Mendag Zulkifli Bertemu Delegasi VinFast, Bahas Peluang Kerja Sama hingga Investasi di Bidang EV
Mendag Zulkifli menyambut baik rencana VinFast untuk mendirikan perusahaan manufaktur kendaraan listrik di Indonesia.
Mendag Zulkifli Bertemu Delegasi VinFast, Bahas Peluang Kerja Sama hingga Investasi di Bidang EV
Adapun pertemuan tersebut diadakan demi bisa membahas peluang kerja sama dan investasi antara Indonesia dan Vietnam di bidang kendaraan listrik. Lewat kerja saja ini, diharapkan industri kendaraan listrik (EV) bisa berkembang ke arah yang baik dan akan mampu meningkatkan ekspor Indonesia.
Di dalam pertemuan tersebut, hadir delegasi VinFast terdiri atas Head of Government Relations Vingroup Ly Nguyen, Head of Capital Investment Vingroup Hai Le, VinFast Market Expansion Director Temmy Wiradjaja, dan VinFast Indonesia Managing Director Huy Tran.
Selain itu, turut hadir pula pada pertemuan yaitu Duta Besar RI Hanoi, Denny Abdi; Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional, Djatmiko Bris Witjaksono, dan Direktur Perdagangan Luar Negeri, Budi Santoso.
- Sosok Mpok Lempeng Malam Hari Dicari-Cari Pak Menteri, Siapa Dia?
- Ogah Investasi Terganggu, Bahlil Minta Kampanye Pilpres Tak Lagi Pakai Istilah Cebong-Kampret
- Menteri Bahlil Protes Kebijakan GMT Berpotensi Ganggu Hilirisasi di Indonesia
- Melantai di Bursa Saham, Perusahaan Ritel Ini Bakal Ekspansi Bisnis
Mendag Sambut Baik Rencana VinFast
Mendag Zulkifli menyambut baik rencana VinFast untuk mendirikan perusahaan manufaktur kendaraan listrik di Indonesia. Menurutnya, ini merupakan langkah tepat karena Indonesia dan Vietnam adalah negara ASEAN dengan perekonomian cukup kuat.
"Sesuai dengan tema dari ASEAN Summit dan Indonesia menjadi tuan rumah tahun ini, ‘ASEAN Matters Epicentrum of Growth’ ini merupakan implementasi dari kerja sama konkret, baik dalam kerangka ASEAN maupun dalam kerangka bilateral antara Indonesia dengan Vietnam," kata Mendag Zulkifli.
merupakan negara penghasil nikel terbesar di dunia. Nikel merupakan salah satu bahan baku mineral untuk baterai kendaraan bermotor listrik (KBL) selain lithium, kobalt, grafit dan mangan.
Pemerintah Indonesia sangat mendukung pengembangan KBL di Indonesia dan telah menetapkan target yang terukur untuk pengembangan, penerapan, dan penggunaan KBL di Indonesia.
"Kemendag telah menetapkan ketentuan impor baterai lithium tidak baru sebagai bahan baku industri. Hal ini bertujuan untuk mendukung dan mendorong pengembangan industri KBL dalam negeri," ujar Mendag Zulkifli Hasan.
Ingin Membuka Peluang Kerja Sama Antara Indonesia-Vietnam
Dalam pertemuan tersebut, VinFast menyatakan keinginannya untuk membuka peluang kerja sama antara Indonesia-Vietnam di bidang kendaraan listrik. Salah satunya, dengan adanya rencana pendirian industri manufaktur mobil dan baterai di Indonesia
"Setelah Vinfast ekspor ke Amerika Serikat dan sudah mulai groundbreaking pabrik di Amerika Serikat untuk pasar Amerika Serikat, mereka mulai melihat ASEAN. Sebagai negara terbesar di ASEAN, Indonesia merupakan tujuan favorit untuk melakukan investasi,"
kata Dubes Denny usai pertemuan.
VinFast, Merek Mobil Vietnam Pertama yang Tembus Pasar Global
VinFast adalah merek mobil Vietnam pertama yang menembus pasar global dan melakukan produksi kendaraan listrik skala besar. Saat awal berdiri, VinFast memproduksi dua mobil yaitu LuxA2.0 dan LUXSA 2.0 yang merupakan mobil dengan mesin pembakaran internal (internal combustión engine/ICE).
Pada akhir 2022, VinFast berfokus pada produksi baterai untuk kendaraan listrik. Pada tahun tersebut, Vinfast menjual hingga 24.00 unit mobil dan 7.400 di antaranya mobil listrik, serta 60.000 skuter listrik.
Ekspor kendaraan listrik Indonesia memiliki peluang yang sangat besar. Terbukti, ekspor yang didominasi HS 87038098 ini terus mengalami tren positif dalam dua tahun terakhir (2021-2023). Pada periode Januari-Juni 2023, ekspor kendaraan listrik Indonesia mencapai USD 3,19 juta dengan.
Sebelumnya, pada 2022, ekspor kendaraan listrik tercatat sebesar USD 417 ribu dan pada 2021 tercatat sebesar USD 65 ribu.Tujuan utama ekspor kendaraan listrik Indonesia yakni Thailand dengan%tase mencapai 81,5% dari total ekspor Indonesia, diikuti Fiji (8,6%), Nepal (3,81%), serta Hong Kong dan Jepang (1,50%).