Masyarakat Diingatkan Tak Paksakan Diri untuk Mudik
Covid diketahui merupakan ancaman nyata yang telah menelan banyak korban.
Menjelang Hari Raya Idul Fitri di tengah masa pandemi Covid-19 seluruh masyarakat utamanya umat Islam diingatkan tetap mematuhi protokol kesehatan (prokes). Covid diketahui merupakan ancaman nyata yang telah menelan banyak korban.
Wakil Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia (Wasekjen MUI) Amirsyah Tambunan mengungkapkan memasuki tahun kedua pandemi covid-19 sudah ada 2 tokoh MUI meninggal dunia, yaitu Nazarudin Ramli dan Teuku Zulkarnaen.
-
Bagaimana payudara ibu menyusui berubah? Produksi ASI dimulai bahkan sebelum pasokan ASI lengkap, biasanya dua hingga empat hari setelah melahirkan. Pada tahap ini, beberapa ibu mengalami masa pembengkakan ketika payudara terasa sangat penuh dan tidak nyaman. Namun, ini biasanya berlangsung singkat dan membaik dalam 48 hingga 72 jam.
-
Bagaimana cara agar ibu hamil tetap nyaman saat mudik? Dr. Erwinsyah menyarankan agar ibu hamil beristirahat setiap dua jam sekali untuk buang air kecil atau meluruskan kaki agar tidak terjadi kram. Penting juga untuk mengetahui lokasi rest area yang tersedia selama perjalanan untuk memastikan kenyamanan ibu hamil.
-
Kenapa menjahit dianggap berbahaya bagi ibu hamil? Dalam larangan tersebut diungkapkan bahwa menjahit saat hamil dapat menyebabkan bayi lahir cacat atau mengalami bibir sumbing. Mengerikan, bukan? Namun, apakah benar demikian?
-
Mengapa Puput memuji Ibu mertuanya? Puput juga mengunggah postingan lain, ia memuji ibu mertuanya sebagai wanita yang menginspirasi, cantik, sehat, dan awet muda meskipun usianya sudah tidak lagi muda.
-
Kapan mual dan muntah biasanya dialami ibu hamil? Mual dan muntah sebenarnya kondisi yang umum terjadi pada kehamilan trimester pertama.
-
Kapan sagu mutiara dianggap matang? Setelah direbus selama sekitar tujuh menit, kompor dimatikan, Diamkan sagu mutiara sejenak, paling lama satu menit. Setelah itu, sagu mutiara telah matang sempurna dan dapat disajikan.
"Jadi ini adalah bukti nyata. Sekali lagi saya mengingatkan bahwa kita tetap harus waspada. Kewaspadaan terhadap diri kita sendiri, keluarga dan masyarakat," ujar Amirsyah dalam keterangannya, Selasa (11/5).
Lebih lanjut, Amirsyah meminta agar jangan sampai lalai terhadap ancaman Covid. Oleh karena itu ia meminta agar kita harus terus waspada, supaya kita mampu menjaga diri kita dengan sebaik-baiknya.
"Jaga diri dan keluarga itu adalah hukumnya wajib, dalam arti kesehatan itu adalah sesuatu yang wajib dipelihara. Kenapa wajib? Karena menjaga kesehatan itu harus terus bersama-sama, supaya kita bisa melakukan ibadah, kita bisa mencari nafkah buat keluarga, kita bisa beramal untuk kemaslahatan umat dan bangsa," ungkapnya.
Oleh karena itu dirinya sekali lagi menyampaikan bahwa kita harus mendahulukan yang wajib daripada sunah. Ia mencontohkan, misalnya shalat tarawih kan itu sunah, shalat di tanah lapang itu sunah hukumnya. Jangan sampai melaksanakan yang sunah kemudian terjadi kerumunan dan kerumunan itu salah satu potensi penyebaran covid-19.
"Nah kalau berkerumun lalu ada satu yang kena, itu artinya penyebarannya akan sangat berbahaya. Kalau cuma satu orang yang kena, misalnya dia kemudian langsung cepat diisolasi, itu akan lebih mudah untuk mengatasi," jelasnya.
Selain itu dirinya berpendapat, bahwa saat ini sudah zamannya teknologi, sudah ada teknologi canggih. Sehingga ia menyarankan untuk menggunakan teknologi tersebut untuk menyambung silaturahim dan menyapa keluarga.
"Bisa dilakukan silaturahim lewat zoom, silaturahim lewat virtual. Intinya jangan berkumpul dulu untuk sementara, dalam arti kerumunan. Karena itu akan sangat berpotensi untuk membuat kluster baru penyebaran covid. Dan mudah-mudahan ini dapat diikuti oleh masyarakat," tandasnya.
(mdk/did)