Melawan 'Stereotipe' Film Indonesia Jebolan Festival
Anggi berharap sinema memberi ruang yang sama dan egaliter pada semua film.
Alur cerita film jebolan festival kerap dinilai sulit dimengerti
Melawan 'Stereotipe' Film Indonesia Jebolan Festival
Festival film seringkali dilihat sebagai sebuah kontradiksi dari apa yang terjadi pada film komersil. Festival film acap kali dianggap sebagai penampung dan penyelamat film-film yang mengusung tema yang berat, ambigu, dengan sinematik hitam-putih.
Stereotip inilah yang masih membelenggu film yang diputar di festival untuk menemukan penontonnya. Tak sedikit akhirnya beredar anggapan bahwa film yang tayang di festival memiliki kesan sulit ditonton dan rumit bagi pencinta film Indonesia.
"Yang cukup mengkhawatirkan itu karena cap (stereotip) yang ditujukan kalau film festival itu biasanya sulit ditonton. Cap-capnya itu sampai ke sinemanya. Film yang sudah travel ke film festival justru masuk ke layar lebih sedikit daripada film yang menggunakan formulasi komersial,"
kata Sutradara Ali Topan, Anggi Noen saat ditemui di Press Conference Visinema, Kamis (7/9)
merdeka.com
Anggi berharap sinema memberi ruang yang sama dan egaliter pada semua film. Terutama saat ada film yang sedang mendominasi pasar, sehingga film yang sebelumnya diputar di festival atau genre lain juga diberi kesempatan yang sama karena film tersebut seringkali kesulitan untuk memikat hati penontonnya.
Bagaimana pun juga, Anggi menegaskan bahwa setiap film harus mempunyai kesempatan yang sama dan egaliter kepada semua film termasuk antara film Indonesia dengan film hollywood.
Kerisauan ini tentunya harus selalu menjadi perhatian bagi sineas film dan para stakeholder agar terus bekerja sama dalam memajukan perfilman Indonesia.
Berbicara film yang tayang di festival, berikut film Indonesia yang sukses menemukan penontonnya dan berjaya :
1. Kucumbu Tubuh Indahku (2018)
2. Yuni (2021)
3. Penyalin Cahaya (2021)
4. Dear To Me (2021)
5. Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas (2021
6. Laut Memanggilku (2021)