Megawati Bicara Status Presiden: Jangan Main-Main Sama Saya, Level Kita Sama Loh
Megawati meminta seseorang yang selevel presiden tidak bermain-main dengannya.
Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri berbicara soal status presiden. Dia mengatakan, sebetulnya tidak ada sebutan mantan bagi seseorang yang pernah menjabat presiden Indonesia.
"Saya baca UUD 1945. Supaya saya nggak kelihatan bodoh. Katanya presiden RI. Lah saya kan pernah presiden, panggil presiden," kata Megawati di Kantor Pusat Partai, di Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta, Kamis (22/8).
- Megawati Bicara Hubungannya dengan Jokowi, Ungkit Sikap Tolak Wacana Presiden 3 Periode
- Megawati Sebut Kecurangan di Pilpres 2024 Nyata: Buktinya Ada Tapi Diumpetin
- Megawati Akui Bicara dengan Presiden Jokowi: Mau Nyari Apa Lagi sih?
- Megawati Singgung MK Barang Bagus Tak Digunakan dengan Baik: Siapa Yang Salah?
Megawati kemudian meminta seseorang yang selevel presiden tidak bermain-main dengannya.
"Jangan main-main sama saya, ya. Levelnya kita sama loh," ujarnya.
Megawati Resah Lihat Kondisi Politik Saat Ini
Megawati mengaku cukup resah dengan kondisi politik yang ada saat ini. Menurutnya, politik saat ini tidak lagi sejalan dengan Ideologi Pancasila dan Undang-Undang RI 1945.
"Politik hari ini terasa begitu menggelisahkan saya ideologi Pancasila dan undang-undang dasar RI seharusnya menjadi landasan terpenting di dalam rangka kehidupan berbangsa dan bernegara. Namun di dalam tatanan yang saya perhatikan dalam praktik wajah kekuasaan kini lebih dominan ditampilkan daripada wataknya yang membangun peradaban," kata Megawati.
Megawati kemudian membandingkan kondisi politik saat ini dengan situasi saat Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) tengah mempersiapkan kemerdekaan Indonesia.
Dirinya membayangkan bagaimana cara para pendahulu bisa berkumpul dengan kondisi yang minim akan alat komunikasi serta transportasi. Hanya saja Megawati berpendapat para pendahulu bisa berkumpul karena adanya rasa ingin sama-sama memerdekakan bangsa.
"Pada waktu itu kalau kesimpulan saya yang belum menjadi kesimpulan utama karena apa krna ini (nunjuk dada) karena pasti semangat untuk merdeka," tutup Megawati.