Resep Awet Muda Ala Mbah Ngatemi, Jemaah Haji Usia 99 Tahun Asal Jepara
Ngatemi Alwi merupakan jemaah haji tertua di Jawa Tengah berusia 99 tahun. Pada 1 Juli mendatang, Mbah Ngatemi akan berusia 100 tahun.
Ngatemi Alwi merupakan jemaah haji tertua di Jawa Tengah berusia 99 tahun. Pada 1 Juli mendatang, Mbah Ngatemi akan berusia 100 tahun.
Resep Awet Muda Ala Mbah Ngatemi, Jemaah Haji Usia 99 Tahun Asal Jepara
Resep Awet Muda Ala Mbah Ngatemi, Jemaah Haji Usia 99 Tahun Asal Jepara
Tak ada yang menyangka, Ngatemi Alwi jemaah asal Jepara usianya hampir 100 tahun. Wajahnya tampak bersemangat saat ditemui Media Center Haji di Asrama Haji Donohudan, Boyolali.
"Saya senang sekali bisa melaksanakan ibadah haji tahun ini," kata Ngatemi, dikutip Sabtu (1/6).
Bahkan Mbah Ngatemi tidak mengeluhkan sakit apapun ketika Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) melakukan pemeriksaan kesehatan kepada para jemaah.
“Tidak ada keluhan. Sehat. Semangat. Ayo,” ucapnya penuh semangat.
Sebagai informasi, Ngatemi Alwi merupakan jemaah haji tertua di Jawa Tengah. Usianya saat ini 99 tahun, namun pada 1 Juli mendatang, Mbah Ngatemi akan berusia 100 tahun.
Ngatemi bercerita tak banyak hal yang dilakukan untuk menjaga kesehatannya.
Namun dia selalu menjaga asupan makanan sehat, menginang dan tidak pernah makan gorengan.
“Resepnya suka menginang, tidak makan goreng-gorengan, suka makan sayur, makan ketela pisang,” kata Ngatemi.
Saat namanya masuk dalam daftar jemaah haji yang akan berangkat tahun ini, Ngatemi rajin berolahraga.
Dia selalu jalan-jalan dan senam untuk menjaga kebugaran, mengingat inti dari ibadah haji merupakan ibadah fisik.
“Untuk mempersiapkan haji, saya olahraga, jalan-jalan, senam,” kata Ngatemi sambil mengayun-ayun tangan, memeragakan senam.
Ngatemi tergabung dalam rombongan jemaah haji Indonesia kelompok terbang (kloter) 73 Embarkasi Solo (SOC-73).
Ia lahir pada 1 Juli 1925, memiliki dua anak dan lima cucu. Saat ini, ia berangkat haji didampingi putrinya yang bernama Mariyatun.
Mariyatun mengungkapkan, Ngatemi masih bisa beraktivitas sehari-hari dan jarang sakit.
“Beliau masih jalan-jalan, tidak pakai kursi roda dan biasa nyapu di rumah. Sakit juga jarang. Beliau itu luar biasa,” kata Mariyatun.
Mariyatun bilang, ibunya tidak suka makan gorengan.
Sebaliknya, semua makanan yang dikonsumsi diproses dengan cara direbus saja.
“Beliau tidak makan gorengan. Selalu makan rebus-rebusan,” kata Mariyatun.
Selain itu, salah satu yang membuat Ngatemi awet muda karena rajin menginang atau mengonsumsi daun sirih sejak muda.
Agar tidak kesulitan mencari daun sirih, Ngatemi menanam sendiri di rumah. Bahkan, dia membawa stok daun sirih untuk dikonsumsi selama berada di Arab Saudi.
"Ini saja bawa daun sirih untuk dibawa haji," kata Mariyatun sambil menunjukkan bungkus plastik berisi daun sirih untuk dibawa selama berhaji.
Mariyatun berharap, semoga ibunya diberikan kelancaran dan kesehatan untuk menunaikan ibadah haji dan pulang menjadi haji yang mabrur.
“Ibu tidak pernah absen salat. Tanpa diingatkan, beliau selalu menunaikan salat lima waktu,” tuturnya.
merdeka.com
Petugas Tenaga Kesehatan Haji Kloter 73 Embarkasi Solo (SOC), dr. Laili Handayani mengungkap, hasil pemeriksaan kesehatan menunjukkan Mbah Ngatemi dalam kondisi sehat dan tanpa keluhan.
“Kalau dari hasil pemeriksaannya, alhamdulillah, Mbah Ngatemi ini dalam kondisi yang sehat saat ini, tidak ada keluhan apapun, gulanya juga normal. Alhamdulillah, beliau istita’ah untuk menjalankan ibadah haji,” kata Laili.
Meski demikian, Mbah Ngatemi tetap diberikan fasilitas kursi roda untuk memudahkan pelaksanaan ibadah haji.
“Beliau menggunakan pendampingan dengan kursi roda. Menggunakan alat kursi roda untuk mempermudah pelaksanaan ibadah haji. Juga ada anaknya yang mendampingi beliau pada saat pelaksanaan ibadah,” jelas Laili.
Laili juga mengatakan, untuk jemaah berisiko tinggi (risti) dan lansia, akan rutin dilakukan pemantauan kesehatan.
merdeka.com
“Misal, dalam pesawat kita akan berikan penanda bahwa dia itu adalah risti atau lansia. Kemudian di hotel juga kita lakukan pemberian tanda di setiap pintu kamarnya bahwa beliau itu adalah risti atau lansia,” terangnya.
Selain itu, tim juga akan rutin memeriksa kesehatan jemaah haji lansia.
Ada juga pos pemeriksaan kesehatan bagi jemaah yang membutuhkan perawatan tim medis.
“Jadi bagi jemaah haji yang mengalami keluhan atau ada keluhan, bisa melakukan pemeriksaan ke kami. Atau jika ada teman sekamarnya yang mengetahui keadaan kondisi jemaah lainnya, bisa menyampaikan ke kami sehingga kami bisa melakukan visitasi ke kamar jemaah tersebut,”
tutup Laili.