Cerita Umam, PNS yang Tak Sanggup Beli Popok Anak Kini Raup Cuan Rp20 Juta Lewat Bertani
Umam tak mau hidup hanya bergantung dari gaji ke gaji.
Menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) tak menjamin sejahtera secara finansial. Demi menyambung hidup tanpa melakukan tindakan koruptif, maka inisiatif sudah menjadi tuntutan. Ini yang dilakukan Umam, seorang PNS Polisi Laut yang merintis usaha perkebunan hingga menjadi pintu rezeki bagi petani sekitar.
Dalam wawancara yang diunggah di akun Youtube Pecah Telur, Umam Kembali mengenang beratnya hidup dari gaji ke gaji Bersama istri dan empat orang anak.
Di tahun 2015, Umam bahkan tak sanggup membelikan popok untuk anak-anaknya. Meskipun harga popok tersebut terjangkau.
"Jadi pegawai negeri itu tanggal 1 gajian, tanggal 20, sudah habis. Tunggu tanggal 1 itu kadang kita sungkan jadi saya sambat sama ibu 'waduh Bu buat beli popok saja enggak bisa nih,' anak saya kan masih kecil-kecil, padahal Pampers yang Rp2000, itu enggak bisa," ujar Umam, dikutip Rabu (15/1).
Umam Bersama sang istri tak ingin menyerah dengan keadaan. Keduanya bekerja keras bangkit dari kondisi ekonomi yang serba pas-pasan. Berjualan jajanan meski keuntungan tak besar, tetap dilakukan Umam Bersama istri. Prinsipnya, menyambung hidup tanpa merugikan orang lain.
Mulai Bertani
Bertani kemudian menjadi anak tangga bagi Umam dan istri menuju kemapanan ekonomi. Umam memulai menanam durian. Namun dalam kurun satu tahun, apa yang diharapkan tak terwujud.
Musim panen yang diharapkan menjadi cuan melimpah, justru menimbulkan kerugian bagi Umam. Kualitas duriannya tidak menutupi biaya perawatan.
"Hingga watu Waktu, saya main ke rumah teman saya kemudian lihat ada greenhouse, awalnya saya tidak tahu apa itu greenhouse" ujarnya.
Setelah mendapatkan penjelasan dari temannya, Umam mulai tertarik menerapkan konep tanam menggunakan greenhouse.
Greenhouse atau juga dikenal dengan rumah kaca, adalah struktur yang dirancang untuk mengatur suhu dan kelembapan lingkungan di dalamnya.
Ada berbagai jenis rumah kaca, tetapi semuanya memiliki area luas yang ditutupi bahan transparan yang memungkinkan sinar matahari masuk dan menghalanginya sebagai panas.
Bahan yang paling umum digunakan di rumah kaca modern untuk dinding dan atap adalah plastik kaku yang terbuat dari polikarbonat, film plastik yang terbuat dari polietilena, atau panel kaca.
Umam kemudian memilih melon sebagai percobaan pertama yang dia tanam di green house.
Hingga akhirnya, apa yang diusahakan Umam Bersama istri selama ini menuai hasil. Panen melon di green house berhasil dengan kualitas premium.
Libatkan Petani Sekitar
Pelan namun pasti, usaha tani Umam yang dirintis Bersama sang istri mulai berkembang bahkan menjadi wisata petik buah di sebuah desa Jawa Tengah.
Cita-cita Umam untuk menjadi pintu rezeki bagi masyarakat sekitar juga terwujud.
"Awalnya saya takut rekrut karyawan, takut enggak bisa bayar. Tapi berkat saya rekrut karyawan itulah yang menjadi pembuka rezeki selanjutnya," kata Umam.
Pertama kali merintis usaha tani menggunakan greenhouse, sedikitnya Umam bisa mengantongi Rp20 juta setiap kali panen. Ini kemudian menjadi magnet bagi para petani sekitar belajar Bersama dari Umam untuk meningkatkan kualitas hasil tanaman mereka sehingga menambah nilai ekonomi.
"Jadi yang saya raih ini berkat konsisten juga, jangan putus asa apapun masalah yang dihadapi," pungkasnya.