Masyarakat Taat Protokol Kesehatan Kembalikan Semangat Kerja Relawan
Sudah sekitar 10 bulan lamanya Indonesia berjuang keras melawan pandemi Covid-19. Rasa letih mulai dirasakan oleh mereka yang berjuang di garda terdepan dalam melawan Covid-19, baik relawan medis dan non-medis.
Sudah sekitar 10 bulan lamanya Indonesia berjuang keras melawan pandemi Covid-19. Rasa letih mulai dirasakan oleh mereka yang berjuang di garda terdepan dalam melawan Covid-19, baik relawan medis dan non-medis.
"Saya, yang tidak terjun langsung di bidang kesehatan saja sudah mulai lelah menghadapi Covid-19. Apalagi, mereka yang berada di bidang kesehatan, harus pakai APD yang berat, masker, pasti lebih melelahkan," ujar Sekretaris Sub-Bidang Kesehatan Koordinator Relawan Satgas Covid-19, Maghfira, dalam tayangan virtual di kanal YouTube BNPB, Jumat (11/12).
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Bagaimana mutasi virus Corona pada pria tersebut terjadi? Selama masa infeksi, dokter berulang kali mengambil sampel dari pria tersebut untuk menganalisis materi genetik virus corona. Mereka menemukan bahwa varian asli Omicron BA1 telah mengalami lebih dari 50 kali mutasi, termasuk beberapa yang memungkinkannya untuk menghindari sistem kekebalan tubuh manusia.
-
Bagaimana cara mencegah Covid Pirola? CDC menyarankan masyarakat untuk melindungi diri dari virus ini karena masih belum jelas tentang seberapa pesat varian ini dapat menyebar. Untuk itu, sebagai tindakan pencegahan masyarakat diminta untuk melakukan hal berikut:• Dapatkan vaksin Covid-19.• Jalani tes Covid.• Cari pengobatan jika Anda mengidap Covid-19 dan berisiko tinggi sakit parah• Jika Anda memilih untuk memakai masker, kenakan masker berkualitas tinggi yang pas di hidung dan mulut.• Tingkatkan ventilasi udara.• Selalu mencuci tangan usai beraktivitas.
-
Apa itu virus? Virus adalah mikroorganisme yang sangat kecil dan tidak memiliki sel. Virus merupakan parasit intraseluler obligat yang hanya dapat hidup dan berkembang biak di dalam sel organisme biologis.
-
Kapan virus menjadi pandemi? Contohnya seperti virus Covid-19 beberapa bulan lalu. Virus ini sempat menjadi wabah pandemi yang menyebar ke hampir seluruh dunia.
-
Bagaimana cara mencegah penyebaran virus cacar? Kebersihan tangan dan kuku sangat penting untuk mencegah penyebaran virus cacar ke area tubuh yang lain atau bahkan ke orang lain.
Kendati lelah, Maghfira mengatakan, perilaku disiplin terhadap protokol kesehatan yang dilakukan masyarakat dapat membuat relawan bersemangat kembali.
Hal itu karena dengan kesadaran dalam menerapkan protokol kesehatan, masyarakat bisa menjaga dirinya sendiri untuk tidak tertular virus Covid-19. Jika disiplin, otomatis jumlah kasus positif Covid-19 akan mengalami penurunan dan itu akan semakin mempercepat pekerjaan Indonesia mengakhiri wabah ini.
"Prinsip kita minimal orang tersebut sayang pada dirinya sendiri, karena kita punya batas, penyakit apa yang bisa hadapi. Cintai dulu dirimu sendiri kalau memang enggan mencintai orang," katanya.
Lebih dari itu, untuk membantu meringankan beban lelah mengatasi situasi pandemi, Relawan Satgas Covid-19 meluncurkan layanan konseling dengan menggandeng 30 relawan psikolog.
"Layanan ini buka dari jam 8 pagi (08.00 WIB) hingga jam 8 malam (20.00 WIB) dan dilakukan via Zoom meeting," katanya.
Satgas Sebut Masyarakat Semakin Lengah dan Abai Protokol Kesehatan
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menjelaskan empat penyebab jumlah kasus positif virus corona di Indonesia terus meningkat. Secara nasional, Wiku menyebut kasus Covid-19 di tanah air naik 8,4 persen per 20 September 2020.
Menurut dia, penyebab pertama dikarenakan masyarakat yang belum disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan. Kondisi ini diperburuk dengan banyaknya masyarakat yang masih sering berkerumun sehingga risiko penularan Covid-19 meningkat.
Kedua, Wiku mengatakan masyarakat semakin lengah dan mengabaikan protokol kesehatan. Padahal, jumlah pasien yang terkonfirmasi positif Covid-19 bertambah banyak setiap harinya.
"Masyarakat seolah tidak memiliki empati meski telah menyaksikan begitu banyak korban yang muncul setiap hari menjadi kasus positif Covid-19," ucap Wiku dalam konferensi pers di Youtube Sekretariat Presiden, Kamis 24 September 2020.
Penyebab ketiga yakni, sebagian besar masyarakat masih takut untuk melakukan testing saat memiliki gejala Covid-19. Hal ini dikarenakan adanya stigma negatif dari masyarakat tentang orang terpapar corona.
Selain itu, masyarakat takut terhadap potensi biaya tinggi dalam perawatan Covid-19. Pemerintah menekankan pentingnya testing untuk mencegah penyebaran virus corona semakin meluas.
"Kami imbau agar masyarakat tidak memandang negatif pada mereka yang positif covid. Karena penyakit ini bukan penyakit yang memalukan. Siapapun yang terkena covid harus kita bantu dan kita sembuhkan," ujar Wiku.
"Tidak usah khawatir terhadap biaya perawatan karena seluruhnya ditanggung pemerintah baik dengan BPJS atau tidak," sambungnya.
Terakhir, Wiku menuturkan adanya tren berita tentang konspirasi anti Covid-19 yang belum tervalidasi kebenarannya dan tidak berbasis pada data ilmiah. Namun, berita tersebut dipercaya oleh masyarakat sehingga mempengaruhi kenaikan kasus Covid-19.
"Kami imbau masyarakat betul-betul bisa bekerja sama dengan pemerintah, karena pemerintah tidak bisa bekerja sendiri. Kita butuh kolaborasi dengan masyarakat untuk tekan angka penularan," jelas Wiku.
Reporter: Athika Rahma
Sumber: Liputan6
(mdk/bim)