Mentan SYL Teken Perjanjian Kerja Sama Pertanian dengan RRT dan Korsel
Melalui payung kerja sama MoU tersebut, Korea berkomitmen untuk melakukan investasi industri persusuan di Indonesia.
Indonesia mengundang pelaku usaha RRT untuk berinvestasi di Indonesia
Mentan SYL Teken Perjanjian Kerja Sama Pertanian dengan RRT dan Korsel
Di sela-sela KTT ASEAN ke-43, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menandatangani perjanjian kerjasama pertanian dengan Korea Selatan (Korsel) dan Republik Rakyat Tiongkok (RRT), secara terpisah, di Istana Negara, Jakarta pada Jumat (8/9/2023).
Di hadapan Presiden RI Joko Widodo dan Perdana Menteri (PM) Republik Rakyat Tiongkok (RRT) Li Qiang, SYL bersama Menteri Pertanian dan Perdesaan RRT Tang Renjian menandatangani MoU on Agricultural Cooperation. Perjanjian ini memiliki sejumlah mandat, yaitu penguatan people to people exchange, fasilitasi akses pasar komoditas pertanian kedua negara, pengembangan kapasitas sumber daya manusia (SDM), inovasi dan teknologi informasi bidang pertanian, dan investasi sektor pertanian dari RRT ke Indonesia.
- Pemenang Pilpres jadi Penentu Banjirnya Investasi Asing Masuk ke Indonesia
- Menteri Bahlil Minta Negara ASEAN Sepakati Formula Pengembangan Ekosistem Industri Kendaraan Listrik
- Menteri Bahlil Protes Kebijakan GMT Berpotensi Ganggu Hilirisasi di Indonesia
- Menkop Teten: Kasihan, Masih Banyak UMKM Kita yang Kerja Serba Sendiri
Melalui payung kerja sama MoU tersebut, Indonesia mengundang pelaku usaha RRT untuk berinvestasi di Indonesia, khususnya pengembangan hortikultura yang terintegrasi di Indonesia.
"Perlu digagas kerja sama dalam bentuk transfer teknologi pengembangan komoditas hortikultura Indonesia-RRT, yang mencakup seluruh aspek pada rantai pasar produk hortikultura mulai dari hulu hingga hilir," ungkap SYL pada keterangan pers.
Peluang lain yang juga sedang dikembangkan adalah tentang pengembagan SDM pertanian. Kementerian Pertanian (Kementan) RI memiliki beberapa sekolah vokasi seperti Polbangtan dan PEPI yang siap berkolaborasi dengan universitas bidang pertanian di RRT.
"Kami mengusulkan kerja sama 'sister university' untuk pengembangan kapasitas SDM pertanian," terang SYL.
Sementara itu, perjanjian kerja sama dengan Korsel sudah lebih spesifik. Kali ini, kedua negara sepakat untuk membentuk perjanjian kerja sama pengembangan alat dan mekanisasi pertanian (Technical Partnership Arrangement on agricultural mechanization and infrastructure). Perjanjian ini merupakan tindak lanjut dari MoU yang sudah ada.
Sebelumnya, pada 16 Mei 2023 lalu, SYL bersama Menteri Pertanian, Pangan, dan Perdesaan Republik Korea Chung Hwang-keun telah menandatangani Memorandum of Understanding on Agricultural Cooperation.
"MoU on Agricultural Cooperation antara Indonesia dan Korsel mencakup area kerjasama bidang pertanian pintar (smart farming), fasilitasi akses pasar komoditas pertanian kedua negara, pengembangan kapasitas sumberdaya manusia, dan investasi sektor pertanian dari Korea ke Indonesia," jelas SYL.
Melalui payung kerja sama MoU tersebut, Korea berkomitmen untuk melakukan investasi industri persusuan di Indonesia, baik melalui skema joint venture atau investasi langsung perusahaan dairy Korea di Indonesia.
"Investasi industri persusuan di Indonesia akan menjadi penopang pemenuhan kebutuhan susu nasional yang mencapai 4,4 juta ton per tahun. Saat ini produksi domestik hanya mampu memenuhi sekitar 23% dari total kebutuhan konsumsi," sebutnya.
Penandatanganan perjanjian kerjasama pertanian dengan RRT dan Korsel merupakan bagian dari pertemuan Presiden RI dengan kedua negara tersebut. Selain Menteri Pertanian, turut hadir dalam pertemuan antara lain Menteri Luar Negeri, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, serta Bidang Kemaritiman dan Investasi.