Melerai ricuh antar tim futsal, polisi di Balikpapan malah dikeroyok
Dari hasil penyelidikan, kepolisian akhirnya berhasil mengamankan 5 orang terduga pelaku pengeroyokan, yang kini diamankan di Mapolres Balikpapan. Mereka terancam pasal 170 KUHP tentang Pengeroyokan.
Seorang personel Sabhara Polres Balikpapan, Kalimantan Timur, berpangkat Brigadir, menderita lebam di wajah, usai dikeroyok. Padahal, awalnya dia hanya bermaksud melerai ricuh antar pemain futsal. Lima orang terduga pengeroyok, hari ini berhasil diamankan.
Peristiwa itu terjadi pada Minggu (19/11) malam lalu, di arena futsal Balikpapan Sport Center. Saat itu, sedang berlangsung laga futsal. Korban yang sedang lepas dinas, dan berpakaian bebas, juga sedang asyik menonton pertandingan di sana.
Kemudian situasi pertandingan futsal berubah menjadi panas. Kedua tim terlibat ketegangan, hingga akhirnya ricuh. Situasi tersebut membuat personel Sabhara tadi, bermaksud menengahi agar kericuhan tidak berubah jadi baku hantam.
"Anggota ini merasa terpanggil, untuk menengahi dan melerai kericuhan. Meski sedang tidak dinas," kata Paur Subbag Humas Polres Balikpapan Ipda Tri Ekwan DJ saat dikonfirmasi merdeka.com, Rabu (22/11) malam.
Namun maksud baik personel polisi itu, justru mendapatkan respons yang terbalik. Bukannya situasi berhasil diredam, para pemain futsal kedua tim itu, balik mengeroyok korban.
"Anggota Sabhara itu tadi langsung dibawa ke rumah sakit, untuk divisum. Hasilnya, korban mengalami lebam di antaranya di wajah," ujar Tri.
"Ya, karena dikeroyok dan lebam, korban langsung melapor jadi korban pengeroyokan. Laporan itu ditindaklanjuti, dengan melakukan penyelidikan," tambahnya.
Dari hasil penyelidikan, kepolisian akhirnya berhasil mengamankan 5 orang terduga pelaku pengeroyokan, yang kini diamankan di Mapolres Balikpapan. Mereka terancam pasal 170 KUHP tentang Pengeroyokan.
"Informasi hari ini yang terbaru, kasus itu tetap dilanjutkan, setelah ya itu tadi, korban melapor. Jadi ada 5 orang yang diamankan ya," ungkap Tri.
"Dari hasil pemeriksaan terhadap anggota itu, dia memang datang awalnya hanya nonton futsal. Ya itu tadi, karena situasi berubah jadi ricuh, dia merasa terpanggil untuk melerai, meredam situasi. Akhirnya berbalik dikeroyok," demikian Tri.