Meski di rumah, Arya diminta tetap jalankan program diet
Berat badan terakhir Arya 186 kilogram, di mana sebelumnya hampir menyentuh 190 kilogram.
Arya Permana (10), bocah yang mengalami obesitas ekstrem pulang sejak Sabtu (16/7) lalu dari Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung. Rumah sakit pelat merah itu pun mengingatkan agar orang tua Arya menjalankan program diet yang sudah dilakukan saat dirawat.
"Meski sekarang sudah di rumah, kita akan pantau terus. Besok atau lusa kita akan melihat ke sana. Kita juga selalu berkoordinasi dengan Dinkes setempat," kata Ketua Tim Dokter Perawatan Arya Permana, dr Julistio T B Djais, di RSHS Bandung, Senin (18/7).
Julistio mengakui Arya meninggalkan RSHS lantaran pasien dengan bobot hampir dua kuintal ini tidak betah menjalani perawatan.
"Kita bisa pahami anak sangat ingin pulang, ingin bertemu dengan teman-temannya, ingin sekolah. Lalu keluarga juga sudah ada gambaran. Sehingga anak sudah bisa dirawat di rumah," jelasnya.
Dia menerangkan, selama enam hari menjalani perawatan di RSHS baik Arya maupun kedua orang tuanya sudah mendapatkan program diet dan pelatihan. Berat badan terakhir Arya 186 kilogram, di mana sebelumnya hampir menyentuh 190 kilogram.
Orang tua Arya dinilai sudah paham cara memberi makan yang baik kepada Arya. Sehingga saat di rumah, orang tua Arya tinggal melanjutkan program diet yang sebelumnya diberikan tim dokter.
Selama menjalani perawatan, lanjut Julistio, Arya cukup kooperatif. Dia menuruti program yang diberikan tim dokter hingga olahraga rutin. Arya sudah mampu berjalan 100 meter di lorong rumah sakit. Juga tidak rewel saat diberi makanan dengan porsi tertentu.
"Malah Arya semangat menjalani program. Setelah jalan ia ingin langsung ditimbang melihat penurunan berat badannya," jelasnya.
Direktur Medik dan Keperawatan RSHS, dr Nucki Nursamsyi SpOT menambahkan, Arya seharusnya menjalani perawatan selama dua minggu. "Tapi penanganan kita cukup signifikan. Kabar terbaru pagi ini dia sudah sekolah, bisa jalan kaki ke sekolah," ujarnya.
Arya, sambung dia, tidak lagi mengeluh sesak setelah berjalan maksimal 100 meter. Keluhan sulit tidur juga tidak ada.
"Mengenai pemeriksaan tambahan tentang penyebab, sudah kita laksanakan pengambilan sampel darah dan pemeriksaan lainnya. Hasil akan diketahui beberapa minggu lagi," tandasnya.
Baca juga:
Semangat Arya bocah obesitas kembali ke sekolah
Terjatuh saat upacara, Arya bocah obesitas batal belajar di sekolah
Arya bocah obesitas disambut teman-teman saat hari pertama sekolah
Ingin sekolah, Arya bocah obesitas pulang dari RSHS
Hari-hari penuh harap buat Arya
Jenguk Arya, Ade Rai bawa barbel seberat 3 kilogram
Selama dirawat, Arya sementara akan bersekolah di rumah sakit
-
Apa saja ciri khas anak yang mengalami obesitas? Anak dengan obesitas biasanya memiliki berat badan yang signifikan lebih tinggi dibandingkan dengan anak-anak seusianya. Ini bisa dilihat dari penampilan fisik mereka yang lebih besar dan lebih berisi. Berat badan yang berlebih ini bukan hanya karena lemak tubuh, tetapi juga bisa karena massa otot, tulang, atau air yang berlebih.
-
Apa saja bahaya obesitas pada anak? Berikut adalah beberapa bahaya obesitas pada anak yang perlu diwaspadai. Kolesterol Tinggi dan Tekanan Darah Tinggi Anak dengan obesitas memiliki risiko lebih tinggi untuk mengembangkan kolesterol tinggi dan tekanan darah tinggi, yang merupakan faktor risiko utama untuk penyakit kardiovaskular. Pola makan yang buruk, seperti konsumsi makanan tinggi lemak jenuh dan trans, dapat menyebabkan penumpukan plak di arteri, yang mengakibatkan aterosklerosis. Aterosklerosis dapat mempersempit dan mengeras arteri, sehingga membatasi aliran darah ke organ vital dan meningkatkan risiko serangan jantung atau stroke di kemudian hari.
-
Siapa yang paling banyak mengalami obesitas di wilayah penyangga ibu kota? Yang mencengangkan, obesitas banyak diderita orang yang tinggal di wilayah penyangga ibu kota.
-
Kenapa Kahiyang Ayu merasa perlu menurunkan berat badan? "Kenapa akhirnya diet? Menepati sebuah janji buat diet dan karena udah capek aja kena hina (sama yang kenal dan nggak kenal sekalipun) gara-gara badan gemoy," lanjut Kahiyang Ayu.
-
Mengapa obesitas banyak terjadi di wilayah penyangga ibu kota? “Ini mungkin dipicu oleh pendapatan yang makin meningkat, terutama angka obesitas ini banyak dari daerah penyangga, yang lebih tinggi dari Jakarta," katanya
-
Siapa yang paling rentan terkena obesitas? Seperti halnya pada manusia, ada faktor genetik yang dapat membuat beberapa kucing lebih rentan terhadap obesitas daripada yang lain.