Mengenal UKBI agar Bahasa Indonesia diakui martabatnya di dunia internasional
Tiap tahunnya dilakukan pemutakhiran dari berbagai sisi agar UKBI dapat memiliki kualifikasi semakin baik. Pemutakhiran penskoran sebenarnya juga mengiringi pemutakhiran kriteria soal.
Pada Kongres Bahasa Indonesia V Tahun 1988 para ahli bahasa dan pengambil kebijakan sepakat menggelar Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia (UKBI). Amanat kongres tentang diperlukannya bahan ujian bahasa Indonesia yang bersifat nasional menjadi salah satu alasan dicantumkannya UKBI dalam politik bahasa nasional yang diwujudkan dalam bentuk program prioritas oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa.
Kepala Subbidang Pedoman dan Acuan Bidang Pengembangan Pusat Pengembangan dan Pelindungan Badan Bahasa, Kemdikbud, Atikah Sholihah mengatakan, UKBI mulai disusun dan dikembangkan oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (pada saat itu bernama Pusat Bahasa). UKBI telah dikukuhkan oleh Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia dengan Surat Keputusan Mendiknas No 152/U/2003 yang telah diganti dengan Permendikbud Nomor 70 Tahun 2016 tentang Standar Kemahiran Berbahasa Indonesia.
-
Apa saja jenis-jenis kata depan di bahasa Indonesia? Jenis-jenis Kata Depan Berikut beberapa jenis kata depan, antara lain: Kata Depan Dasar Jenis-jenis kata depan yang pertama adalah kata dasar.Jenis kata depan ini tidak memiliki imbuhan, awalan, atau sisipan.
-
Apa yang diterima Pemprov Jateng dari Balai Bahasa? Pada Kamis (10/8), Pemprov Jateng menerima hibah dari Balai Bahasa berupa bangunan gedung permanen dan perangkatnya.
-
Kenapa Jaka merantau? Dengan penuh tekad, Jaka pun memutuskan untuk merantau ke negeri orang untuk mencari nafkah dan mewujudkan semua impian mereka berdua.
-
Apa yang dimaksud dengan "kata depan" dalam bahasa Indonesia? Kata depan adalah jenis kata yang digunakan untuk menghubungkan kata-kata dalam kalimat dan biasanya diletakkan sebelum kata benda, kata sifat, atau kata keterangan. Kata depan menunjukkan hubungan antara objek dengan bagian lain dalam kalimat, seperti lokasi, arah, waktu, atau cara.
-
Kapan Wibowo Wirjodiprodjo meninggal? Di akhir hidupnya, Ari dan Ira Wibowo menceritakan bahwa sang ayah pergi dengan tenang, tanpa rasa sakit, dan dikelilingi oleh keluarga tercinta.
-
Kenapa deskripsi penting? Tujuan dari teks deskripsi adalah untuk memberikan gambaran dan penjelasan kepada pembaca agar mereka memahami objek apa yang sedang dibahas atau dibicarakan dalam sebuah teks.
"Penyusunan soal UKBI merupakan satu rangkaian kegiatan dalam upaya menghasilkan soal UKBI yang standar. Penyusunan dilakukan dengan tahapan inventarisasi bahan uji, penyusunan soal, pembakuan soal melalui sidang pembakuan, validasi empiris, dan sidang validasi. Pada akhirnya setelah melalui pengatakan, soal dimasukkan ke dalam bank soal," ujarnya.
Menurut Atikah, UKBI harus memiliki kualifikasi sebagai tes standar. Hal ini untuk mengantarkan bahasa Indonesia menjadi bahasa modern yang diakui martabatnya dalam dunia internasional. Tes standar adalah setiap tes yang materi, prosedur administrasi, cara penskoran, dan cara interpretasinya telah dibakukan.
Tiap tahunnya dilakukan pemutakhiran dari berbagai sisi agar UKBI dapat memiliki kualifikasi semakin baik. Pemutakhiran penskoran sebenarnya juga mengiringi pemutakhiran kriteria soal. Tidak hanya mengacu pada ranah komunikasi dan dimensi pengetahuan, UKBI juga menetapkan ranah kognitif yang menentukan tingkat kesulitan soal.
Ada tujuh pemeringkatan UKBI termutakhir yang ditetapkan oleh pengembang penggunaannya mulai Tahun 2015 setelah menempuh perjalanan pemeringkatan dalam waktu belasan tahun.
