Menkes Budi Sebut Obat Remdesivir, Actemra, Gammaraas akan Tiba Juli dan Agustus
Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan terdapat tiga jenis obat terapi Covid-19 yang akan didatangkan dari negara lain. Tiga obat tersebut yaitu remdesivir, actemra dan gammaraas.
Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan terdapat tiga jenis obat terapi Covid-19 yang akan didatangkan dari negara lain. Tiga obat tersebut yaitu remdesivir, actemra dan gammaraas.
"Ini adalah obat-obatan yang di seluruh dunia juga sedang short supply karena semua orang sedang membutuhkan obat-obat ini. Saya sampaikan bahwa rencananya remdesivir Juli ini akan datang, kita bisa impor 150.000, dan Agustus kita akan impor 1,2 juta," kata Budi dalam konferensi pers di chanel Youtube Sekretariat Presiden, Senin (26/7).
-
Siapa yang dilibatkan dalam penanganan pandemi Covid-19 dalam disertasi Kombes Pol Dr. Yade Setiawan Ujung? Analisis ini menawarkan wawasan berharga tentang pentingnya kerjasama antar-sektor dan koordinasi yang efektif antara lembaga pemerintah dan non-pemerintah dalam menghadapi krisis kesehatan.
-
Apa yang menjadi tanda awal mula pandemi Covid-19 di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Kapan peningkatan kasus Covid-19 terjadi di Jakarta? Adapun kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Siapa yang memimpin aksi demo petani Kendeng saat pandemi COVID-19? Aksi demo petani Kendeng kembali dilakukan saat pandemi COVID-19. Kala itu mereka menolak aktivitas penambangan yang dianggap berpotensi merusak lingkungan.
-
Apa yang terjadi pada kasus Covid-19 di Jakarta menjelang Nataru? Kasus Covid-19 meningkat di Ibu Kota menjelang Natal 2023 dan Tahun Baru 2024.
Sementara itu, kata Budi, saat ini Indonesia sedang berusaha memproduksi remdesivir di dalam negeri. Dia berharap upaya tersebut dapat dilakukan.
"Ya doakan mudah-mudahan itu bisa segera terjadi," ujar dia.
Kemudian untuk Actemra, ujar dia, pada Juli ini Indonesia akan kedatangan 1.000 vial. Lalu pada Agustus akan mengimpor 138.000 (vial) dari negara-negara yang tidak membahayakan akan impor.
"Kita cari ke seluruh pelosok dunia mengenai Actemra ini," ungkapnya.
Selanjutnya Gammaraas, pemerintah akan impor 26.000 pada Juli dan akan impor lagi 27.000 di Agustus. Dia menjelaskan obat-obatan tersebut akan datang secara bertahap Agustus.
"Kita harapkan sudah lebih baik distribusinya kita bekerjasama dengan GP farmasi, terima kasih dengan teman-teman GP Farmasi mereka juga sudah sadar ini bukan masalah harga lagi, ini adalah masalah distribusinya dan mereka akan membantu kita mendistribusikan ke sekitar 12 ribu Apotek aktif di Indonesia," kata dia.
Sebelumnya, pemerintah terus mengusahakan kebutuhan obat untuk menangani pasien Covid-19. Terdapat tiga obat yang hingga kini stoknya menipis yaitu Remdesivir dari India, Gammaraas, dan Actemra produksi perusahaan farmasi Roche di Swiss.
"Jadi 3 obat impor itu yang sekarang sedang kita terus kejar agar bisa memenuhi kebutuhan di dalam negeri," kata Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Jumat (16/7).
Dia menjelaskan, untuk mengejar kebutuhan obat Remdesivir pihaknya perlu melakukan impor dari India, Pakistan, dan China. Menteri Luar Negeri Retno Marsudi saat ini sudah berusaha agar bisa membuka kembali kran ekspor. Sehingga minggu ini Indonesia akan kedatangan 50 ribu vial untuk mencukupi kebutuhan obat Remdesivir.
"Minggu ini akan datang sekitar 50 ribu vial dan nantinya akan bertahap setiap minggunya," ujarnya
Kementerian Kesehatan juga akan mendatangkan obat Gammaraas dari China sebanyak 30 ribu vial. Tetapi kebutuhan tersebut belum bisa tercukupi, sehingga Kementerian Luar Negeri akan melakukan lobi-lobi dengan China.
"Kita juga mencari obat yang namanya Gammaraas itu merek dagang dari kategori obat yang dikenal dengan grup IV IG ini produksinya ada di Cina, kita juga membutuhkan cukup banyak dan sekarang kita sudah bisa mendatangkan sekitar 30 ribu vial," ungkapnya.
Kemudian untuk Actemra, kata Budi, pemerintah juga sudah melobi CEO Roche. Walaupun kata dia, hingga saat ini kebutuhan global suplai sangat ketat, sehingga dengan stok yang ada saat ini masih jauh dari yang diharapkan.
"Kita mencari beberapa alternatif obat yang mirip dengan produk Actemra ini dari Amerika Serikat karena kebetulan AS pada saat gelombang I dan kedua memiliki stok obat yang cukup banyak. Mudah-mudahan dalam waktu dekat kita bisa membawa ke Indonesia alternatif yang mirip dengan Actemra," tutupnya.
Baca juga:
Penimbun Obat dan Alat Medis di Taman Sari Nekat Ubah Pemadam Api Jadi Tabung Oksigen
Jokowi Perintahkan TNI Bantu Distribusi Obat untuk Pasien Covid-19
KSPI Usul Bantuan Obat untuk Pasien Isoman Dilakukan dengan Skema BPJS Kesehatan
Menkes: Favipiravir Gantikan Oseltamivir Jadi Obat Antivirus
Menkes Harap Azitromisin, Oseltamivir & Favipiravir Ada di Pasaran Pada Awal Agustus