Membentengi Penyebaran Virus Corona di Indonesia
Presiden Jokowi mengumumkan dua warga negara Indonesia, ibu dan anak, positif virus corona pada 2 Maret lalu. Sampai hari ini, kedua pasien masih menjalani perawatan di Rumah Sakit Pusat Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso, Jakarta Pusat.
Raut wajah Presiden Joko Widodo terlihat serius. Namun dengan tenang, Jokowi menyampaikan bahwa kepentingan nasional tetap nomor 1 di tengah temuan pertama kasus Virus Corona atau Covid-19.
Ditemani Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto, siang itu Jokowi mengumumkan kasus pertama virus Corona di Tanah Air. Satu orang ibu dan anak putrinya. Kini dirawat intensif di Rumah Sakit Pusat Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso, Jakarta Pusat.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Kapan virus menginfeksi sel inang? Virus dapat bertindak sebagai agen penyakit dan agen pewaris sifat. Dalam kehidupan sehari-hari, virus tidak lagi terdengar asing bagi kita. Bermacam-macam virus dapat menimbulkan berbagai penyakit pada tubuh manusia yang tidak diinginkan. Jika tubuh kita dalam kondisi menurun (lemah), maka kita dapat dengan mudah terserang penyakit atau virus. Virus dapat bertindak sebagai agen penyakit dan agen pewaris sifat. Sebagai agen penyakit, virus memasuki sel dan menyebabkan perubahan-perubahan yang membahayakan bagi sel, yang akhirnya dapat merusak atau bahkan menyebabkan kematian pada sel yang diinfeksinya. Sebagai agen pewaris sifat, virus memasuki sel dan tinggal di dalam sel tersebut secara permanen.
-
Bagaimana virus Covid-19 pertama kali masuk ke Indonesia? Kasus ini terungkap setelah NT melakukan kontak dekat dengan warga negara Jepang yang juga positif Covid-19 saat diperiksa di Malaysia pada malam Valentine, 14 Februari 2020.
-
Bagaimana cara virus menginfeksi sel inang? Virus masuk ke dalam tubuh inang melalui berbagai cara, seperti udara, darah, cairan tubuh, atau kontak langsung dengan benda yang terkontaminasi virus. Virus mencari sel inang yang cocok untuk menginfeksi. Sel inang adalah sel yang memiliki reseptor yang sesuai dengan protein permukaan virus. Virus melekat pada reseptor sel inang dan memasukkan materi genetiknya (DNA atau RNA) ke dalam sel inang. Materi genetik virus dapat berbentuk untai tunggal atau ganda, linear atau sirkuler.
-
Bagaimana cara mencegah Covid Pirola? CDC menyarankan masyarakat untuk melindungi diri dari virus ini karena masih belum jelas tentang seberapa pesat varian ini dapat menyebar. Untuk itu, sebagai tindakan pencegahan masyarakat diminta untuk melakukan hal berikut:• Dapatkan vaksin Covid-19.• Jalani tes Covid.• Cari pengobatan jika Anda mengidap Covid-19 dan berisiko tinggi sakit parah• Jika Anda memilih untuk memakai masker, kenakan masker berkualitas tinggi yang pas di hidung dan mulut.• Tingkatkan ventilasi udara.• Selalu mencuci tangan usai beraktivitas.
-
Apa yang menjadi tanda awal mula pandemi Covid-19 di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
Saat virus yang bermula muncul di Wuhan dinyatakan sebagai wabah di berbagai negara dan belum sampai ke Tanah Air, pemerintah berulang kali menyatakan kesiapan untuk antisipasi. Mulai dari menjaga 135 pintu masuk Indonesia. Baik darat, laut, maupun udara. Thermal Scanner disiapkan untuk memproteksi wilayah Indonesia dari ancaman virus.
Pemerintah juga moratorium impor hewan hidup dari China. Tak cukup sampai situ, pemerintah menutup rapat pintu Indonesia untuk warga negara China. Belakangan, larangan juga berlaku untuk warga negara Iran, Korea Selatan, dan Italia.
Virus Corona menembus benteng yang dibangun pemerintah. Virus itu terdeteksi masuk Indonesia. Meski mengejutkan, tapi semua pihak bekerja cepat melakukan penanganan pasca dua kasus positif Corona ditemukan. Harapannya, Corona tidak tumbuh subur di Tanah Air.
Tidak dipungkiri, respons masyarakat menunjukkan ada kekhawatiran di Tanah Air. Penyebabnya, angka kematian yang cukup tinggi. Data terakhir hingga 3 Maret 2020, ditemukan 86.906 kasus corona di seluruh dunia, dengan angka kematian 2.981. Tapi harapan tetap ada. Tercatat, 41.958 pasien dinyatakan sembuh dari virus Corona.
"Sebagian besar pasien corona yang ada di RRC, Jepang, Iran dan Italia hampir semua pasien pulih kembali. Kita tidak perlu ketakutan tapi harus waspada. Kita menyakini akan ditangani dengan baik," tegas Jokowi.
Pemerintah coba menenangkan keadaan bahwa negara mampu menghadapi Corona. Berpatokan pada penderita di negara lain yang bisa sembuh, Indonesia juga yakin bisa melakukan itu. Benteng negara dari penyebaran virus ini diperkuat.
Juru Bicara Pemerintah terkait penanganan corona, Achmad Yuniarto menjelaskan, sampai saat ini baik warga negara Indonesia maupun warga negara asing masuk ke Indonesia setelah melakukan perjalanan ke negara suspect corona akan dilakukan pemantauan.
