Menengok Para Penyelamat Telur Penyu Banyuwangi di Masa Pandemi
Komunitas yang bergerak secara swadaya tersebut tetap bekerja menyelamatkan keberlangsungan penyu di tengah wabah Corona (Covid-19), khususnya di sepanjang pantai kawasan kota Banyuwangi.
Organisasi nirlaba yang bergerak dalam konservasi penyu, Banyuwangi Sea Trutle Fondation (BSTF) terus berupaya membantu menyelamatkan proses penyu bertelur, menetas hingga melepasliarkan tukik-tukik ke laut.
Komunitas yang bergerak secara swadaya tersebut tetap bekerja menyelamatkan keberlangsungan penyu di tengah wabah Corona (Covid-19), khususnya di sepanjang pantai kawasan kota Banyuwangi.
-
Apa yang dibangun di Banyuwangi? Pabrik kereta api terbesar se-Asia Tenggara, PT Steadler INKA Indonesia (SII) di Banyuwangi mulai beroperasi.
-
Bagaimana cara Banyuwangi memanfaatkan insentif tersebut? “Sesuai arahan Bapak Wakil Presiden, kami pergunakan insentif ini secara optimal untuk memperkuat program dan strategi penghapusan kemiskinan di daerah. Kami juga akan intensifkan sinergi dan kolaborasi antara pemkab dan dunia usaha. Dana ini juga akan kami optimalkan untuk kegiatan yang manfaatnya langsung diterima oleh masyarakat,” kata Ipuk.
-
Kenapa Banyuwangi mendapatkan insentif lagi? Ini merupakan kali kedua mereka mendapatkan insentif karena dinilai sukses menekan laju inflasi serta mendongkrak kesejahteraan masyarakat.
-
Apa yang diserahkan oleh Presiden Jokowi di Banyuwangi? Total sertifikat tanah yang diserahkan mencapai 10.323 sertipikat dengan jumlah penerima sebanyak 8.633 kepala keluarga (KK).
-
Di mana Bandara Banyuwangi berlokasi? Bandara Banyuwangi menjadi bandara pertama di Indonesia yang berkonsep ramah lingkungan.
-
Apa penghargaan yang diraih Banyuwangi? Diserahkan Presiden RI Joko Widodo kepada Bupati Ipuk Fiestiandani di Istana Negara, Kamis (31/8/2023), Banyuwangi berhasil mempertahankan predikat Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Terbaik 2022 se-Jawa dan Bali.
Pembina BSTF, Wiyanto Haditanojo mengatakan pada Bulan Juni saat ini dia harus siaga setiap malam karena sudah memasuki puncak bertelur penyu. Masa bertelur penyu sendiri setiap tahunnya selalu rutin antara Bulan Maret hingga Juli.
"Bulan Juni saat ini sudah masuk masa puncak, kemarin dapat 8 sarang. Jadi berturut-turut dua hari itu 7-8 sarang. Kalau bertelurnya sudah sejak Maret," kata Wiyanto saat dihubungi, Rabu (10/6).
Hingga saat ini, total sarang penyu yang diselamatkan para nelayan dan masyarakat pesisir kawasan kota Banyuwangi bersama BSTF berjumlah 52 sarang.
"Dan total sampai hari ini ada 52 sarang. Sementara total relawan mencari telur sekarang 50-60. Itu rata rata nelayan dan masyarakat pantai. Misalkan mereka saat menjaring ikan bertemu penyu mau bertelur dia langsung telepon saya," kata pria yang akrab disapa Wiwid ini.
Masa bertelur penyu sendiri berlangsung antara pukul 19.00 WIB sampai 04.00 WIB. Saat bulan purnama, penyu penyu akan semakin banyak bertelur karena kondisi air pasang tinggi.
"Dan lihat cuaca kalau pasang tertinggi pas padang bulan dia (penyu) biasanya datang bertelur. Kenapa pasang tertinggi, karena dia bisa mengukur ke depannya sarangnya aman di saat pasang tertinggi," ujarnya.
Hanya saja, kata Wiwid, jumlah sarang di masa puncak bertelur saat ini cenderung berkurang dibandingkan tahun lalu di tanggal yang sama. Bila saat ini sudah mencapai 52 sarang pada tahun 2019 di tanggal yang sama sudah mencapai 75 sarang.
"Waktu tahun lalu di puncak bertelur (per malam) bisa 10 sarang. Sekarang sudah masuk puncak cuma tahun ini jumlah sarangnya kurang. Sementara tahun 2019 di tanggal yang sama itu sudah 75 sarang," katanya.
