Menko PMK Ungkap Rumah Sakit Haji Indonesia di Arab Saudi Cuma Dipakai Musiman, Alat-Alat Pada Rusak
Akibat penggunaannya yang musiman tersebut membuat fasilitas di rumah sakit mengalami kerusakan.
Akibat penggunaannya yang musiman tersebut membuat fasilitas di rumah sakit mengalami kerusakan.
- Menko Muhadjir soal Pelayanan Haji 2024: Jemaah Senang, Makanan Belum Habis Sudah Datang Menu Baru
- Menko PMK Muhadjir: WFH 16-17 April 2024 Hanya untuk ASN
- Menko PMK: Alhamdulillah Mudik Tahun Ini Angka Kecelakaan Turun 53%
- Menko PMK Muhadjir: Pengeras Suara Untuk Kepentingan Ibadah, Jangan Adu Keras
Menko PMK Ungkap Rumah Sakit Haji Indonesia di Arab Saudi Cuma Dipakai Musiman, Alat-Alat Pada Rusak
Menko Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy menyoroti Rumah Sakit (RS) Haji di Indonesia yang hanya digunakan saat musim haji tiba. Akibat penggunaannya yang musiman tersebut membuat fasilitas di rumah sakit mengalami kerusakan.
"Perlu saya sampaikan juga sekarang ini Rumah Sakit Haji di Indonesia itu hanya bisa beroperasi selama haji setelah itu mulai alatnya sampai tempatnya ada sewanya satu tahun penuh dan kalau sudah mau haji itu kita sibuk untuk melakukan perbaikan-perbaikan alat," kata Muhadjir dalam rapat dengan Banggar DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (5/6).
Minta DPR Soroti
Muhadjir meminta persoalan tersebut juga menjadi perhatian para wakil rakyat di Senayan karena setiap musim haji tiba butuh anggaran tambahan untuk memperbaiki peralatan medis tersebut.
Selain itu, Muhadjir juga meminta DPR memberikan perhatian terkait fungsi Rumah Sakit Haji di Arab Saudi tidak hanya untuk jemaah haji, namun disewa untuk digunakan selama satu tahun penuh salah satunya dipakai untuk jemaah umrah.
"Kalau itu bisa direalisasi saya kira akan sangat bagus di samping kita bisa memberikan pelayanan khusus kepada jemaah umrah kita juga tidak mengalami idle capacity dari sewa gedung dan juga peralatan-peralatan yang menurut saya sudah sangat bagus sebetulnya selama ini belum bisa dimaksimalkan," kata Muhadjir.
Tidak hanya itu, menurut Muhadjir, dari pantauannya di lapangan ditemukan bawa sekarang ini Rumah Sakit Haji di Arab Saudi tidak boleh menangani pasien perlu pelayanan tinggi seperti operas.
"Saya kira ini juga perlu digunakan pertimbangan karena jemaah haji kita sering terkendala apalagi ketika di rumah sakit pemerintah Arab Saudi tidak boleh ada pendamping, kalau ada pendamping kadang-kadang kesulitan misalnya pendampingnya yang ditunjuk itu ternyata orang dari misalnya dari Jawa padahal yang didampingkan dari Aceh. Orang Aceh itu hanya bisa baca Aceh tidak bisa bahasa Jawa sehingga pendampingnya percuma saja ya," kata Muhadjir.
Ditangani Rumah Sakit indonesia Kurangi Masalah
"Ini kalau itu bisa ditangani langsung oleh Rumah Sakit Indonesia terutama yang masih misalnya kalau bedah minor misalnya tidak boleh dilakukan saya kiranya akan mengurangi masalah yang ada di tempat haji itu," tambah Muhadjir.