Menko Puan bicara pembangunan negara berkembang di Markas PBB
Kunjungan Menko Puan Maharani ke New York kali ini adalah dalam rangka mendampingi Wapres Jusuf Kalla menghadiri KTT.
Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Puan Maharani, mendapat kesempatan untuk berbicara dalam dialog interaktif di Markas Besar PBB, New York. Dalam pernyataannya, Puan menyoroti pembangunan global, utamanya di negara berkembang.
"Negara-negara berkembang harus bergotong royong dalam upaya pencapaian target-target dalam Agenda 2030 untuk Pembangunan Berkelanjutan," kata Puan di depan peserta Interactive Dialogue on 'Delivering on A Revitalized Global Partnership' di Markas Besar PBB, New York, Sabtu (26/9) waktu setempat atau Minggu (27/9) WIB, seperti siaran pers.
-
Apa yang akan dilakukan oleh Ketua DPR RI Puan Maharani terkait calon Panglima TNI? Nama calon panglima TNI akan diumumkan oleh Ketua DPR RI Puan Maharani. Calon tunggal sesuai amanah UU," imbuhnya.
-
Di mana sentra kerajinan tembaga yang dikunjungi Puan Maharani? Di lereng Gunung Merapi, tepatnya di Desa Tumang, Kecamatan Cepogo, terdapat sebuah sentra kerajinan tembaga dan kuningan.
-
Kapan Purnawarman meninggal? Purnawarman meninggal tahun 434 M.
-
Apa tanggapan Doli Kurnia tentang pertemuan Puan Maharani dan Rosan Roeslani? "Kalau pun misalnya terjadi kan (Puan bertemu Rosan) enggak apa-apa ya bagus-bagus aja, ini di bulan Ramadan makin banyak silaturahmi," kata Doli kepada wartawan di Kompleks Parlemen, Jakarta Pusat, Senin (1/ 4).
-
Kapan Putri Handayani mulai mendaki? Ia sudah dekat dengan dunia mendaki sejak ia berusia 13 tahun atau pada saat menempuh pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP).
-
Kapan Puan Maharani merespons soal kemungkinan bergabungnya kubu Anies-Cak Imin dan Ganjar-Mahfud di putaran kedua? Ketua DPP PDIP Puan Maharani merespons soal kemungkinan kubu nomor urut 1 Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar dengan kubu 3 Ganjar Pranowo dan Mahfud MD akan bergabung jika pilpres terjadi dua putaran.
Puan menyoroti masih tingginya tingkat kemiskinan di dunia meskipun jumlahnya sudah jauh berkurang dibandingkan 15 tahun lalu saat MDGs baru dicanangkan. Upaya pembangunan di negara-negara berkembang dipandang akan semakin berat dengan munculnya tantangan-tantangan baru. Menurutnya, kerja sama internasional dibutuhkan untuk membantu negara-negara berkembang mencapai tujuan pembangunannya.
"Meskipun tanggung jawab utama pembangunan ekonomi dan sosial berada di tangan masing-masing negara, kerja sama internasional diperlukan untuk membantu negara-negara berkembang dengan memperhatikan prinsip keadilan sosial dan kemanusiaan," jelas Menko Puan.
Menko Puan mengatakan bahwa agenda pembangunan global yang baru disahkan ini lebih ambisius dengan cakupan tujuan dan target yang lebih luas. Hal ini dipandang akan membuat tugas pemerintah di negara-negara berkembang menjadi lebih berat.
"Untuk mempercepat upaya pencapaian target dan tujuan pembangunan, negara-negara berkembang perlu memperkuat kerja sama internasional yang berlandaskan azas gotong royong," tegasnya.
Menurut Puan, hal penting lain yang diperlukan negara berkembang adalah pembukaan akses pasar yang luas di samping kesempatan untuk mengembangkan industrinya dan memproduksi barang yang memiliki nilai tambah. Menutup pernyataannya, Menko Puan Maharani menegaskan pentingnya kemitraan antara pemerintah dengan kalangan swasta dan masyarakat sipil yang berperan besar dalam penciptaan lapangan kerja dan pemberdayaan masyarakat.
"Kemitraan tersebut akan memberi dampak positif yang kuat dalam meningkatkan hajat hidup masyarakat yang membutuhkan," ujar Puan.
Kunjungan Menko Puan Maharani ke New York kali ini adalah dalam rangka mendampingi Wapres Jusuf Kalla menghadiri KTT Pengesahan Agenda Pembangunan Pasca-2015 dan Sidang Majelis Umum PBB ke-70.
Baca juga:
Menko Puan sebut pemerintah sedang percepat berantas kemiskinan
Menko Puan sebut 70 persen ekonomi RI dikuasai segelintir orang kaya
Bawa boneka putri, mahasiswa IISIP laporkan Puan Maharani ke MKD
MKD akan datangi Puan dan Tjahjo karena belum juga mundur dari DPR
Dharmawan sebut Mega tak izinkan dirinya gantikan Puan di DPR