Sementara itu total sarang penyu di tahun 2019 sendiri mencapai 130 sarang. Dia berharap hingga Juli 2020 ini jumlah sarang penyu tidak turun drastis, sebab di akhir masa biasanya intensitas penyu bertelur semakin jarang.
"Jadi ada penurunan dibandingkan tahun lalu, semoga nanti di akhir masa tidak jauh beda dengan tahun lalu total ada 130 sarang, itu sampai Juli terakhir. Juli sudah jarang, puncaknya ya Juni ini. Kita lihat nanti kalau Juni ini bisa rutin 4-5 sarang ya bisa ketutup (tidak selisih banyak)," ujarnya.
Wiwid menduga berkurangnya jumlah telur penyu tahun ini disebabkan beberapa faktor mulai dari pencemaran sampah plastik di laut, limbah hingga perubahan ilkim yang mengakibatkan abrasi sebulan terakhir.
"Kondisi tahun ini agak ekstrem, ombaknya besar, jadi banyak pantai yang terkena dampaknya. Penyu otomatis yang mau bertelur berkurang, karena lokasinya tidak cocok untuk dia. Saat menggali kondisinya terlalu basah atau kering dia akan kembali. Karena kalau terlalu basah telur rusak, terlalu kering telur tidak menetas. Jadi mereka punya naluri," ujarnya.
Beruntungnya Banyuwangi masih memiliki garis panjang pantai yang panjang mencapai 175 kilometer. Sehingga masih terdapat titik pantai aman untuk bertelur penyu dari dampak abrasi. BSTF sendiri fokus menyelamatkan sarang penyu di kawasan kota, atau diluar kawasan taman nasional seperti Alas Purwo dan Merubetiri.
"Jadi dia akan pindah tempat mengikuti arus. Di Pulau santen masih aman, masih panjang pantainya, di sana yang banyak. Yang berkurang di Boom, Mirah dan Sobo," katanya.
Faktor pencemaran lingkungan, kata Wiwid diduga terjadi saat BSTF mengetahui ada 3 penyu mati di bulan yang sama pada Maret 2020 di Pulau Santen.
"Faktor lain, ditemukan 3 ekor penyu mati. Maret itu langsung tiga berturutan di Pulau Santen semua. Kita tidak tahu penyebabnya. Mungkin banyak yang mati tidak terdampar, jadi kita tidak tahu. Selain usia, juga bisa karena makan plastik dan polusi," katanya.
Sebagai langkah konservasi agar penyu mau bertelur, BSTF menanam tanaman pandan laut yang bisa mencegah abrasi, menjaga iklim sarang dan menarik minat penyu bertelur. Sejak tahun 2019 sudah ada 700-an pohon yang ditanam BSTF.
"Tahun lalu di Baluran (Taman Nasional) dan tahun ini di pulau Santen. Total sekitar 700-an tanaman. Fungsinya cegah abrasi, kedua aroma bunga pandan laut akan menarik penyu betina untuk datang, dan iklimnya akan terjaga dan rimbun," ujarnya.
Selain menjaga proses bertelurnya penyu dan memindahkan ke penetasan semi alami untuk mendapatkan daya tetas lebih tinggi, setiap tahun BSTF melepasliarkan ribuan tukik ke laut.
Pada tahun 2019 dari total 130 sarang, terdapat 13.052 telur yang ditetaskan dengan tingkat keberhasilan hingga 80 persen. Dari jumlah tersebut, hanya 10 persen yang dilepaskan secara seremonial bersama pelajar, komunitas maupun instansi sebagai edukasi. Sisanya langsung mereka lepas-liarkan.
"Untuk 2019, itu karena pasir saya ganti total setiap musim telur penyu, itu bisa 80 persen ke atas penetasannya berhasil. Bahkan ada yang 100 persen," ujarnya.
Pada tahun 2020 sendiri baru ada 125 tukik yang dilepas-liarkan dan menunggu masa tetas terbaru pada tanggal 18 Juli.
"Kemarin penetasan pertama 125, sudah kita lepas secara bersama masyarakat. Ini kami jalani secara pribadi," ujarnya.
Terdapat 4 jenis penyu yang mendarat ke pantai di wilayah Kabupaten Banyuwangi, antara lain jenis penyu sisik, lekang, belimbing dan hijau. Penyu yang bertelur di kawasan kota Banyuwangi sendiri sejauh ini hanya jenis penyu Lekang.
"4 jenis di Banyuwangi itu dari total ada 7 di dunia, dan 6 di Indonesia.
Dan biarpun 6 jenis, yang dua jenis hanya cari makan saja, tidak bertelur di Indonesia, jadi yang benar benar bertelur di Indonesia yang empat jenis itu," katanya.