Merapi berstatus waspada, warga mulai evakuasi mandiri
Merapi berstatus waspada, warga mulai evakuasi mandiri. Warga di Ngrangkah juga melakukan evakuasi mandiri ke Huntap Ploso Kerep. Dari 73 jiwa di Ngrangkah, sebanyak 58 jiwa evakuasi mandiri dan 15 warga telah bersiap.
Senin, 21 Mei 2018 pukul 23.00 WIB Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) resmi menetapkan status Gunung Merapi naik dari normal ke waspada. Akibatnya, sejumlah warga di sekitar Gunung Merapi mulai melakukan evakuasi secara mandiri.
Manager Pusdalop Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY, Danang Samsu Rizal, mengatakan abu vulkanik dari Letusan Merapi mengarah ke tenggara-selatan dan mengenai permukiman warga di Kecamatan Cangkringan (Glagaharjo, Kepuharjo, Umbulharjo), Kecamatan Pakem (Purwobinangun, Hargobinangun, Kaliurang), Kecamatan Ngemplak (Widodomartani).
-
Kapan Gunung Merapi meletus? Awan panas guguran itu terjadi pukul 20.26 WIB yang mengarah ke barat daya (Kali Bebeng) arah angin ke timur.
-
Kapan Gunung Semeru meletus? Gunung Semeru terus bergejolak dalam beberapa pekan terakhir. Terbaru gunung tertinggi di Pulau Jawa itu kembali erupsi pada Minggu (31/12) dini hari. Letusannya disertai lontaran abu yang mengarah ke arah selatan dan barat daya.
-
Dimana Gunung Merapi terletak? Gunung Merapi yang berada di perbatasan Jawa Tengah dan Yogyakarta mengalami 71 kali gempa guguran.
-
Kapan Gunung Dempo meletus? Gunung Dempo Pagaralam, Sumatera Selatan, mengalami erupsi dengan tinggi kolom abu teramati sekitar 2.000 meter di atas puncak, Selasa (25/7) pukul 21.15 WIB.
-
Apa yang terlihat meluncur dari kawah Gunung Merapi? Semakin dekat ke puncak, terlihat sebuah guguran lava meluncur dari kawah dengan batu-batunya yang masih merah memancarkan nyala api.
-
Kenapa Gunung Vesuvius meletus? Pada tanggal 24 Agustus 79 Masehi, Gunung Vesuvius meletus, menyemburkan lebih dari 4,8 kilometer kubik puing-puing hingga 32,1 kilometer di udara.
"Pukul 18.30 WIB sebagian warga Kalitengah Lor dan Kalitengah Kidul melakukan evakuasi mandiri ke Balai Desa Glagaharjo,” katanya, Selasa (22/5/2018).
Kurang lebih sebanyak 380 jiwa usia rentan masih bertahan di Balai Desa Glagaharjo. Mereka berasal dari Dusun Kalitengah Lor, Dusun Kalitengah Kidul, Dusun Srunen, dan Dusun Singular.
"Pukul 21.10 WIB, logistik makanan, alas tidur dan dapur umum sudah tersedia di Balai Desa Glagaharjo. Warga yang berada di Balai Desa Glagaharjo sejumlah 388 jiwa," katanya.
Danang menambahkan, pada pukul 21.23 WIB, warga di Ngrangkah juga melakukan evakuasi mandiri ke Huntap Ploso Kerep. Dari 73 jiwa di Ngrangkah, sebanyak 58 jiwa evakuasi mandiri dan 15 warga telah bersiap.
"Pukul 00.24, update data masyarakat yang menempati Balai Desa Glagaharjo sejumlah 298 jiwa, Rumah Ibu Sri (Dsn Singlar) 19 jiwa, rumah Dukuh Kalitengah Lor 44 jiwa, rumah Dukuh Kalitengah Kidul 20 jiwa, total keseluruhan 381 jiwa," katanya.
Setelah terjadi letusan susulan pada 22 Mei 2018 pukul 01.47 WIB selama 3 menit dengan ketinggian asap 3.500 meter arah barat teramati dari Pos PGM Babadan.
Beberapa warga mulai melakukan evakuasi mandiri seperti warga Srunen sekitar Pukul 02:03 WIB, Pkl. 02:08 WIB warga turgo evakuasi mandiri ke Lapangan Tritis.
"Pukul 02:09 WIB warga sekitar Pos Aju SAR DIY evakuasi mandiri ke Balai Desa Umbulharjo. Pkl. 02:16 WIB Dusun Kalitengah Lor terpantau hujan abu. Pkl. 02.26 WIB Warga Kaliurang Timur berada di titik kumpul jalur evakuasi (ruas jalan)," katanya.
Danang mengimbau agar warga tetap tenang dan beraktivitas seperti biasa. Warga hanya perlu mengantisipasi terjadinya hujan abu di sekitar Gunung Merapi.
"Tindakannya distribusi logistik kepada masyarakat di Barak Pengungsian. Pantauan situasi dan kondisi di wilayah lereng Gunung Merapi sebelah Timur, Tengah dan Barat. Warga, relawan dan petugas melakukan kegiatan ronda malam di beberapa wilayah di lereng Merapi, sekaligus menenangkan dan memberi rasa aman warga," katanya.
Dengan naiknya status Gunung Merapi menjadi waspada, Polri tak main-main memerangi penyebaran berita bohong alias hoax, terlebih menyangkut soal hajat hidup orang banyak. Polri mengancam bakal menindak penyebar video hoax soal letusan Gunung Merapi yang beredar di media sosial. "Itu bisa diproses, kan di UU ITE itu siapa yang nyebarkan berita palsu, ujaran kebencian, atau provokasi bisa dikenakan undang-undang," ujar Kepala Divisi Humas Polri Irjen Setyo Wasisto di kantornya, Jakarta, Selasa (22/5).
Sumber: Liputan6.com
(mdk/ega)