Menkes: Pencegahan Stunting Diawali dari Orang Tua
"Pencegahan stunting diawali dengan pemahaman orang tua dan keluarga akan pentingnya gizi," kata Budi.
Budi Gunadi Sadikin menekankan pentingnya pemahaman orang tua dan keluarga untuk mencegah stunting.
- Cara Mencegah Stunting Sejak Dini, Perbedaan dan Fakta yang Wajib Diketahui
- Tak Hanya Dialami oleh Anak Keluarga Miskin, Ini Penyebab Stunting Juga Bisa Dialami Anak dari Keluarga Kaya
- Tak Hanya Keluarga Miskin, Anak Orang Kaya Juga Bisa Kena Stunting, Begini Penjelasannya
- Tekan Stunting, Dinkes DIY Adakan Gerakan Aksi Bergizi di Sekolah
Menkes: Pencegahan Stunting Diawali dari Orang Tua
Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menekankan pentingnya pemahaman orang tua dan keluarga terkait nutrisi untuk mencegah gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi kronis atau stunting.
"Pencegahan stunting diawali dengan pemahaman orang tua dan keluarga akan pentingnya gizi, sehingga mampu membiasakan anak-anaknya makan bergizi agar bebas stunting," kata Budi saat membuka secara virtual edukasi gizi di Jakarta, Selasa (6/2).
Budi menyampaikan, terdapat empat dari sepuluh anak di Indonesia yang berusia 6 sampai 24 bulan tidak mendapatkan Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MPASI) sesuai kebutuhan nutrisi dan gizi yang seimbang.
Menurut dia, hal ini berpengaruh terhadap meningkatnya risiko stunting pada anak berusia dua tahun.
Untuk itu, edukasi menjadi salah satu kunci untuk menekan risiko stunting bagi anak-anak di Indonesia.
"Edukasi serta pendampingan harus terus diperkuat melalui berbagai kolaborasi multi pihak,"
katanya, dilansir dari Antara.
merdeka.com
Pada kesempatan yang sama, Kepala Biro Perencanaan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Wahidin menyampaikan bahwa pemerintah berupaya untuk menurunkan angka stunting menjadi 14 persen pada tahun 2024.
"Upaya kerja sama ini Pentahelix, tidak hanya dari pemerintah saja. Cita-cita kita bersama angka stunting tidak lebih dari 14 persen tahun ini," katanya.
Dia mengatakan, BKKBN turut berupaya menurunkan angka stunting melalui tiga prioritas, antara lain dimulai dari calon pengantin, pendampingan ibu hamil, dan gizi seimbang pada 1.000 hari pertama kehidupan.
Wahidin menjelaskan, pada tahap awal pra perkawinan, calon pengantin perempuan harus dipastikan betul-betul dalam kondisi sehat secara fisik dan mental.
"Tiga bulan sebelum menikah harus diperiksa dan dipastikan sehat, tidak anemia dan lainnya agar ketika nanti dia melahirkan anak dalam kondisi yang sehat juga," ujarnya.
Kemudian, pendampingan ibu hamil agar mendapatkan asupan gizi yang baik, cukup, dan beragam.
Di sisi lain, orang tua diimbau untuk meningkatkan pengetahuan terkait gizi agar dapat memperoleh makanan cukup gizi dengan harga yang terjangkau.
Selanjutnya, 1.000 hari pertama kehidupan anak-anak merupakan periode emas dalam tumbuh kembang, baik fisik maupun otak.
Pada awal masa kehamilan sampai dengan anak usia dua tahun, orang tua diharapkan untuk memberikan asupan makanan dengan gizi yang seimbang.
"Gizinya itu yang seimbang, makanannya yang beragam. Semua itu harus tepat sasaran dan tidak berlebih, jangan sampai terhindar stunting malah jadi obesitas," kata Wahidin.