Antisipasi Jemaah Kelelahan Usai Puncak Haji, Kemenag Siapkan Klinik Kesehatan Sektor di Madinah
Ide awal pendirian klinik karena melihat jemaah haji memerlukan perawatan di masing-masing sektor.
Ide awal pendirian klinik karena melihat jemaah haji memerlukan perawatan di masing-masing sektor.
Antisipasi Jemaah Kelelahan Usai Puncak Haji, Kemenag Siapkan Klinik Kesehatan Sektor di Madinah
Antisipasi Jemaah Kelelahan Usai Puncak Haji, Kemenag Siapkan Klinik Kesehatan Sektor di Madinah
Dalam rangka menjamin kesehatan para jemaah haji, Kementerian Agama akan menghadirkan klinik kesehatan di tingkat sektor di Madinah. Sehingga jemaah haji Indonesia yang memiliki keluhan penyakit bisa mendapatkan perawatan yang sudah disiapkan di klinik kesehatan sektor.
Pendirian klinik kesehatan tersebut saat ini telah diinisiasi oleh Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi Daker Madinah.
Kepala Daerah Kerja, Madinah Ali Machzumi mengatakan ide awal pendirian klinik karena melihat jemaah haji memerlukan perawatan di masing-masing sektor.
Sebenarnya ide pembentukan klinik ini sudah muncul sejak tahun lalu. Namun, ide awalnya, klinik kesehatan didirikan di setiap hotel.
Meski begitu, adanya klinik skala sektor ini bisa dimanfaatkan untuk melakukan perawatan pada jemaah yang membutuhkan. Mengingat kondisi hotel-hotel di satu sektor yang tidak terlalu berjauhan.
“Jemaah yang dalam kondisi sangat darurat bisa langsung ditangani di klinik satelit ini," ujar Ali saat mendampingi Tim Monitoring dan Evaluasi (Monev) PPIH Arab Saudi di Hotel Abraj Tabah Madinah, Jumat (31/5) lalu.
Meskipun baru terwujud di akhir gelombang pertama, Ali berharap klinik ini sudah bisa berjalan di gelombang kedua. Sehingga lebih memberikan manfaat untuk jemaah haji gelombang II yang datang dari Mekkah usai menjalankan rangkaian ibadah haji.
merdeka.com
"Di gelombang kedua nanti karena waktunya cukup panjang, apalagi jumlah kloternya juga lebih banyak daripada gelombang pertama," kata Ali.
Nantinya, kata Ali, klinik sejenis akan didirikan di semua sektor di Madinah yang mencakup lima sektor.
Berbagai persiapan pun terus dimatangkan agar bisa berdiri sebelum jemaah gelombang II tiba di Madinah.
"Kami komunikasikan terus. Semoga dalam satu atau dua hari ini akan ada progres di sektor lain," kata Ali.
Dia menambahkan didirikannya klinik ini juga diharapkan dapat mengurangi kepadatan di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI). Mengingat lokasi tempat menginap jemaah ke KKHI cukup jauh.
"Di Madinah ini (KKHI) cukup jauh, kalau jemaah di Madinah membutuhkan kedaruratan awal sedangkan jalan raya dalam kondisi crowded, mobilisasinya menjadi cukup lama. Jadi keberadaan klinik ini sangat bermanfaat," kata Ali.
merdeka.com
Tim Monev mengapresiasi inisiatif PPIH Daker Madinah membentuk klinik kesehatan sektor. Klinik ini diharapkan bisa menjadi contoh bagi yang lain.
"Kami mengapresiasi inovasi ini. Bahwa ada inisiasi untuk melayani jemaah (haji) lebih dari rutinitas tahunan. Ada inovasi-inovasi baru terkait nyawa dan kesehatan. Mudah-mudahan ini menjadi uswatun hasanah (contoh yang baik) bagi yang lain," ujar anggota Tim Monev Prof. Masnun Tahir.
Lebih lanjut, Rektor Universitas Islam Negeri Mataram ini mengatakan meskipun kecil, klinik ini diharapkan memiliki manfaat yang besar.
"Walaupun kita tidak berharap bisa terisi setiap hari," kata Prof. Masnun.
Makanya Masnun akan merekomendasikan klinik skala sektor ini didirikan di sektor-sektor lain. Diharapkan inovasi seperti ini akan menjadi sebuah kebijakan di masa yang akan datang.
Penanggung Jawab Klinik Kesehatan Sektor 2 Madinah, dr. Ricky Atrian mengatakan klinik memiliki fasilitas ruang perawatan dan ruang isolasi.
Masing-masing ruang memiliki tiga tempat tidur. Selain itu, klinik juga dilengkapi sejumlah peralatan medis seperti nebulizer, EKG, dan alat infus.
"Klinik ini untuk situasi emergency dan observasi. Jika nanti berkepanjangan nanti akan dirujuk ke rumah sakit," kata Ricky.
Turut hadir dalam kunjungan ini Kepala Satuan PengendaliTugas (Dalgas) PPIH Arab Saudi Hasan Basri Sagala bersama anggota Tim Monitor dan Evaluasi Penyelenggaraan Ibadah Haji diantaranya Rektor UIN Imam Bonjol Padang Prof. Martin Kustati, Rektor UIN Sunan Ampel Surabaya Prof. Ahmad Muzakki, Kepala Biro Keuangan dan BMN Subarja, dan Karo Hukum dan KLN Ahmad Bahiej.