Memukau, Savana Bromo Kembali Menghijau Usai Terbakar Akibat Flare Prewedding
Karhutla yang dipicu penggunaan suar atau flare di Gunung Bromo mencapai Rp8,3 miliar
Pada kasus kebakaran Bukit Teletubbies, satu orang telah ditetapkan sebagai tersangka.
Memukau, Savana Bromo Kembali Menghijau Usai Terbakar Akibat Flare Prewedding
Kawasan savana atau padang rumput di kawasan Gunung Bromo di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS), Jawa Timur, kini kembali memukau. Sebelumnya, perbukitan di sana sempat menghitam gosong setelah terbakar hebat akibat flare yang dinyalakan pasangan foto prewedding.
Kini, Bukit Teletubbies kembali ditumbuhi vegetasi. Rerumputan hijau mulai tumbuh kembali di area lahan terbakar.
Ketua Tim Data Evaluasi Kehumasan Balai Besar TNBTS, Hendra, mengatakan sebagian besar wilayah terdampak kebakaran hutan dan lahan sudah mulai ditumbuhi vegetasi melalui proses suksesi alam.
"Sebagian besar sudah ditumbuhi dengan vegetasi rumput dan pakis yang dominan," kata Hendra. Demikian dikutip dari Antara, Minggu (15/10).
Menurut Hendra, meskipun mayoritas kawasan terdampak kebakaran sudah ditumbuhi vegetasi berupa rumput dan pakis, masih ada beberapa titik yang terlihat hitam bekas sisa kebakaran hutan dan lahan.
Dalam waktu dekar, akan dilakukan penanaman pohon di kawasan tersebut. Saat ini, pihak Balai Besar TNBTS masih menyiapkan sejumlah kelengkapan seperti bibit pohon yang menjadi vegetasi endemik di kawasan itu.
"Hanya pada lokasi tertentu yang memiliki vegetasi campuran seperti pohon cemara dan akasia, masih terlihat sisa kayu hitam bekas kebakaran, seperti di Blok Bantengan. Untuk penanaman kembali, akan dilakukan dalam waktu dekat."
Kata Hendra.
@merdeka.com
Kembalil Ramai Wisatawan
Sementara kondisi kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru kembali didatangi wisatawan setelah sebelumnya sempat ditutup sementara.
"Terkait kunjungan ke kawasan Bromo, sudah mulai banyak. Kurang lebih 80-90 persen dari total kuota (2.700 pengunjung) yang ditetapkan per hari," kata Hendra.
Balai Besar TNBTS mencatat nilai kerugian akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang dipicu penggunaan suar atau flare mencapai Rp8,3 miliar dengan total area terdampak seluas 989 hektare. Akibat kebakaran itu, kawasan tersebut ditutup pada 6-18 September 2023.
Nilai kerugian tersebut mencakup biaya pemadaman darat kurang lebih Rp216 juta dan kerugian akibat hilangnya habitat dengan pendekatan biaya pemulihan ekosistem sebesar Rp3,26 miliar.
Selain itu, kerugian akibat hilangnya jasa rekreasi hingga 14 September 2023, Rp4,87 miliar.