Menko Tedjo akui pertahanan udara RI masih banyak masalah
Selain itu, kedaulatan bukan satu-satunya masalah yang harus dihadapi oleh para generasi bangsa.
Menko Polhukam Tedjo Edhy Purdijatno mengatakan saat ini masih banyak permasalahan pertahanan udara di wilayah Indonesia. Menurut dia, Dalam perkembangan teknologi informasi di dunia, pertimbangan geo politik dan strategi saja tidak cukup.
"Udara memberikan dimensi vital dalam pertahanan negara. Indonesia harus siap menghadapi MEA yang udaranya terbuka," kata Tedjo di Toko Buku Gramedia Matraman saat acara peluncuran buku 'Tanah Air dan Udara ku Indonesia' oleh Marsekal (purn) Chappy Hakim, Jakarta Timur, Rabu (29/7).
Selain itu, kedaulatan bukan satu-satunya masalah yang harus dihadapi oleh para generasi bangsa. Melainkan wilayah udara Indonesia yang masih dikuasai oleh negara lain.
"Saya punya pekerjaan rumah sebagai murid penerbang. Bukan hanya masalah kedaulatan tapi juga keamanan penerbangan sipil kita. Karena negara kita masih dikontrol Singapura hingga 100 mil masuk ke negara kita. Apakah kita sudah sanggup mengontrol udara kita," imbuh Tedjo.
Selain itu, pelanggaran udara yang dilakukan oleh pesawat-pesawat asing juga masih menjadi masalah bagi pemerintah. Tedjo memaparkan pemerintah telah berulang kali mem-force down pesawat negara lain yang masuk ke wilayah udara Indonesia tanpa izin.
Oleh karena itu, Tedjo berharap dengan diluncurkannya buku ini bisa membuat para generasi penerus bangsa memiliki strategi bagaimana cara mempertahankan politik udara Indonesia.
"Buku ini juga diharapkan bisa memberi informasi menarik tentang dirgantara Indonesia dan memberi gagasan untuk masa depan. Buku ini dapat memberi tambahan pengetahuan, dan kepuasan tentang pendidikan," tandasnya.
Selain Tedjo, hadir pula Jenderal (Purn) AM Hendropriyono, Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly, Ketua DPR Setya Novanto, Wakil Ketua DPR Fadli Zon, dan Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Zulkifli Hasan serta Presiden kelima Megawati Soekarnoputri.