Menko PMK: Dialog kebangsaan bisa jadi solusi menjaga kerukunan
Menurutnya, dialog sarana efektif untuk menjadi forum mencari solusi dalam upaya membangun kehidupan dan menjaga kerukunan umat beragama.
Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Puan Maharani menilai pentingya keberadaan dialog kebangsaan di tengah masyarakat Indonesia saat ini.
Menurutnya, dialog sarana efektif untuk menjadi forum mencari solusi dalam upaya membangun kehidupan dan menjaga kerukunan umat beragama.
-
Kapan kerangka manusia ditemukan di Bekasi? Dia menjelaskan, kerangka manusia ditemukan di lahan Kosong Grand Wisata, Kampung Bulak Jambu, Tambun Selatan Kabupaten Bekasi pada pukul 17:00 WIB pada Rabu, 4 September 2024.
-
Dimana kerangka manusia ditemukan di Bekasi? Dia menjelaskan, kerangka manusia ditemukan di lahan Kosong Grand Wisata, Kampung Bulak Jambu, Tambun Selatan Kabupaten Bekasi pada pukul 17:00 WIB pada Rabu, 4 September 2024.
-
Kenapa UMKM penting? UMKM tidak hanya menjadi tulang punggung perekonomian di Indonesia, tetapi juga di banyak negara lain karena kemampuannya dalam menciptakan lapangan kerja dan mendorong pertumbuhan ekonomi.
-
Bagaimana MKMK dibentuk? Ketiga orang ini dipilih secara aklamasi oleh seluruh hakim konstitusi.
-
Apa yang diuji coba oleh Pemprov DKI Jakarta? Penjelasan Pemprov DKI Uji Coba TransJakarta Rute Kalideres-Bandara Soekarno Hatta Dikawal Patwal Selama uji coba dengan menggunakan Bus Metro TransJakarta dikawal dengan petugas Patwal hingga ada penutupan sementara di beberapa persimpangan Penjabat Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono bersama jajaran Pemprov DKI Jakarta menjajal langsung TransJakarta menuju Bandara Internasional Soekarno-Hatta yang dimulai dari Terminal Kalideres.
-
Bagaimana Pemprov DKI Jakarta menentukan penerima KJMU yang tidak layak? Pemprov DKI Jakarta melakukan pemadanan data penerima Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul (KJMU).Hasilnya, saat ini total ada sebanyak 771 peserta didik atau mahasiswa yang dianggap tak layak menerima KJMU.
"Kegiatan Dialog Kebangsaan dapat dijadikan sebagai momentum sekaligus forum yang bermanfaat untuk berdialog, bertukar pikiran, dan mencari solusi bagi upaya membangun kehidupan dan kerukunan umat beragama yang lebih baik," ujar Puan dalam forum Dialog Kebangsaan yang digagas oleh Pengurus Wilayah Nahdhatul Ulama Sulawesi Utara di Gedung Graha Gubernuran Bumi Beringin, Manado, Sulawesi Utara, Minggu (12/2).
Dia juga menyampaikan, sejak awal para pendiri bangsa sepakat untuk menetapkan Indonesia sebagai negara Ketuhanan sebagaimana terdapat dalam sila pertama Pancasila.
"Di era globalisasi sekarang ini, pemerintah dan masyarakat hendaknya bersama-sama bergotong royong mengisi ruang-ruang bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dengan pemahaman keagamaan yang tidak sempit, atau menggunakan istilah Bung Karno, tanpa egoisme agama," imbau Menko PMK.
"Saya juga mengajak jajaran pengurus NU dan PWNU di semua daerah dapat bersinergi dengan Kelompok Kerja Revolusi Mental dalam mengupayakan pembentukan karakter bangsa yang merupakan kerja tanpa henti selama Republik ini ada," jelasnya.
Mengutip pidato proklamator Indonesia, Soekarno pada 1 Juni, Puan menegaskan bagaimana intinya toleransi umat beragama dalam beribadah kepada Tuhan-nya sesuai kepercayaan yang dianut.
"Oleh karena itu, Agama dalam Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, merupakan Pembangunan Agama yang diarahkan untuk dapat memberikan kekuatan pendorong kemajuan, memberikan landasan masyarakat yang berakhlak, bermoral, dan ber-etika yang mampu mewujudkan kehidupan masyarakat yang penuh toleransi, tenggang rasa, harmonis, dan ber-Bhineka Tunggal Ika, dalam mencapai kesejahteraan bersama."
"Agama dalam Pembangunan Manusia dan dan Kebudayaan, memberikan landasan etik dan moral dalam membangun Jiwa Gotong Royong untuk menjadikan Indonesia berdaulat, berdikari, dan berkepribadian. Siapapun dan apapun agamanya, kalau untuk kepentingan bangsa dan negara kita harus bersatu," pungkasnya.
Untuk informasi, Dialog Kebangsaan ini mengambil tema “Posisi Agama dalam Pembangunan Manusia dan Kebudayaan” dan dihadiri antara lain Gubernur Sulawesi Utara, Olly Dondokambey, Wakil Gubernur Sulawesi Utara, Steven Kandouw, Ketua PBNU yang diwakili oleh Sekjend PBNU, KH Masduki Baidlowi, Ketua PWNU Sulawesi Utara, Sya’ban Mauludin, Ketua MUI Sulut, Anggota DPR RI asal Sulut, Vanda Sarundajang serta para Anggota DPRD Sulut.
(mdk/hrs)