Menko Rizal: Cari pulsa telepon lebih mudah ketimbang token
Rizal mengatakan pelajar sekolah yang belajar malam hari susah mencari pulsa token saat listrik padam.
Menteri Koordinator Kemaritiman Rizal Ramli mengatakan, rakyat harus diberikan pilihan untuk memasang sistem pembayaran listrik di rumah dengan menggunakan meteran atau token pulsa. Dia melihat pelajar sekolah yang belajar malam hari susah mencari pulsa token saat listrik padam.
"Rakyat harus punya pilihan jangan memaksakan dong, pengen sistem meteran kasih meteran. Banyak anak-anak jam 8 malam belajar mati lampu enggak ada token susah carinya, lebih baik (mudah) pulsa telepon," kata Rizal sela-sela rapat banggar di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (9/9).
Menurut Rizal, rakyat mempunyai hak untuk memilih sistem token atau meteran listrik. Sebab, rakyat merasa dirugikan dengan sistem token listrik.
"Dirut PLN sudah mengeluarkan pernyataan setuju untuk mengurangi biaya-biaya agar supaya rakyat mendapatkan listrik yang lebih sesuai," kata dia.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya, Rizal Ramli menyentil kebijakan PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) yang menjual listrik dengan voucher atau pulsa token.
Menurut Rizal, kebijakan ini tidak adil karena masyarakat dibebani harga administrasi dalam penggunaannya. Selain itu, PLN juga terkesan memaksa masyarakat untuk beralih menggunakan listrik pulsa.
"Kami minta lakukan kajian. Agar beban masyarakat terbebaskan," kata Rizal di Jakarta, Senin (7/9).
Rizal menjelaskan, untuk pembelian pulsa token Rp 100.000, masyarakat ternyata hanya mendapatkan aliran listrik sebesar Rp 73.000. Untuk itu, pihaknya meminta Direktur Utama PLN Sofyan Basyir segera merevisi aturan tersebut.
Rizal juga meminta PLN segera mengubah kebijakan dengan membebaskan masyarakat untuk memilih listrik secara meteran ataupun pulsa. "Provider pulsa listrik itu setengah mafia," ujarnya.
Baca juga:
Kontroversi pulsa listrik sudah jadi masalah sejak awal diterapkan
Penjelasan ini buktikan Rizal Ramli tak paham pulsa listrik
Bikin investor bingung, Jokowi harus tertibkan Rizal Ramli
Adhie Massardi: Proyek listrik dikapling keluarga penguasa RI!
Revisi 35.000 MW, Rizal Ramli diserang menteri hingga wapres
Danau Toba bakal dibangun laiknya Monaco di Prancis
-
Bagaimana PLN mendukung transisi ke kendaraan listrik? PLN siap mendukung upaya pemerintah dalam mendorong ekosistem kendaraan listrik di Indonesia. Pengguna EV tidak perlu risau, sebab infrastruktur telah dibangun lebih merata. Apalagi Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU), Stasiun Pengisian Listrik Umum (SPLU), dan Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum (SPBKLU) telah siap, mudah dan nyaman digunakan.
-
Apa harapan Ridwan Kamil terkait hasil Pilpres? Saya sebagai ketua TKD Jabar kalau ternyata bisa bagus suara 02 satu putaran, kalau tidak tentu masih ada proses sampai Juni
-
Apa yang menjadi pemicu semangat Jakarta Electric PLN untuk bangkit? Ketertinggalan menjadi sesuatu yang memacu semangat. Hal inilah yang berhasil dibuktikan oleh Jakarta Electric PLN yang berhasil comeback atas Gresik Petrokimia Pupuk Indonesia.
-
Kapan PLN mulai mendukung ekosistem kendaraan listrik? PT PLN (Persero) berkomitmen untuk terus mendukung ekosistem kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) yang berkembang pesat di Indonesia.
-
Mengapa Rizal Ramli dijuluki "Rajawali Ngepret"? Masyarakat Indonesia pasti mengenal Rizal Ramli sebagai Mantan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya. Namun, banyak juga yang mengenal Rizal Ramli sebagai sosok yang kritis terhadap sesuatu yang dianggapnya tidak berpihak pada kepentingan bangsa dan negara, sehingga dia mendapat julukan baru "Rajawali Ngepret".
-
Bagaimana PLN mendukung transisi energi di Indonesia? Dalam 2 tahun terakhir, PLN telah menjalankan berbagai upaya transisi energi. Di antaranya adalah membatalkan rencana pembangunan 13,3 Gigawatt (GW) pembangkit batubara, mengganti 1,1 GW pembangkit batubara dengan EBT, serta menetapkan 51,6% penambahan pembangkit berbasis EBT.