Peringkat pertama, Istimewa. Untuk memperoleh predikat istimewa harus mempunyai skor antara 725-800. Predikat ini menunjukkan bahwa peserta uji memiliki kemahiran yang sempurna dalam berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Indonesia, baik lisan maupun tulis. Dengan kemahiran ini yang bersangkutan tidak memiliki kendala dalam berkomunikasi untuk keperluan personal, sosial, keprofesian, dan keilmiahan.
Peringkat kedua Sangat Unggul dengan nilai skor 641-724. Predikat ini menunjukkan bahwa peserta uji memiliki kemahiran yang sangat tinggi dalam berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Indonesia, baik lisan maupun tulis. Dengan kemahiran ini yang bersangkutan tidak memiliki kendala dalam berkomunikasi untuk keperluan sintas, sosial, dan keprofesian. Untuk kepentingan akademik yang kompleks, yang bersangkutan masih memiliki kendala.
Peringkat tiga, Unggul dengan nilai antara 578—640. Predikat ini menunjukkan bahwa peserta uji memiliki kemahiran yang sangat memadai dalam berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Indonesia, baik lisan maupun tulis. Dengan kemahiran ini, yang bersangkutan tidak memiliki kendala dalam berkomunikasi untuk keperluan sintas dan sosial. Peserta juga tidak terkendala dalam berkomunikasi untuk keperluan keprofesian, baik keprofesian yang sederhana maupun kompleks.
Peringkat empat Madya dengan skor antara 482-577. Predikat ini menunjukkan bahwa peserta uji memiliki kemahiran yang memadai dalam berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Indonesia, baik lisan maupun tulis. Dengan kemahiran ini, yang bersangkutan mampu berkomunikasi untuk keperluan sintas dan kemasyarakatan dengan baik, tetapi masih mengalami kendala dalam hal keprofesian yang kompleks.
Peringkat lima, Semenjana dengan nilai skor antara 405-481. Predikat ini menunjukkan bahwa peserta uji memiliki kemahiran yang cukup memadai dalam berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Indonesia, baik lisan maupun tulis.Dalam berkomunikasi untuk keperluan keilmiahan, yang bersangkutan sangat terkendala. Untuk keperluan keprofesian dan kemasyarakatan yang kompleks, yang bersangkutan masih mengalami kendala, tetapi tidak terkendala untuk keperluan keprofesian dan kemasyarakatan yang tidak kompleks.
Peringkat enam atau marginal dengan nilai skor 326-404. Predikat ini menunjukkan bahwa peserta uji memiliki kemahiran yang tidak memadai dalam berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Indonesia, baik lisan maupun tulis. Dalam berkomunikasi untuk keperluan kemasyarakatan yang sederhana, yang bersangkutan tidak mengalami kendala. Akan tetapi, untuk keperluan kemasyarakatan yang kompleks, yang bersangkutan masih mengalami kendala. Hal ini berarti yang bersangkutan belum siap berkomunikasi untuk keperluan keprofesian, apalagi untuk keperluan keilmiahan.
Peringkat ketujuh atau Terbatas dengan nilai antara 251-325. Predikat ini menunjukkan bahwa peserta uji memiliki kemahiran yang sangat tidak memadai dalam berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Indonesia, baik lisan maupun tulis. Dengan kemahiran ini peserta uji hanya mampu berkomunikasi untuk keperluan sintas. Pada saat yang sama, predikat ini juga menggambarkan potensi yang bersangkutan dalam berkomunikasi masih sangat besar kemungkinannya untuk ditingkatkan.
"Pada akhirnya UKBI dapat menyempurnakan diri dalam wujudnya sebagai tes standar kemahiran berbahasa Indonesia dengan beracuan kriteria. Sebagaimana tes standar lainnya, pertanyaan berapakah skor yang diperoleh peserta uji dalam menjawab sejumlah pertanyaan dapat dijawab dengan dengan sistem penskoran dan jumlah soal yang ada pada saat ini," jelas Atikah Sholihah.
Baca juga:
Bahasa Indonesia jadi mata kuliah pilihan kedua di dua kampus Uzbekistan
Kongres Bahasa Indonesia XI, jayakan bahasa dan sastra
Kontribusi bahasa daerah bagi bahasa Indonesia, bahasa Jawa masuk peringkat pertama
Bahasa daerah dan kebijakan nasional kebahasaan
Gubernur Bali resmikan penggunaan aksara Bali di Bandara Ngurah Rai
Bahasa dan Sastra Indonesia sebagai Identitas Bangsa