"Database ini kita dapatkan dari imigrasi. Tidak semua orang dalam pemantauan diterjemahkan sakit, ini kita pantau. Tracking kita lakukan, ke mana saja dia selama di Indonesia. Ini penting kalau suatu saat dia menjadi sakit, kita melacak dengan cepat," katanya saat berbincang dengan merdeka.com, Kamis (5/3).
Ketika dalam pemantauan orang tersebut mengalami gejala yang mirip dengan suspect Corona, maka tenaga medis wajib melakukan perawatan dan pengawasan secara berkala. Rekam perjalanan dan riwayat pasien ditelusuri mendalam.
"Manakala ternyata dia memiliki riwayat kontak yang kita yakini kontak dengan orang positif, maka kita nyatakan dalam kriteria suspect dan kita harus melakukan konfirmasi virus. Kalau diperiksa hasilnya positif, kita sebut sebagai confirm positif Covid-19. Normalnya seperti itu," jelas Yuniarto.
"Tapi dalam rangka meningkatkan kewaspadaan, standar ini kita majukan di semua pasien dalam pengawasan kita periksa," sambung dia.
Sampai Kamis (5/3), Kementerian Kesehatan (Kemenkes) memantau kondisi 156 orang yang masuk kategori pasien dalam pengawasan (PDP) virus corona atau Covid-19. 156 Pasien tersebut berasal dari 35 Rumah Sakit yang tersebar di 23 provinsi. Pemerintah sudah menerima sampel pasien. Namun perlu diketahui, seseorang dalam status pengawasan tidak diartikan telah terinfeksi corona.
Kesiapan Rumah Sakit Tangani Corona
Sejak kasus corona mewabah di Wuhan, pemerintah sudah menunjuk Rumah Sakit Pusat Infeksi Sulianti Saroso sebagai rujukan. Setelah dua warga negara Indonesia dinyatakan positif Corona, jumlah rumah sakit rujukan ditambah.
Khusus di Jakarta, ada delapan rumah sakit dipersiapkan. Yakni Rumah Sakit Pusat Infeksi Sulianti Saroso, RS Persahabatan, RSPAD Gatot Soebroto, RSUD Pasar Minggu, RS Polri Sukanto, RSUP Fatmawati dan RS TNI AL Mintohardjo. Selain di Jakarta, sejumlah rumah sakit di daerah juga dipersiapkan menangani temuan kasus corona. Pemerintah saat ini sudah menyiapkan 132 rumah sakit yang memiliki fasilitas isolasi untuk penyakit menular.
Tak hanya itu, Pemerintah berencana merenovasi sebuah bangunan untuk dijadikan rumah sakit khusus penyakit menular. Rumah sakit ini berada di Pulau Galang Batam, Kepulauan Riau. Pembangunan rumah sakit ini tak lepas dari wabah virus corona yang berasal dari Wuhan, China. Sehingga, Jokowi ingin ada sebuah rumah sakit khusus menangani penyakit menular dengan fasilitas yang mumpuni.
Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Daeng Faqih berharap proses screening untuk memantau keberadaan virus corona diperluas hingga ke daerah. Tidak cuma alat screening, fasilitas seperti laboratorium, alat periksa hingga pengantaran spesimen-nya.
"Menyiapkan lebih banyak rumah sakit, alat screening-nya itu harus dikasih. Karena kita khawatir ada lagi fenomena gunung es dan fenomena ini terjadi dalam penyakit infeksi. Sehingga kami rekomendasikan pemerintah melakukan screening diperluas. Jadi kita dengan kondisi begini tidak usah memberikan judgement," kata Faqih saat berbincang dengan merdeka.com.
Pemerintah memastikan rumah sakit yang ditunjuk sangat siap menangani kasus corona. Namun demikian kerja sama baik pemerintah pusat, daerah dan pasien tetap jadi yang utama memerangi corona.
Deteksi Corona
Pakar Ikatan Kesehatan Masyarakat Indonesia, Hermawan Saputra, mengakui para orang awan ada kesulitan mendeteksi virus corona. Sebab gejala virus ini mirip dengan influenza, demam dan chikungunya.
"Tapi ini kan disertai juga dengan pilek, ada batuk. Itu yang membedakan. Hampir banyak penyakit infeksi disertai virus gejalanya demam. Nah kalau corona ini dia juga bisa batuk pilek. Sebagian umum ya," katanya saat berbincang dengan merdeka.com, Rabu (4/3).
Namun demikian, jika ketiga gejala itu dirasakan masyarakat, ketenangan tetap menjadi yang utama. Cek terlebih dahulu lingkungan dan kegiatan yang dilakukan. Sehingga tidak buru-buru mendatangi rumah sakit.
"Jangan cepat-cepat seperti itu. Lihat dulu lingkungan sekitar. Dia pilek karena apa sih? Dia pernah ke mana saja sih? Pernah ngapain saja? Jangan-jangan memang flu biasa saja," jelasnya.
Salah satu ciri utama pembeda demam biasa dan terinfeksi virus corona, suhu badan mendadak mencapai 38 derajat celcius. Diikuti gangguan pernapasan akut atau respiratory namanya.
"Nah kalau ditambah tadi ada gejala demam di atas 38 derajat celcius, kemudian batuk pilek, terus ada sesak napas, segera (periksa). Tp kalau kita merasa lingkungan kita tidak ada apa2nya, kemudian tidak ke mana-mana, hanya batuk demam biasa saja, jangan juga panik," katanya.
Hermawan berhadap temuan virus corona di Indonesia menggerakkan para ahli melakukan penelitian untuk mencari antivirus ini. Termasuk bagaimana memproduksinya.
"Tapi menemukan obat itu bukan hal yang gampang dan cepat. Validasi, uji lapangan, kemudian konfirmasi, butuh waktu minimal 2 tahun," jelas Hermawan.
(mdk/lia)