Menag sebut tak semua pesantren mengajarkan radikalisme
Sebelumnya BNPT menyebut ada 19 pondok pesantren di Indonesia terindikasi paham radikal.
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Saud Usman Nasution menyebut, 19 pondok pesantren (ponpes) di Indonesia terindikasi radikalisme. Ke 19 ponpes tersebut tersebar di Lampung, Serang, Jakarta, Ciamis, Cilacap, Magetan, Lamongan, Cilacap, Solo, Nusa Tenggara Timur (NTT), Makassar dan Poso.
Menanggapi temuan BNPT tersebut Menteri Agama, Lukman Hakim Saifudin meminta masyarakat dan semua pihak tidak menggeneralisir.
"Saya ingin mengajak masyarakat dan semua pihak jangan menggeneralisir itu. Jika ada satu, dua ponpes yang mengajarkan paham radikalisme, perlu dipertanyakan apa benar itu ponpes atau hanya sebagai kedok saja," ujar menteri Lukman Hakim, usai memberikan materi Kuliah Umum 'Keselamatan dan Kesejahteraan Jamaah Haji' di Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) Solo, Rabu (3/2).
Lukman mengatakan, pesantren di Indonesia jika benar-benar pesantren, tentu tidak akan mengajarkan ajaran yang bertolak belakang dengan esensi atau substansi Islam sendiri. Islam, kata dia sesuai namanya harus membawa dan menebarkan keselamatan.
"Kalau ada pesantren yang mengajarkan sesuatu yang bertentangan dengan agama Islam, maka harus dipertanyakan, apakah benar itu pesantren. Karena pesantren di Indonesia itu mempunyai ciri khas tersendiri, sejak ratusan tahun lalu. Ada pengasuhnya, ada kurikulumnya yang baku, ada metodenya pengajarannya yang khas," tandasnya.
Namun demikian, jika memang indikasi BNPT itu benar, lanjut dia, pemerintah harus serius menangani hal tersebut. Yaitu dengan melibatkan Kementerian Agama, Kementerian Dalam Negeri, BNPT, MUI dan instansi serta lembaga lainnya di bawah koordinasi Kemenkopolhukam.
Yang jelas, tegas Lukman, hal tersebut tidak bisa digeneralisir, bahwa dalam pesatren seolah-olah diajarkan menebarkan teror di tengah masyarakat, perakitan bom dan sebagainya.
Dia mengaku sudah dan selalu berkoordinasi dengan BNPT dan berbagai pihak untuk mengantisipasi berkembangnya paham radikalisme di tanah air. Apalagi potensi gerakan terorisme di Indonesia dan dunia semakin meningkat.
"Tapi kembali, isu adanya ponpes radikal ini harus dicermati, apa benar itu pesantren atau hanya mengatasnamakan pesantren saja," pungkasnya.
Baca juga:
Menteri Agama: Tak hanya nistakan agama, Gafatar juga lakukan makar!
Diapit Ahok dan Menag, Jokowi resmikan masjid megah Balai Kota
Menag Lukman Hakim pasrah saja jika terkena reshuffle
Gus Dur buat pesantren jadi pendidikan khas Indonesia
Menag dan Menko PMK hadiri deklarasi gerakan Revolusi Mental
Menag ajak rakyat sempurnakan aturan pendirian rumah ibadah
Masalah asap, Menag serukan masyarakat taubat dan kurangi maksiat
-
Kapan Gege meninggal? Joe atau Juhana Sutisna dari P Project mengalami duka atas meninggalnya putra kesayangannya, Edge Thariq alias Gege, pada pertengahan Mei 2024.
-
Bagaimana penanganan kasus pencabulan pengasuh pondok pesantren? Kasus itu telah naik ke tahap penyidikan, sementara korban sedang didampingi pihak pihak P2TP2A untuk menghilangkan trauma
-
Bagaimana Pemkot Medan menangani pengangguran terbuka? "Untuk penurunan tingkat pengangguran terbuka, Pemkot Medan melakukan intervensi melalui upaya-upaya peningkatan keterampilan dan kesempatan dan kesempatan kerja bagi masyarakat melalui program-program pengembangan kapasitas daya saing, program-program pelatihan, peningkatan produktivitas dan penempatan tenaga kerja, serta melalui program pemberdayaan masyarakat di masing-masing kecamatan dan kelurahan,"
-
Kapan Pondok Pesantren Langitan didirikan? Jauh sebelum Indonesia merdeka, yakni pada tahun 1852, Kiai Muhammad Nur mendirikan pondok pesantren di Kecamatan Widang, Kabupaten Tuban.
-
Apa itu "Cembengan"? Tradisi tebu manten atau Cembengan merupakan sebutan yang sering dikatakan oleh masyarakat sekitar Pabrik Gula Madukismo, Bantul, Yogyakarta.
-
Apa yang dilakukan pengasuh pondok pesantren terhadap para santriwati? Dari enam santriwati yang dicabuli, beberapa di antaranya bahkan diminta untuk melayani kebutuhan biologisnya. Pencabulan itu diketahui sudah dilakukan oleh terduga pelaku sejak dua tahun terakhir. Terakhir kali, terduga pelaku mencabuli salah satu santrinya pada 17 Agustus 2023.