Merapi Erupsi dan Hujan Abu, Warga Minta Tutup Penampungan Air
Untuk mengurangi risiko dari dampak abu vulkanik, BPPTKG mengimbau masyarakat agar mengenakan masker hingga menutup sumber atau penampungan air.
Gunung Merapi mengeluarkan awan panas guguran (APG) sebanyak 36 kali dengan jarak luncur antara 500 hingga 3.000 meter dari kawah puncak pada hari ini, Rabu (27/1). Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mencatat aktivitas tersebut terjadi pukul 00.00 hingga 14.00 WIB.
Kepala BPPTKG, Hanik Humaira menjelaskan, APG mengarah ke Barat Daya atau menuju ke hulu Kali Krasak dan Kali Boyong. APG tercatat di seismogram di amplitudo antara 15 sampai 60 milimeter dan durasi selama 83 hingga 197 detik.
-
Kapan Gunung Merapi meletus? Awan panas guguran itu terjadi pukul 20.26 WIB yang mengarah ke barat daya (Kali Bebeng) arah angin ke timur.
-
Apa yang terlihat meluncur dari kawah Gunung Merapi? Semakin dekat ke puncak, terlihat sebuah guguran lava meluncur dari kawah dengan batu-batunya yang masih merah memancarkan nyala api.
-
Kapan Gunung Semeru meletus? Gunung Semeru terus bergejolak dalam beberapa pekan terakhir. Terbaru gunung tertinggi di Pulau Jawa itu kembali erupsi pada Minggu (31/12) dini hari. Letusannya disertai lontaran abu yang mengarah ke arah selatan dan barat daya.
-
Di mana batuan jumbo di Gunung Merapi ditemukan? Saat menyusuri kawasan hulu Sungai Boyong yang berada di area Taman Nasional Gunung Merapi, tim kanal YouTube Jogja Plus menemukan banyak batuan berukuran jumbo.
-
Dimana Gunung Merapi terletak? Gunung Merapi yang berada di perbatasan Jawa Tengah dan Yogyakarta mengalami 71 kali gempa guguran.
-
Apa yang dikeluarkan Gunung Merapi pada Rabu dini hari? Gunung Merapi bergejolak lagi. Pada Rabu (2/8) dini hari pukul 00.00 hingga pagi pukul 06.00, gunung api paling aktif di tanah Jawa ini mengeluarkan 8 kali guguran lava.
Saat ini, aktivitas Gunung Merapi memasuki fase erupsi efusif. Pada fase tersebut, pertumbuhan kubah lava terus meningkat dan disertai adanya guguran lava dan awan panas guguran (APG).
"Sejak tanggal 4 Januari 2020 Gunung Merapi telah memasuki fase erupsi yang bersifat efusif atau yang kita kenal juga sebagai Tipe Merapi, yaitu erupsi dengan pertumbuhan kubah lava kemudian disertai dengan guguran lava dan awan panas guguran," jelas Hanik, Rabu (27/1).
Hanik juga melaporkan APG mengakibatkan hujan abu vulkanik dengan intensitas tipis di beberapa desa di Kecamatan Tamansari di Kabupaten Boyolali dan Kota Boyolali, Jawa Tengah. Karena itu, dia mengimbau masyarakat tidak melakukan kegiatan di Kawasan Rawan Bencana (KRB) III dengan jarak 5 kilometer dari puncak pada alur Kali Krasak, Kali Boyong, Kali Bedog, Kali Bebeng dan Kali Putih.
Sementara untuk mengurangi risiko dari dampak abu vulkanik, BPPTKG mengimbau masyarakat agar mengenakan masker hingga menutup sumber atau penampungan air.
"Masyarakat diimbau untuk mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik seperti menggunakan masker, menggunakan kacamata dan menutup sumber air," ujarnya.
Selain APG dan abu vulkanik, kata Hanik, ancaman lain yang berpotensi terjadi adalah lahar dingin. Apalagi saat ini sebagian wilayah Indonesia memasuki musim penghujan.
Mengantisipasi lahar dingin, BPPTKG meminta agar masyarakat selalu waspada apabila terjadi hujan di kawasan puncak Gunung Merapi.
"Masyarakat juga perlu mewaspadai bahaya lahar dingin, terutama saat terjadi hujan di puncak merapi," ucapnya.
Baca juga:
Penampakan Gunung Merapi Erupsi
Merapi Erupsi, Pemkab Klaten Imbau Warga di KRB III Turun ke Pengungsian
Gunung Merapi Erupsi, BPBD Sleman Minta Warga Turgo Mengungsi
Penerbangan di Bandara Adi Soemarmo Solo tak Terdampak Erupsi Gunung Merapi
Gunung Merapi Erupsi, Boyolali Alami Hujan Abu
Warga Cangkringan Sempat Panik saat Lihat Merapi Keluarkan Awan Panas