Material Banjir Lahar Semeru Tutup Jembatan Limpas, Aktivitas Warga Terganggu
Anak-anak terpaksa digendong warga agar sepatu dan baju mereka tidak basah saat melintasi sungai Regoyo.
Banjir lahar hujan Gunung Semeru di Lumajang, Jawa Timur, yang terjadi pada Kamis (14/11), masih menyisakan sisa material batu dan lumpur di sepanjang aliran sungai. Akibatnya, aktivitas warga dan anak sekolah terganggu.
Anak-anak terpaksa digendong warga agar sepatu dan baju mereka tidak basah saat melintasi sungai Regoyo.
- Sekeluarga Tewas Tertimbun Reruntuhan Rumah Saat Gunung Lewotobi Laki-Laki Meletus
- Karena Bahan Material Ini, Alasan Banyak Bangunan Rusak Akibat Gempa Batang
- Pasutri Tewas Diterjang Banjir Lahar Semeru, Jasadnya Terseret hingga 1 Kilometer
- Relawan Mas Gibran Gelar Lomba Mancing dan Bagi Sembako di Jabar, Yogya dan Jatim
Pasalnya, jembatan limpas penghubung dusun dari Sumberkajar ke Sumberlangsep Desa Jugosari, Kecamatan Candipuro tertutup material batu dan pasir pada Jumat pagi (15/11).
Aliran sungai juga masih cukup deras, sehingga mengakibatkan aktivitas warga dan anak sekolah terganggu. Sejumlah orang tua terpaksa mengantarkan anak-anak mereka agar bisa sampai di sekolah dengan selamat.
Bagi anak-anak yang tidak diantar orang tua, mereka harus digendong oleh warga. Hal ini dilakukan agar baju dan sepatu mereka tidak basah saat tiba di sekolah. Bahkan, seorang ibu nyaris terpeleset saat melintasi aliran lahar.
Menurut warga, jalur ini merupakan satu-satunya akses untuk bisa sampai ke sekolah maupun ke tempat aktivitas mereka. Saat terjadi banjir lahar, praktis aktivitas mereka terganggu.
"Dampak dari banjir ini akses jalan buat menyeberang sulit. Jadi, aktivitas warga jadi terganggu," kata Kepala Dusun Sumberlangsep, Murtopo.
Selain mengganggu aktivitas anak sekolah, sejumlah armada pasir yang hendak ke lokasi tambang juga terganggu karena jalurnya tertutup batu. Sebuah alat berat kemudian dikerahkan untuk membuka akses bagi warga
"Ya ini lagi proses pembersihan jalur dibantu alat berat tambang pasir," ujarnya.
Diketahui, sebelumnya telah terjadi banjir lahar hujan Semeru pada Kamis malam (14/11/2024) usai kawasan hulu sungai diguyur hujan semalaman. Praktis, dampaknya material menumpuk di sekitar aliran sungai di bawah hulu yang mengakibatkan aktivitas warga di lereng terganggu.