Menuju Puncak Haji, Tim Kesehatan Madinah Akan Diperbantukan di Masjidil Haram
Pihaknya telah menyiapkan langkah-langkah preventif dengan imbauan agar jemaah dapat selalu berhati-hati.
Risiko yang terjadi untuk penanganan krisis di Mekkah jauh lebih besar
Menuju Puncak Haji, Tim Kesehatan Madinah Akan Diperbantukan di Masjidil Haram
Tim Penanganan Krisis dan Pertolongan Pertama pada Jemaah Haji (PKP3JH) Daerah Kerja (Daker) Madinah terus mematangkan mitigasi layanan jelang operasional haji di Mekkah.
Nantinya para petugas akan disebar ke beberapa titik di Masjidil Haram untuk siaga memberikan pertolongan kepada jemaah haji.
“Kami ada di pos-pos yang kami sebar di sekitaran Masjidil Haram. Apabila terjadi kejadian-kejadian, kami segera mendatangi dan menolong para jemaah tersebut,” ujar Kepala Seksi Lansia, Disabilitas, dan PKP3JH Daker Madinah, dr Leksmana Arry Chandra di Kantor Daker Madinah, Selasa (28/5).
- Puncak Haji, Kemenag Imbau Jemaah Patuhi Waktu Lontar Jumrah Demi Keamanan
- PPIH Arab Saudi Bentuk 4 Tim Kesehatan untuk Berjaga Saat Puncak Haji
- Antisipasi Jemaah Kelelahan Usai Puncak Haji, Kemenag Siapkan Klinik Kesehatan Sektor di Madinah
- Jemaah Haji Gelombang Satu Mulai Menuju Makkah, 12 Orang Masih Dirawat di KKHI Madinah
Leksmana menjelaskan risiko yang terjadi untuk penanganan krisis di Mekkah jauh lebih besar dibanding dengan risiko yang timbul di Madinah.
“Kalau di Madinah mitigasi kami pusatkan pada saat jemaah setelah salat dan antri masuk Raudhah,” kata dokter Leks, panggilan akrabnya.
Sementara di Mekkah, seluruh kegiatan ibadah di Masjidil Haram tidak pernah berhenti. Misalnya kegiatan tawaf dan sai yang kegiatannya 24 jam non-stop.
“Seperti tawaf dan sai, itu kegiatan yang tidak pernah berhenti. Makanya risikonya bisa terjadi 24 jam,” kata Leks.
Untuk mengantisipasi risiko yang akan terjadi, dr. Leks mengatakan, pihaknya telah menyiapkan langkah-langkah preventif dengan imbauan agar jemaah dapat selalu berhati-hati.
“Selain upaya medikasi, pada saat jemaah datang untuk melaksanakan umrah wajib atau ketika mau masuk masjid, teman-teman PKP3JH juga memberikan edukasi untuk selalu berhati-hati dan jangan sampai jemaah terpisah dari rombongannya,” tuturnya lagi.
Lebih lanjut, dr Leks menambahkan pihaknya juga telah mengirimkan satu orang personel dari tenaga medis untuk penanganan krisis di Sektor Khusus Bir Ali.
“Untuk pendorongan dari hotel ke Bir Ali, PKP3JH memang tidak terlibat. Tapi ada satu personel yang kami kirimkan ke Bir Ali untuk mitigasi dan mengantisipasi terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan,” kata Leks.
Sejak pemberangkatan jemaah haji gelombang pertama dari Madinah ke Mekkah pada 20 Mei, tren penanganan krisis di Sektor Khusus Bir Ali tidak begitu signifikan.
“Yang ada hanya kecelakaan kecil saja, itupun langsung ditangani dokter yang siaga di sana. Kalau kejadian-kejadian yang mengancam jiwa (di Bir Ali), sampai saat ini tidak ada,” tutup dokter Leks.