IDAI: Pemberian Makan Tak Terkait Stunting, 1.000 Hari Pertama Ibu Hamil Harus Kaya Protein
IDAI menilai upaya pencegahan stunting dengan pemberian makan siang untuk anak tidak efektif.
Selain berfokus pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), Piprim mengatakan pencegahan stunting yang benar juga harus berfokus pada penguatan protein hewani sejak masa kehamilan.
IDAI: Pemberian Makan Tak Terkait Stunting, 1.000 Hari Pertama Ibu Hamil Harus Kaya Protein
Ketua Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dr Piprim Basarah Yanuarso mengatakan upaya pencegahan stunting dengan pemberian makan siang untuk anak tidak efektif.
"Kalau sudah stunting, mesti dibawa ke rumah sakit, diatasi dokter anak, yang penting itu. Mencegah stunting itu saya sepakat semalam dengan pernyataan (yang mengatakan) mulainya itu dari sejak kandungan, lalu mulai dari dia 1.000 hari pertama,"
kata Pimprim dilansi Antara, Senin (5/2).
Selain berfokus pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), Piprim mengatakan pencegahan stunting yang benar juga harus berfokus pada penguatan protein hewani sejak masa kehamilan.
"Dan sebetulnya sejak dia wanita hamil itu, kemudian 1.000 HPK (yang penting). Jadi, fase keemasan itu di 1.000 hari pertama, itu yang harus kaya dengan (protein) hewani, saya kira mungkin itu yang harus disosialisasikan ya," paparnya.
"Pemberian makan anak sekolah ya nanti enggak terkait dengan stunting, tapi untuk yang 1.000 hari pertama, saya kira itu yang sangat penting," tambahnya.
merdeka.com
Untuk memperoleh protein hewani, Piprim menyebutkan susu sapi baik untuk dikonsumsi. Namun, susu bukan menjadi satu-satunya sumber protein hewani, karena protein hewani juga bisa didapatkan melalui ikan, ayam, dan telur.
Pada acara tersebut Capres nomor urut 2 Prabowo Subianto bertanya apakah Capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo setuju mengenai program makan siang gratis guna mencegah stunting.
Ganjar pun meluruskan bahwa stunting hanya bisa dicegah ketika anak dalam kandungan dengan memberi asupan gizi kepada sang ibu hamil.