Mengunjungi Kampung Mati di Lereng Gunung Merapi, Lenyap Akibat Letusan Tahun 2010
Pada tahun 2010, kampung itu terkena lahar panas letusan Gunung Merapi. Kini yang tersisa hanyalah rumah-rumah tak berpenghuni

Di Lereng Gunung Merapi, tepatnya di Desa Wukirsari, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, terdapat sebuah kampung mati. Pada tahun 2010, kampung itu terkena lahar panas letusan Gunung Merapi. Ratusan jiwa melayang karena peristiwa itu.
Kini peristiwa mencekam itu telah 14 tahun berlalu. Kampung mati itu telah ditinggalkan warganya. Mereka yang masih bertahan hidup memilih untuk membangun rumah baru di lokasi yang lebih aman dari letusan Gunung Merapi.
Melalui sebuah video yang diunggah pada 11 April 2024, pemilik kanal YouTube K-dafy sempat berkunjung ke kampung mati itu. Banyak rumah yang ditinggalkan, banyak memori kelam yang terekam melalui reruntuhan bangunan di kampung mati itu.
Berikut selengkapnya:
Banyak Rumah Kosong Tak Berpenghuni

Saat menjelajahi kampung mati itu, pemilik kanal YouTube K-dafy menemukan banyak rumah kosong. Sebagian besar dari rumah itu hancur tak bersisa. Beberapa lahan rumah masih digunakan untuk gudang penyimpanan kayu bakar.
Eksplorasi kampung mati Wukirsari terus berlanjut. Terlihat semak-semak serta pepohonan tumbuh subur di pinggir jalan. Beberapa gang jalan telah ditumbuhi rumput.
Walau dapat sebutan “kampung mati”, kampung itu tidak sepenuhnya mati. Beberapa warga masih memanfaatkan lahan kosong di sana untuk bercocok tanam.
Satu Keluarga yang Tewas Terkena Lahar Panas

Jalan gang di kampung mati itu seperti tiada berujung. Di kanan kirinya terdapat rumah-rumah terbengkalai. Ada satu rumah bertingkat yang kini sudah tak berpenghuni. Walaupun peristiwa letusan besar Gunung Merapi sudah berlalu 14 tahun, namun abu vulkanik masih menyelimuti lantai rumah bertingkat itu.
Konon menurut penuturan warga, di samping rumah tingkat itu ada sebuah rumah yang mana satu keluarga meregang nyawa akibat terkena lahar panas.
Rumah tempat satu keluarga meregang nyawa masih tampak utuh kerangkanya. Beberapa bagian tembok tampak sudah ditumbuhi lumut. Dulu di sana tinggal satu keluarga yang terdiri dari empat orang. Saat luncuran lahar panas terjadi, satu keluarga tersebut tak sempat meloloskan diri.
Masih Ada Korban Belum Ditemukan hingga Sekarang

Peristiwa luncuran lahar panas letusan Gunung Merapi menyebabkan sedikitnya 17 orang meninggal dunia di kampung ini. Menurut penuturan salah seorang warga, saat peristiwa banyak warga telah mengungsi. Namun masih ada di antara mereka yang bertahan untuk menjaga kampung. Dari 17 orang itu, satu sampai dua orang belum ditemukan hingga sekarang.
“Saat itu pasir menenggelamkan kampung ini hingga setinggi atap rumah. Sekarang pasir-pasir di sini sudah diangkut untuk membangun rumah baru. Walau sudah digali sampai habis, namun orang hilang itu masih belum ketemu sampai sekarang,” kata salah seorang warga dikutip dari kanal YouTube K-dafy.