Mengintip Dodol joget ala ibu–ibu di Amurang
"Coba lihat biar tua masih berminyak dodol kami," celetuk Maria Sarita salah seorang pengolah dodol dengan genit.
Siapa yang tak kenal dodol? Ya penganan legit ini begitu familiar hampir diseluruh pelosok tanah air. Namun kita akan tergelak menahan tawa saat melihat dari dekat pembuatan dodol ala ibu–ibu dari Kelurahan Ranomea, Amurang, Sulawesi Utara. Ternyata bukan dodolnya yang berjoget, namun ibu–ibu pengolahnya yang 'nakal' bergoyang joget saat proses mengaduk.
Saat ditemui merdeka.com di lokasi Festival Teluk Amurang 2014 Minahasa Selatan, Jumat (11/7), tiga orang ibu–ibu paruh baya sedang asyik goyang pinggul di depan adonan dodol yang sementara dimasak. Tertangkap kamera, bukannya menghentikan aksi, mereka malah tambah semangat dan terlihat riang.
"Ini dodol joget dari Amurang. Coba lihat biar tua masih berminyak dodol kami," celetuk Maria Sarita salah seorang pengolah dodol dengan genit. Celetukannya tersebut langsung disambut tawa ibu–ibu yang lain. Canda tawa mereka menghilangkan kelelahan peserta yang lain.
Dodol buatan mereka di klaim sebagai dodol paling enak yang ada dalam hajatan Pemkab Minahasa Selatan tersebut. Pasalnya, gula yang digunakan adalah gula aren asli daerah ini yang terkenal memiliki rasa manis alami dengan harga yang mahal.
Proses pengolahan salah satu penganan khas Kota Amurang ini memakan waktu selama lebih dari 2 jam. Dengan waktu pengolahan yang lama tersebut diharapkan dodol dapat disimpan lebih lama tanpa takut rusak.
"Kalau belum 2 jam sudah diangkat akan cepat rusak. Kalau diolah selama 2 hingga 3 jam bisa tahan hingga 2 minggu," ujar Lentji Poli dari Kelurahan yang sama.