Masyarakat Bibida Mengungsi ke Gereja Madi Paniai Pasca Teror OPM
Masyarakat Distrik Bibida mengungsi ke Gereja Madi Distrik Paniai Timur
Masyarakat Distrik Bibida mengajukan permohonan bantuan truk milik aparat keamanan
- Ramai-Ramai Masyarakat Distrik Bibida Paniai Papua Ikut Truk TNI Ngungsi Hindari Teror OPM
- Ini Tampang Danis Murib, Prajurit TNI Membelot ke OPM Kuasai Distri Bibida Paniai Papua
- Ini Tampang OPM Pembunuh & Pembakar Warga Sipil di Distrik Paniai Timur Papua
- Gudang Amunisi Kodam Jaya Terbakar, Komisi I Minta TNI Selidiki Unsur Kelalaian
Masyarakat Bibida Mengungsi ke Gereja Madi Paniai Pasca Teror OPM
Komando Operasi (Koops) TNI Habema mengatakan masyarakat Distrik Bibida Kabupaten Paniai, Papua Tengah, mengungsi ke Gereja Madi Distrik Paniai Timur setelah Organisasi Papua Merdeka (OPM) melakukan aksi kriminal pada hari Selasa (11/6).
Komandan Satgas Media Koops TNI Habema Letkol Arh Yogi Nugroho mengatakan bahwa masyarakat Distrik Bibida mengajukan permohonan bantuan truk milik aparat keamanan untuk mengungsi sementara waktu ke Gereja Madi, Kampung Madi, Distrik Paniai Timur.
"Tokoh masyarakat dan seluruh masyarakat mendukung operasi penindakan oleh aparat keamanan gabungan terhadap OPM di daerah ini guna mewujudkan keamanan dan ketertiban bersama," katanya, Senin (17/6).
Menurut dia, masyarakat mendukung langkah penindakan hukum oleh aparat gabungan TNI/Polri karena menginginkan wilayah tersebut aman dan kondusif dari segala bentuk ancaman maupun gangguan OPM.
"Dukungan masyarakat Distrik Bibida bagi aparat keamanan gabungan sebagai bentuk kerja sama dan kemanunggalan guna mewujudkan Papua yang aman dan kondusif," ujarnya, dilansir dari Antara.
Letkol Arh Yogi menjelaskan bahwa aparat gabungan berhasil merebut wilayah Distrik Bibida, Kabupaten Paniai pada hari Jumat (14/6) dari gangguan OPM pimpinan Undius Kogoya.
"Aparat keamanan berhasil menguasai wilayah Distrik Bibida pada hari Jumat, 14 Juni 2024, setelah OPM melakukan aksi kriminal pada hari Selasa, 11 Juni 2024, yang memakan korban jiwa atas nama Rusli berusia 40 tahun," katanya lagi.
Tokoh masyarakat setempat bersama masyarakat menyatakan bahwa OPM melakukan tindakan semena-mena dan keji senang mengambil paksa hasil kebun, ternak, bahkan anak perempuan.
"Aksi-aksi tidak terpuji dan tidak berperikemanusiaan sering dilakukan oleh OPM secara nyata-nyata untuk mengintimidasi masyarakat setempat," ujarnya.