Mensos Agus Gumiwang Jelaskan Upaya Kemensos Bantu Korban Tsunami Banten
Menteri Sosial RI Agus Gumiwang Kartasasmita mengungkapkan Kementerian Sosial memiliki Program Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam meliputi tiga tahap yakni Prabencana Saat Bencana dan Paska Bencana.
Kementerian Sosial (Kemensos) terus berupaya untuk meringankan beban korban tsunami yang melanda Banten dan Lampung, Sabtu (22/12) lalu. Menteri Sosial RI Agus Gumiwang Kartasasmita mengungkapkan Kementerian Sosial memiliki Program Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam meliputi tiga tahap yakni Prabencana Saat Bencana dan Paska Bencana.
Pada tahap Prabencana Kementerian Sosial membangun sistem kesiapsiagaan dan mitigasi bencana meliputi penyiapan bufferstock logistik, penyiapan sarana dan prasarana, penyiapan TAGANA, Kampung Siaga Bencana (KSB) dan petugas lainnya.
-
Bagaimana cara BPBD Bantul mengatasi kekurangan EWS Tsunami? “Ke depan akan kita anggarkan lebih banyak lagi. Pengadaan EWS tsunami juga akan kita ajukan ke APBD maupun pusat. Kapan terealisasi tidak tahu yang penting kami mengusulkan dulu,” kata Agus.
-
Apa penyebab tsunami Storegga? Dipicu oleh tanah longsor besar di bawah air di lepas pantai Norwegia, peristiwa ini menyebabkan gelombang raksasa setinggi lebih dari 20 meter (65 kaki) menghantam Kepulauan Shetland, yang terletak di utara daratan Skotlandia.
-
Kapan tsunami Storegga terjadi? Tsunami kolosal yang melanda Eropa utara lebih dari 8.000 tahun yang lalu mungkin telah membinasakan penduduk Zaman Batu di Inggris utara.
-
Kapan Gunung Krakatau meletus dan menyebabkan tsunami dahsyat? Letusan dahsyat Gunung Krakatau terjadi pada 27 Agustus 1883.
-
Di mana tsunami Storegga terjadi? Tsunami kolosal yang melanda Eropa utara lebih dari 8.000 tahun yang lalu mungkin telah membinasakan penduduk Zaman Batu di Inggris utara.
-
Siapa yang bertanggung jawab atas pengadaan EWS Tsunami di Bantul? “Ke depan akan kita anggarkan lebih banyak lagi. Pengadaan EWS tsunami juga akan kita ajukan ke APBD maupun pusat. Kapan terealisasi tidak tahu yang penting kami mengusulkan dulu,” kata Agus.
Pada saat bencana mengaktivasi sistem yang sudah dipersiapkan untuk penanggulangan bencana alam secara terpadu. Sistem yang dimaksud adalah Klaster Nasional yang dikoordinasikan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dimana Kementerian Sosial bertugas dalam Klaster Perlindungan dan Pengungsian dan Klaster Logistik.
"Fokus penanganan adalah evakuasi pengungsi ke tempat aman, serta kelompok rentan yang terdiri atas lansia, anak-anak, penyandang disabilitas, dan kelompok khusus lainnya," kata Agus di Jakarta, Senin (31/12).
Pada saat terjadinya bencana dan pemerintah daerah telah menetapkan status tanggap darurat, Kementerian Sosial mengerahkan seluruh Potensi Penanggulangan Bencana Alam. Yakni pengerahan personil TAGANA dan Sahabat TAGANA, KSB, Kendaraan Siaga Bencana, barang persediaan, alat evakuasi, alat dan sistem komunikasi, dan kerja sama lembaga pemerintah dengan NGO.
"Barang persediaan terdiri dari makanan, sandang, kebutuhan keluarga dan anak, kebutuhan khusus untuk penyandang disabilitas. Ini adalah kebutuhan mendesak yang diperlukan warga terdampak bencana," tutur dia.
Selain pemenuhan kebutuan makanan, perlindungan sosial korban bencana alam juga memprioritaskan tersedianya alat evakuasi terdiri dari tenda pengungsi, tenda dapur umum, tenda keluarga di lokasi pengungsian. Kemensos, lanjutnya, juga memiliki alat evakuasi berupa perahu karet, perahu seafrog polytheline, perahu doplhin, kapal cepat evakuasi dan logistik yang siap digunakan bila diperlukan.
