Menhan minta TNI AU tiru India & Singapura untuk merawat Hercules
Menhan minta TNI AU tiru India & Singapura untuk merawat Hercules. Pihaknya setuju TNI AU melakukan penambahan pesawat angkut Hercules. Tapi penambahan Hercules itu menurutnya tak perlu banyak dan yang penting ada.
TNI AU akan menambah jumlah alutsista. Termasuk di antaranya menggantikan pesawat angkut Hercules dengan tipe yang lebih muda.
Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu mengatakan pihaknya setuju TNI AU melakukan penambahan pesawat angkut Hercules. Tapi penambahan Hercules itu menurutnya tak perlu banyak dan yang penting ada.
-
Apa yang nyaris digunakan oleh TNI AU sebagai pesawat tempur? Jet tempur terbaru itu nyaris memperkuat TNI AU. Batal di saat-saat terakhir.
-
Mengapa TNI AU membutuhkan pesawat nirawak baru? Tonny menyebutkan sejumlah pesawat nirawak yang tengah didatangkan tersebut antara lain drone CH-4, Anka, serta Bayraktar dengan jenis "Medium Altitude Long Endurance" (MALE).
-
Mengapa B-25 Mitchell menjadi pesawat andalan TNI AU? Pesawat itu adalah B-25 Mitchell buatan North American Aviation. B-25 Mitchell Menjadi Pesawat Pengebom Andalan AS dan Sekutu Saat Perang Dunia II Bomber ini dilengkapi 12 senapan mesin berat 12,7 mm dan bisa mengangkut 1,5 ton bom. Terbang jauh untuk menghajar wilayah lawan.
-
Kapan penyerahan pesawat C-130J-30 Super Hercules ke TNI AU? Acara serah terima dihadiri langsung oleh Presiden Jokowi dan Menhan Prabowo Subianto. Momen Menarik Kasad Hormat ke Prabowo
-
Kenapa TNI AU harus menerbangkan pesawat Cureng dengan ketinggian rendah? Kenapa? Sujadarma menilai keputusan pilot untuk terbang rendah sangat berbahaya. Pesawat mudah sekali jadi sasaran tembak dari darat. Sebuah kerugian yang sangat besar jika pesawat tersebut jatuh ditembak pemberontak. TNI saat itu sedang serba kekurangan.
-
Dimana pesawat nirawak baru TNI AU bisa diterbangkan? "Kita bisa menerbangkan dari luar area yang ingin kita pantau misalnya di Papua atau di daerah mana, kita bisa menerbangkan dari luar Papua," kata dia.
"Saya setuju, enggak usah banyak-banyak juga, yang penting ada," kata Ryamizard di Kemenko Polhukam, Jakarta Pusat, Senin (22/1).
Hal itu juga menurutnya berkaca dari dua negara yaitu Singapura dan India. Yang dianggap masih mempunyai Hercules yang lama, tapi bisa melakukan perawatan dan masih layak digunakan.
"Kita liat India, Singapura Herculesnya lama-lama juga, kita saja kurang pemeliharaan," ujarnya.
Selain itu menurutnya, Hercules milik Indonesia meskipun kurang adanya pemeliharaan dan usia dari Hercules sudah terbilang cukup tua, tapi masih enak dan nyaman untuk digunakan pergi jauh jika melihat dari segi mesin yang berbeda jauh dengan mesin pesawat jet.
"Pada sama, ada hal-hal barulah, kenyamanan, yang penting keamanan, yang lama saja aman kok, udah berapa tahun tuh? 50 tahun, enak saja dipakai, karena saya suka pakai itu tuh, mesinnya ada 4, mati satu ada 3 lagi, mati 2 tinggal dua, kalau jet itu mati langsung nyungsep," jelasnya.
Meskipun dirinya setuju jika TNI AU akan melakukan penambahan Hercules, hal itu juga akan dia bicarakan kembali dengan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto.
"Dikit aja, saya bicara dulu dengan Panglima, kita hitung-hitung dulu dengan dana, kita ini kan tentara rakyat, rakyat pikirkan baru kita, jangan pikirkan diri sendiri baru rakyat," tandasnya.
Sebelumnya, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto mengatakan bahwa Alat Utama Sistem Persenjataan (Alutsista) TNI AU masih perlu ditambah. Mulai dari tambahan 12 radar baru hingga penambahan pesawat angkut Hercules.
"Kami merencanakan pesawat Hercules gantikan dengan tipe Hercules sama namun tipe akan kami tingkatkan menjadi tipe J termasuk pesawat angkut ringan dan helikopter," kata Hadi usai acara serah terima jabatan Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Jumat (19/1).
Baca juga:
Panglima TNI pimpin sertijab Kasau Marsekal Yuyu Sutisna
Komisi I tunggu inovasi Kasau baru
Kasau baru diminta atasi kecelakaan pesawat milik TNI AU
Hari ini Presiden Jokowi lantik Marsdya Yuyu Sutisna sebagai Kasau
Jadi Kasau, Marsdya Yuyu Sutisna sebut tanggung jawab semakin tinggi