belahan dunia. Misalnya pada Pilpres Amerika tahun lalu, dengan banyaknya berita tidak benar yang di Indonesia disebut hoax.
Kehadiran media sosial juga memengaruhi fenomena ujaran kebencian. Ibarat mata pisau media sosial satu sisi memberikan manfaat mempermudah komunikasi. Sebaliknya media sosial juga tempat yang mudah untuk penyebaran fitnah.
"Inilah sisi yang tak bisa dihindarkan dari media sosial. Satu sisi akses komunikasi lebih luas tapi di saat yang sama tempat melakukan banyak hal fitnah dan lain-lain," kata Todung di Kantor Imparsial, Tebet, Jakarta Selatan, Selasa (30/5).
Pemerintah pun telah melakukan sensor pada media sosial untuk menekan banyaknya penyebaran ujaran kebencian. Namun nyatanya upaya tersebut tak lantas meredam penyebaran konten tersebut, bahkan sebaliknya justru timbul akun-akun baru yang juga menyebar ujaran kebencian.
Data statistik yang dimiliki Kementerian Kominfo, kata Todung, tak bisa mendeteksi banyaknya ujaran kebencian yang ada di media sosial. Kominfo hanya bisa menghitung jumlah tersebut berdasarkan kasusnya saja.
"Kalau lihat statistik dari kemeninfo enggak ada statistik yang punya jumlah fitnah atau hoax yang ada. Kalau jumlah kasusnya kita bisa tahu," ujarnya.
Menurutnya, tindakan represif yang dilakukan Pemerintah untuk belum tentu bisa mengatasi masalah ujaran kebencian. Sebab ujaran kebencian hanya bisa diatasi oleh setiap individu itu sendiri.
"Tindakan represif belum tentu busa mengatasi itu. Regulasi terhadap dunia maya cuma bisa dilakukan oleh mereka sendiri yaitu self governance," ujarnya.
Akibat berbagai fitnah yang beredar di media sosial itu pun dia melihat saat ini Indonesia menjadi terpecah belah. Banyak Itang yang mengklaim Indonesia beragam namun bersikap sebaliknya.
"Saya melihat bahwa Indonesia yang sama sekali tidak merangkul satu sama lain. Klaim Indonesia yang tidak beragam yang semakin lama mendapatkan satu pilihan. dia lawan atau kawan. Kita seolah-olah dibagi dua, saudara kawan atau musuh," ungkap Todung.
Padahal tidak ada salahnya bila memiliki perbedaan pendapat. Sebuah perdebatan haruslah berawal dari perbedaan pendapat. Namun perbedaan pendapat bukan berarti harus saling bermusuhan.
"Kita enggak mau Indonesia terpecah dan terbelah tapi kalau pola ini terus berjalan kita bakal menghadapi keadaan yang tak terkendalikan," ujarnya.
Untuk itu Todung mendorong para pelaku fitnah dan provokasi harus segera diproses secara hukum. Meskipun upaya yang paling efektif adalah membangun kesadaran kebangsaan yang didasarkan pada kesadaran kebangsaan.
"Paling efektif membangun suatu kesadaran kebangsaan yang didasarkan atas keberagaman dan kemajemukan yang merupakan aspek dan menjadi basis kelahiran kita sebagai bangsa Indonesia," pungkasnya.
Baca juga:
Diduga hina Kapolri di Instagram, pria asal Bangkalan diciduk polisi
Jokowi gregetan masyarakat Indonesia masih senang saling hujat
Hina Nabi Muhammad, Mahasiswa Universitas Negeri Medan ditangkap
Unggah ujaran kebencian di Facebook, warga NTT dibekuk polisi
Dicari Nathan yang ancam Fadli Zon & Fahira, berhadiah: HP Xiaomi
-
Siapa yang meresmikan Media Center Indonesia Maju? Menteri Investas Bahlil Lahadalia meresmikan media center Indonesia Maju, yang beralamatkan di Jalan Diponegoro, Nomor 15A, Menteng, Jakarta Pusat.
-
Kapan Bendungan Jenderal Soedirman diresmikan? Pada tahun 1989, Bendungan Jenderal Soedirman, juga dikenal sebagai Waduk Mrica, diresmikan oleh Presiden Soeharto.
-
Apa yang dilakukan Rumiyati Ningsih di media sosial? Jadi Seorang Selebgram Tuh, beda banget sama suaminya yang kerja di film, Rumiyati malah asyik banget di sosmed, sekarang jadi selebgram nih.
-
Bagaimana Citra Kirana menunjukkan ketegarannya di media sosial? Artis yang akrab disapa Ciki ini memperlihatkan ketegaran di media sosial. Ia tampak tak terlalu terpengaruh dengan berita tentang sang suami.
-
Kata-kata lucu apa yang dibagikan di media sosial? Kata-Kata lucu yang dibagikan di medsos bisa menjadi hiburan bagi orang lain.
-
Siapa yang kerap mengunggah kesehariannya di media sosial? Setelah menikah dengan Harvey Moeis dan memiliki 2 anak, Sandra kerap mengunggah kesehariannya di media sosial.