"Kendaraan Siaga Bencana juga wajib siap 24 jam sewaktu-waktu diperlukan. Misalnya Mobil Dapur Umum Lapangan, Mobil Rescue Tactical Unit (RTU), Truck Bak Kayu. Mobil Tangki Air, Motor Trail," terangnya.
Seluruh barang persediaan dan alat evakuasi disimpan di gudang logistik terdiri dari satu Gudang Pusat, dua Gudang Regional, 34 lokasi Gudang Provinsi, dan 514 lokasi gudang kabupaten dan kota. Gudang Pusat berada di Bekasi, Jawa Barat dan dua Gudang Regional terdiri dari Gudang Regional Timur di Makassar dan Gudang Regional Barat di Palembang.
Selanjutnya, untuk mempercepat penanganan korban bencana alam, Kementerian Sosial bekerja sama dengan kementerian dan lembaga terkait, 4 lembaga PBB, 12 NGO Internasional dan lebih dari 100 NGO, serta peran dunia usaha melalui CSR mereka.
"Terakhir atau tahap ketiga, setelah masa tanggap darurat bencana selesai adalah melakukan pemulihan dan penguatan korban. Meliputi pemberian Bantuan Pemulihan Sosial terdiri dari Jaminan Hidup, BBR, santunan dan isi hunian tetap, serta yang sangat penting adalah Layanan Dukungan Psikososial (LDP). Layanan LDP ini bahkan telah kami mulai sehari setelah bencana terjadi untuk memberikan kekuatan dan pendampingan kepada warga terdampak bencana," terang Agus yang bertanggung jawab pada Kemenko PMK.
Direktur Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial Harry Hikmat menjelaskan tiga langkah yang dilakukan pada masa tanggap darurat bencana adalah Pengerahan Tim Penanganan Terpadu, pemenuhan kebutuhan tempat tinggal sementara dan perlengkapan, dan pemberian santunan ahli waris.
"Tim Penanganan Terpadu bertugas melakukan proses pendampingan dan verifikasi data korban, pengerahan personel TAGANA dan relawan lain dari kabupaten dan provinsi lain untuk membantu TAGANA lokal yang telah beraktivitas lebih awal, dan mengaktivasi klaster nasional bidang pengungsian dan perlindungan," kata Dirjen.
Total TAGANA yang bertugas di lokasi terdampak tsunami adalah 744 personel. Rinciannya, sebanyak 552 personel dikerahkan untuk wilayah Banten terdiri dari TAGANA Kota Serang, Kota Cilegon, Pandeglang, Kota Tangerang, Kabupaten Serang, Kabupaten Tangerang, Kabupaten Lebak, Kota Tangerang Selatan.
Sedangkan sebanyak 165 personel dikerahkan untuk beroperasi di wilayah Provinsi Lampung yakni TAGANA dari Lampung Selatan, Tanggamus, Kota Lampung, Bengkulu, dan Sumatera Selatan. Kendaraan siaga bencana yang diterjunkan sebanyak 21 RTU, 8 mobil dapur umum, dan 3 truk.
Kemudian pemenuhan kebutuhan tempat tinggal sementara dan perlengkapan, pemerintah mendistribusikan Tenda Serba Guna Keluarga & Tenda Gulung sebanyak 332 unit, Velbed, Selimut dan Kasur Busa sebanyak 1.600 Unit, Pembagian perlengkapan keluarga & anak-anak sebanyak 400 paket.
"Untuk Pemberian santunan ahli waris telah diberikan kepada ahli waris korban meninggal sebanyak 5 jiwa di Banten dan 4 jiwa di Lampung. Selebihnya masih proses pendataan dan verifikasi untuk disalurkan kepada ahli waris korban meninggal," kata Harry.
Baca juga:
Warga Carita Merayakan Malam Pergantian Tahun di Tempat Pengungsian
Usai Diterjang Tsunami, Pantai Wilayah Banten Diprediksi Sepi Saat Pergantian Tahun
Pemprov Lampung Akan Biayai Pendidikan Anak Korban Tsunami
Berharap Temukan Korban Hilang, Masa Tanggap Darurat Tsunami Banten Diperpanjang
Mendorong Peran Pemuda Indonesia Tanggap Bencana Alam