Menteri Nadiem: Saya Sangat Tertarik dengan Filsafat Marhaenisme
Nadiem menambahkan, filsafat itu pulalah yang mendorongnya untuk mendirikan Gojek Indonesia serta menjadi menteri dalam Pemerintahan Joko Widodo atau Jokowi. Menjabat sebagai menteri, bagi Nadiem bentuk pengabdian untuk memerdekakan seluruh masyarakat.
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Makarim, mengaku sangat tertarik dengan aliran pemikiran Marhaenisme yang kerap disematkan dengan Soekarno. Menurutnya, Marhaenisme berfokus pada upaya-upaya untuk memerdekakan rakyat kecil dari beragam belenggu.
"Saya sangat tertarik dengan filsafat Marhaenisme yang mengenai rakyat kecil dan potensi dari rakyat kecil pada saat kita memerdekakan mereka," ujar Nadiem dalam sebuah acara pada Selasa (29/6).
-
Kapan Nadia resmi dipersunting kekasihnya? Nadia Soekarno baru saja resmi dipersunting kekasihnya Kama Sukarno pada 27 Januari 2024.
-
Kapan Wibowo Wirjodiprodjo meninggal? Di akhir hidupnya, Ari dan Ira Wibowo menceritakan bahwa sang ayah pergi dengan tenang, tanpa rasa sakit, dan dikelilingi oleh keluarga tercinta.
-
Siapa yang menulis kalimat di dinding makam itu? Kalimat itu diyakini ditulis seorang peziarah di Beit She’arim yang memohon pelimpahan berkah dan kebahagiaan bagi para peziarah yang telah mencapai situs pemakaman.
-
Siapa yang dikubur di makam tersebut? Makam ini menyimpan kerangka empat anggota keluarga kaya 'tuan tanah' yang dikremasi dan dikubur bersama dengan lima kereta kencana dan lima kuda.
-
Siapa yang ditemukan di dalam makam tersebut? Pada 1934, pekerja di Jerman menemukan kuburan seorang perempuan yang ditempatkan dalam posisi duduk dengan bayi di antara kakinya. Karena banyaknya barang kuburan di sekitar pasangan ini, para arkeolog menyimpulkan bahwa dia mungkin seorang dukun yang meninggal sekitar 9.000 tahun yang lalu, pada periode Mesolitikum.
-
Kenapa Fajar Nugroho meninggal? Saat berada di dalam kolam, Fajar mengalami masalah pada kakinya. Ia mengaku kram sehingga kesulitan untuk kembali ke permukaan. Padahal, Fajar sedang terkena setrum listrik dari dalam kolam. Teman-temannya pun berinisiatif untuk menolong Fajar.
Nadiem menambahkan, filsafat itu pulalah yang mendorongnya untuk mendirikan Gojek Indonesia serta menjadi menteri dalam Pemerintahan Joko Widodo atau Jokowi. Menjabat sebagai menteri, bagi Nadiem bentuk pengabdian untuk memerdekakan seluruh masyarakat.
Ia memandang saat ini instrumen kemerdekaan bukan lagi soal kemerdekaan fisik. Namun juga soal kemerdekaan ekonomi dan merdeka dari keterbatasan.
"Saya setiap hari sebelum memulai Gojek itu, setiap kali mengambil ojek, saya berbincang-bincang dan nongkrong sama pangkalan ojek setiap hari, dan baru dengan diskusi itulah saya menemukan pada saat kita dekat seperti halnya dengan rakyat. Baru kita menyadari potensi rakyat itu seperti apa," ucap dia.
Saat mendirikan Gojek Indonesia, Nadiem banyak mendapat masukan dari sejumlah orang yang menyebut para ojek itu tidak profesional dan tak bisa dipercaya. Namun pernyataan itu terbantahkan kala dirinya bersentuhan langsung dengan para tukang ojek pangkalan. Justru, kata Nadiem, dia melihat jiwa keprofesionalan para tukang ojek.
"Semuanya itu mencerminkan suatu profesionalisme, suatu motivasi, dan kemauan kerja keras yang luar biasa, dan itu yang menjadi rahasia saya, kenapa saya tiga tahun mau terus, gak ada yang mau danain (Gojek). Saya danain sendiri, sampai saya pun hampir bokek sendiri untuk percaya bahwa dengan adanya dukungan instrumen generasi kami adalah teknologi," ujarnya.
Akrab dengan Perjuangan
Menurut Nadiem dirinya cukup familier dengan semangat perjuangan. Bagaimana tidak ia mengaku kerap dicekoki semangat itu dari leluhurnya.
"Perjuangan itu adalah suatu hal yang memang dari kecil, kakek saya dan nenek saya berjuang dalam kemerdekaan Indonesia. Juga kenal baik Bung Karno dan Bung Hatta dan orang tua saya adalah aktivis di bidang hukum, di bidang antikorupsi dan di jurnalisme dan demokrasi," jelasnya.
Bahkan saat pertama kali dirinya masuk ke sektor swasta. Nadiem mengaku diancam oleh ayahnya bahwa ia tak banggan dengan jalan yang dipilih anaknya itu.
"Orang tua saya selalu menyebut bahwa 'saya nggak akan bangga sama kamu Nadiem, kalau kamu hanya mencari duit saja'. Itu tidak masuk kriteria kesuksesan di dalam sistem penilaian keluarga saya. Kakek saya, waktu almarhum selalu bercerita mengenai Bung Karno. Bercerita mengenai Konferensi Asia-Afrika, bercerita mengenai proklamasi kemerdekaan," katanya.
Semua cerita-cerita itulah yang menurut Nadiem benar-benar sudah masuk dan mendarah-daging di kehidupan orang tua. Hal itu juga secara tidak langsung juga amat mempengaruhi hidupnya.
"Dan itu menjadi landasan dari berbagai macam jenis keputusan saya itu di dalam hidup ini," pungkasnya.
Reporter: Yopi Makdori
Sumber: Liputan6.com
Baca juga:
Nadiem Ungkap Bung Karno Inspirasi Rumuskan Profil Pelajar Pancasila
Dampak Pandemi, Nadiem Sebut Anak Kian Rentan terhadap Perundungan di Dunia Maya
Nadiem: Merdeka Belajar Dirancang Berdasarkan Kebutuhan Anak Sebagai Pelajar
Nadiem Sebut Sekolah yang Gurunya Belum Divaksin Tetap Boleh Gelar PTM Terbatas
Nadiem: Hanya Ada Satu Kondisi Sekolah Tak Boleh PTM Terbatas
Mendikbud Sebut Mayoritas Sekolah Belum PTM Terbatas Karena Tak Diizinkan Pemda