Meski bulan puasa, aksi terorisme diyakini tak akan berhenti
Sepekan menjelang bulan Ramadan, masyarakat Indonesia dikejutkan dengan serentetan aksi teror yang dipicu dari kerusuhan di Rutan Cabang Salemba di Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, pada Selasa (8/5) lalu.
Sepekan menjelang bulan Ramadan, masyarakat Indonesia dikejutkan dengan serentetan aksi teror yang dipicu dari kerusuhan di Rutan Cabang Salemba di Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, pada Selasa (8/5) lalu. Setelah bom bunuh diri di Surabaya dan penyerangan Mapolda Riau di Pekanbaru diharapkan tak ada lagi aksi terorisme di seluruh Indonesia.
Namun jika dilihat dari ideologi yang dianut para teroris, diperkirakan bulan suci Ramadan bukan menjadi penghalang bagi mereka untuk menjalankan aksinya. Hal ini disampaikan mantan anggota Jemaah Islamiah (JI) dan mantan narapidana terorisme, Ali Fauzi Manzi ditemui usai menghadiri diskusi di Gedung LIPI, Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Kamis (17/5).
-
Dimana serangan teroris terjadi? Serangan tersebut terjadi di gedung teater Crocus City Hall yang berlokasi di Krasnogorsk, sebuah kota yang terletak di barat ibu kota Rusia, Moskow.
-
Bagaimana cara mencegah tindakan terorisme? Cara mencegah terorisme yang pertama adalah memperkenalkan ilmu pengetahuan dengan baik dan benar. Pengetahuan tentang ilmu yang baik dan benar ini harus ditekankan kepada siapa saja, terutama generasi muda.
-
Bagaimana cara BNPT membantu para penyintas terorisme agar tetap berdaya? Selain itu, BNPT juga sering mengadakan agenda gathering yang ditujukan untuk menumbuhkan semangat hidup dan mengembalikan kepercayaan diri bagi para korban terorisme agar tetap berdaya.
-
Apa saja bentuk bantuan yang diberikan pemerintah kepada korban terorisme? Pemerintah dalam hal penanganan dan pemulihan korban terorisme bersinergi dengan LPSK (Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban), berupaya optimal untuk menerapkan kebijakan sensitif korban.
-
Kapan Bumi terbentuk? Dengan mengukur usia bebatuan di bulan, dan meteorit yang ditemukan di Bumi, para ilmuwan memperkirakan Bumi terkonsolidasi 4,54 miliar tahun lalu.
-
Bagaimana peran Ditjen Polpum Kemendagri dalam menangani radikalisme dan terorisme? Ketua Tim Kerjasama Intelijen Timotius dalam laporannya mengatakan, Ditjen Polpum terus berperan aktif mendukung upaya penanganan radikalisme dan terorisme. Hal ini dilakukan sejalan dengan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 7 Tahun 2021 tentang Rencana Aksi Nasional Pencegahan dan Penanggulangan Ekstremisme Berbasis Kekerasan yang Mengarah pada Terorisme Tahun 2020-2024.
"Harapan saya berhenti sampai di sini (aksi teroris). Tetapi kalau kita lihat mindset, ideologi mereka bahwa Ramadan bulan berkah. Kalau beramal, beraksi, beramaliah di bulan Ramadan tentu pahalanya jauh lebih banyak," jelasnya.
Ia mengingatkan agar masyarakat meningkatkan kewaspadaan. Masyarakat diingatkan agar segera melapor ke aparat jika menemukan hal-hal mencurigakan di sekitarnya. Jika menemukan sesuatu yang terindikasi bom, maka harus segera melapor.
"Kalau ada hal-hal mencurigakan itu biasanya feeling atau insting kita bisa bicara apakah ini bom atau tidak. Misalkan kita melihat seperti itu jangan ditangani sendiri, jangan sok pintar karena bahan ini berbahaya. Yang penting, yang utama kita laporkan ke aparat. Kita lapor polisi supaya ada tindakan-tindakan yang optimal. Jangan mencelakakan diri sendiri," pesannya.
Mengidentifikasi orang yang terlibat dalam kelompok teroris sangat sulit. Karena biasanya mereka pintar berkamuflase. Jika akan melakukan aksi teror, biasanya mereka akan menyamar atau menyerupai masyarakat di sekitar lokasi di mana mereka akan beraksi.
"Tidak mungkin ketika dia melakukan bom bunuh diri dia nunjuk-nunjukkan (diri). Dia akan menyerupai masyarakat yang ada di sekitar itu. Kalau masyarakat di sekitar itu banyak pegawai dia akan macak pegawai. Kalau masyarakat di situ banyak yang pedagang dia juga akan macak pedagang. Ini persoalannya. Mereka punya ilmu kamuflase. Ini juga untuk menutupi jati diri," jelasnya.
Ali mengingatkan agar seluruh elemen bangsa bahu membahu memberantas terorisme. "Sejauh masyarakat kita dan elemen semuanya mau bahu membahu saya pikir ke depannya teroris di Indonesia tidak punya tempat," pungkasnya.
Baca juga:
Personel gabungan dikerahkan amankan sidang tuntutan Aman Abdurrahman
Belum ada keluarga ambil jenazah pelaku bom Surabaya
Kunjungi korban ledakan bom, Gus Ipul: Kita tidak boleh kalah dengan teroris
BNPT dukung pengaktifan kembali Koopsusgab untuk berantas terorisme
Meski bulan puasa, aksi terorisme diyakini tak akan berhenti
Eks Menkum HAM: Mengutuk terorisme tidaklah perlu dengan cara ekstrem