Melihat Kesiapan Fasilitas Kesehatan Jelang KTT ASEAN di Labuan Bajo
Budi mengatakan, kesiapan layanan kesehatan di RSUD Komodo belum sepenuhnya rampung. Namun, dapat dipastikan untuk kelengkapan fasilitas kesehatannya sudah terpenuhi dan akan selesai sebelum KTT ke-42 dilaksanakan.
Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN ke-42 akan digelar di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT), pada 9 hingga 11 Mei mendatang. Sejumlah pemimpin negara ASEAN dijadwalkan hadir dalam acara tersebut.
Pemerintah telah menyediakan fasilitas kesehatan untuk menyambut KTT ASEAN kali ini. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin telah meninjau kesiapan seluruh fasilitas kesehatan yang ada di Labuan Bajo pada Minggu (30/4).
-
Kapan Adi Suryanto meninggal? Kabar duka datang dari salah satu instansi pemerintah, Lembaga Administrasi Negara (LAN). Kepala LAN, Prof Dr. Adi Suryanto, meninggal dunia di Yogyakarta pada Jumat (15/12).
-
Kapan Gege meninggal? Joe atau Juhana Sutisna dari P Project mengalami duka atas meninggalnya putra kesayangannya, Edge Thariq alias Gege, pada pertengahan Mei 2024.
-
Kenapa KEK Singhasari penting? KEK Singhasari berkonsentrasi pada platform ekonomi digital untuk bersinergi dengan perkembangan antara bisnis pariwisata dan ekonomi digital.
-
Siapa Serda Adhini? Serda Adhini telah menunjukkan keberaniannya dalam menghadapi berbagai tantangan yang dihadapinya. Ia telah menjalani pendidikan khusus pramugari RI 1 di Garuda Indonesia Training Center selama 3 bulan Prestasinya di dunia pertahanan dan keamanan negara telah mendapat banyak pujian dari netizen.
-
Kapan Atang Sendjaja meninggal? Pada 29 Juli di tahun itu menjadi hari duka bagi AURI.
-
Kapan Purnawarman meninggal? Purnawarman meninggal tahun 434 M.
Budi mengatakan, kesiapan layanan kesehatan di RSUD Komodo belum sepenuhnya rampung. Namun, dapat dipastikan untuk kelengkapan fasilitas kesehatannya sudah terpenuhi dan akan selesai sebelum KTT ke-42 dilaksanakan.
“Harapannya (fasilitas kesehatan) bisa selesai dipasang dalam 3-4 hari ke depan dan siap memberikan pelayanan sebelum KTT ke-42 berlangsung," kata Budi dikutip Kamis (4/5).
Dirut RSUD Komodo Maria Yosephina Melinda Gampar menuturkan, kesiapan RSUD Komodo sudah mencapai 90 persen. Saat ini, RSUD Komodo sedang disiapkan untuk memiliki fasilitas pelayanan kesehatan yang berkualitas dan berstandar internasional.
“Kami tengah menyiapkan fasilitas layanan kesehatan di antaranya pelayanan rawat jalan, rawat inap, layanan unit kritikal (ICU, NICU, PICU), layanan gawat darurat, dan ruang operasi. Adapun layanan penunjang berupa Laboratorium, CT-Scan 64 Slice, Cath Lab, Radiologi, serta Apotek,” tutur Maria.
Kondisi RS Siloam
Selain RSUD Komodo, Budi juga meninjau fasilitas dan layanan kesehatan di RS Siloam Labuan Bajo untuk memastikan kelengkapan dan kesiapan layanan kesehatan.
“Saya juga menyempatkan berkunjung ke RS Siloam Labuan Bajo yang sudah lebih dulu berdiri, saya lihat layanan dasar kesehatan dan dokter-dokternya juga sudah ada. Harapannya bisa saling melengkapi ketersediaan layanan kesehatan di Labuan Bajo,” kata Budi.
Budi menyebutkan pembangunan layanan kesehatan di Labuan Bajo bukan hanya untuk menyambut adanya kegiatan KTT ke-42 ASEAN. Melainkan juga memastikan ketersediaan layanan kesehatan di Labuan Bajo terpenuhi terutama layanan kesehatan jantung dan stroke sebagai penyebab kematian tertinggi di Indonesia.
Sebagai salah satu agenda prioritas dalam transformasi layanan kesehatan rujukan yang saat ini tengah dilaksanakan oleh Kemenkes, RSUD Komodo disiapkan untuk memberikan kemudahan akses masyarakat sekaligus layanan kesehatan yang merata khususnya untuk 4 layanan prioritas. Yaitu jantung, stroke, kanker dan ginjal yang menjadi beban pembiayaan kesehatan terbesar.
Kekurangan Dokter Spesialis
Budi juga memastikan kesiapan dokter spesialisnya. Saat ini, ketersediaan dokter spesialis di Labuan Bajo belum terpenuhi. Karena itu, kesiapan alat kesehatan yang canggih harus dibarengi dengan mendatangkan dokter spesialis yang lebih lengkap.
“Untuk sementara ini karena fasilitas alat kesehatan yang berdatangan termasuk canggih, maka butuh lebih banyak dokter spesialis. Saya sudah berkoordinasi dengan Pak Bupati Labuan Bajo untuk dapat mendatangkan Dokter Spesialis dari luar Labuan Bajo, seperti Bali untuk dapat melengkapi kebutuhan layanan dokter spesialis di Labuan Bajo,“ ujar Budi.
Budi juga mengimbau dokter-dokter di NTT untuk dapat memanfaatkan fasilitas beasiswa dokter spesialis yang tengah disediakan oleh Kemenkes. Tujuannya agar jumlah dokter spesialis yang berasal dari Nusa Tenggara Timur semakin banyak.
Selain itu, agar alat kesehatan canggih yang sudah disediakan dapat dimanfaatkan dengan maksimal.
“Ayo dokter-dokter umum di NTT segera manfaatkan kesempatan 2.500 beasiswa dokter spesialis yang sudah disiapkan oleh Kemenkes supaya lebih banyak lagi dokter spesialis orang NTT, jadi bisa memaksimalkan alat kesehatan canggih yang sudah disediakan,” tutup Budi.
(mdk/tin)