Menko Airlangga Klaim 10 Tahun Jokowi Turunkan Angka Kemiskinan
Penanganan angka kemiskian di era Jokowi diklaim lebih baik dibandingkan negara lain.
Dalam hasil survei LSI Denny JA menunjukkan dalam satu dekade pemerintahan Presiden Joko Widodo berhasil membawa pertumbuhan ekonomi yang signifikan.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menanggapi hasil survei tersebut dengan menekankan pencapaian ekonomi yang tercatat selama ini.
Dia menuturkan selama 10 tahun terakhir, pertumbuhan ekonomi Indonesia meningkat pesat. Setelah pandemi COVID-19, saat pertumbuhan ekonomi global hanya berada di sekitar 3 persen, Indonesia berhasil menggandakan angka tersebut.
"Ya kalau pemerintah selama 10 tahun, pertumbuhan ekonomi meningkat, pasca covid dunia yang tumbuhnya antara 3 persen, kita double dari pertumbuhan dunia," kata Airlangga kepada media, Jakarta, Rabu (25/9).
Airlangga juga menyoroti keberhasilan Indonesia dalam mengendalikan inflasi, yang dinilai jauh lebih baik dibandingkan negara lain selama krisis.
Tak hanya itu, ia bilang kondisi perdagangan juga menunjukkan tren positif, serta investasi dan penyaluran kredit usaha rakyat terus meningkat, sehingga semua orang bisa melihat kemajuan yang nyata di sektor ekonomi.
"Kemajuan ekonomi plus invstasi plus penyaluran kredit usaha rakyat yang terus meningkat. Sehingga dalam berbagai catatan kemajuan di sektor ekonomi mulai terlihat," paparnya.
Di sisi lain, Airlangga menegaskan kemiskinan di Indonesia mengalami penurunan, baik dalam kategori kemiskinan umum maupun ekstrem.
“Kemiskinan itu turun, baik kemiskinan yang poverty, bahkan yang ekstrem mendekati 0,” ungkapnya.
Untuk prospek ekonomi ke depan, Airlangga mengungkapkan pemerintah akan fokus pada pengembangan kawasan ekonomi khusus.
“Kita liat kemajuan ekonomi china hampir seluruhnya karena kebijakan spesial ekonomi zone. Nah kebijakan spesial ekonomi zone baru didorong oleh Jokowi. sehingga dengan spesial ekonomi zon 5-10 tahun ini dieprkirakan gasnya akan lebih kencang," kata dia.
Tingkat Kemiskinan Selama 10 Tahun Jokowi Menjabat
Di satu sisi, Ekonom Bright Institute Awalil Rizky menilai Presiden Joko Widodo (Jokowi) gagal mengatasi kemiskinan dan kemiskinan ekstrem di Indonesia selama masa kepemimpinannya 10 tahun.
Awalil menjelaskan, tingkat kemiskinan atau persentase penduduk miskin diproyeksikan menurun tiap tahun pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019, yang ditetapkan Jokowi pada awal pemerintahannya.
Ditargetkan akan sebesar 7,5 persen pada 2019. Namun, realisasinya hanya sebesar 9,41 persen.
Kemudian, target tingkat kemiskinan diiturunkan pada periode kedua Jokowi dalam RPJMN 2020-2024. Diproyeksikan sebesar 6,5 persen pada 2024. Hal itu diperburuk oleh terjadinya pandemi covid, maka realisasi hanya sebesar 9,03 persen.
"Target yang ditetapkan tiap tahun melalui Nota Keuangan dan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) pun sering tidak tercapai. Sebagai contoh, Nota Keuangan dan APBN 2024 menargetkan angka sebesar 6,5-7,5 persen, sedangkan realisasinya hanya 9,03 persen," kata Awalil, Selasa (24/9).
Adapun berdasarkan data perkembangan tingkat kemiskinan dari Badan Pusat Statistik menunjukkan tingkat kemiskinan sedikit menurun pada era Jokowi. Namun jauh lebih lambat dibanding era sebelumnya.