Mensos Risma Kenang Penanganan Covid-19 di Surabaya Seperti Perang
Risma mengaku dirinya agak "ndableg" (bandel dalam bahasa Jawa) saat menangani COVID-10 di Surabaya. Saat banyak yang memintanya beristirahat, dia tetap keluyuran.
Menteri Sosial Tri Rismaharini mengenang penanganan awal masa pandemi COVID-19 saat dirinya menjadi Wali Kota Surabaya, Jawa Timur sebagai "perang".
Risma memberikan paparan dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Penaggulangan Bencana Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) di Graha BNPB Jakarta dilansir Antara, Selasa (9/3).
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Apa itu virus? Virus adalah mikroorganisme yang sangat kecil dan tidak memiliki sel. Virus merupakan parasit intraseluler obligat yang hanya dapat hidup dan berkembang biak di dalam sel organisme biologis.
-
Kenapa Covid Pirola mendapat perhatian khusus? Namun, para pemerhati kesehatan dan ahli virus memberi perhatian lebih terhadap subvarian ini lantaran kemampuan Pirola dalam melakukan breakthrough infections lebih tinggi dibandingkan varian lainnya. Ketika sebuah varian atau subvarian virus COVID memiliki kemampuan breakthrough infections yang tinggi maka akan menyebabkan kasus re-infeksi semakin tinggi.
-
Kenapa usaha risoles Mistiyati mengalami penurunan saat pandemi? "Saya dulunya tujuh tahun jadi pedagang risoles keliling pakai motor sambil anter anak sekolah. Trus pas pandemi, penjualan saya turun jauh, karena konsumen pada takut beli,” ujarnya seperti dilansir dari tangerangkota.go.id.
-
Mengapa Cromboloni viral? Jajanan yang tengah naik daun ini berasal dari gabungan dua kata, yaitu "Croisant" dan "Bomboloni".
-
Siapa Rizma? Seorang guru SD Negeri 2 Karangmangu, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah bernama Rizma Uldiandari sempat viral pada 2016 lalu.
Risma mengenang dirinya sering naik sepeda motor blusukan dari kampung ke kampung untuk sosialisasi protokol kesehatan, lalu mengejar warganya yang tidak memakai masker di luar rumah.
"Saya ditanyain sama Pak Menkesnya, dulu kan tentara,' Bu Risma ada apa ini kok kayak perang?'" ujar Risma.
"Lho iya ini perang Pak. Saya perang melawan COVID-19," sambung Risma.
Risma mengaku dirinya agak "ndableg" (bandel dalam bahasa Jawa) saat menangani COVID-10 di Surabaya. Saat banyak yang memintanya beristirahat, dia tetap keluyuran.
Hal tersebut dia lakukan, lantaran Surabaya Raya pada saat itu pernah masuk dalam zona merah COVID-19. Risma disiplin memproteksi dirinya dengan terus mengenakan sarung tangan, kaus kaki tinggi, hingga mandi 3-4 kali sehari.
Selain itu, dia turun langsung menaiki motor untuk mengingatkan warganya akan pentingnya protokol kesehatan.
"Naik motor saya bagi masker ke kampung-kampung, kemudian saya 'halo halo.' Saya marah betul kalau nggak ada yang pakai masker, saya kejar dia," ujar dia.
Pun saat banyak pejabat berkantor di dalam ruangan atau rumah saat pandemi, Risma memilih berkantor dari tenda yang didirikan dekat Balai Kota Surabaya sejak jam 05.00 WIB.
Di sana, dia mengadakan rapat dengan lurah dan camat tentang akses keluar masuk warga jika ditemukan ada yang terjangkit COVID-19.
"Misalnya yang sakit banyak, kawasan itu harus ditutup, enggak boleh keluar. Kita kasih makan semua dan kita suplai. Alhamdulillah itu turun drastis pada saat itu, betapa sulitnya kami saat tidak punya peralatan," ujar dia.
Baca juga:
Mensos Risma: Saya Paling Keras Menangani Pandemi Covid-19
Lelang Barang Hadiah Capai Rp3,5 Miliar, Mensos Risma Serahkan ke Lansia dan PPKS
Risma Sebut Karang Taruna Berperan Aktif Tanggulangi Permasalahan Sosial
Mensos Risma Sebut Santunan Keluarga Korban Covid-19 Dihentikan karena Dana Terbatas
Maksimalkan Penanganan Bencana, Mensos Minta Pemda Tiadakan Pengadaan Gedung