Minim akses, warga lintasi jembatan reyot di atas Bengawan Solo
Untuk menuju ke Kota Solo mereka harus memutar lebih jauh melewati Jembatan Jurug atau Bacem Solo Baru.
Ratusan warga Desa Gadingan, Kecamatan Mojolaban, Sukoharjo dan sekitarnya sejak beberapa hari ini nekat menyebrangi Sungai Bengawan Solo melalui sebuah jembatan darurat yang terbuat dari bambu atau sering disebut kreteg sesek. Aksi berbahaya itu mereka lakukan, setelah jembatan utama di Jalan Mojo-Semanggi diperbaiki.
Untuk menuju ke Kota Solo mereka harus memutar lebih jauh melewati Jembatan Jurug atau Bacem Solo Baru. Para pengayuh sepeda dan sepeda motor pun memilih melintasi jembatan darurat yang dibuat oleh warga, meskipun bahaya mengancam. Sebab di musim hujan seperti ini, bisa saja tiba-tiba banjir datang dan melenyapkan jembatan.
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Solo menutup jembatan penghubung Kecamatan Mojolaban Sukoharjo dengan Kota Solo selama 10 hari sejak 27 Oktober lalu. Jembatan itu harus ditutup total karena perbaikannya mensyaratkan tidak boleh ada getaran apalagi beban di lantai jembatan selama pekerjaan berlangsung.
Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo meminta agar jembatan darurat yang menghubungkan Kamoung Beton, Kelurahan Sewu dengan Desa Gadingan, Kecamatan Mojolaban, Sukoharjo ditutup. Selain tidak layak dari segi keamanan, jembatan tersebut juga dinilai tak berizin.
"Jembatan sesek itu seharusnya ditutup, karena jelas tidak berizin. Itu berbahaya, rawan ambrol, bisa-bisa nyemplung kali," ujar Rudyatmo, Senin (30/10).
Rudyatmo beralasan pembangunan jembatan harus dilengkapi izin dari pihak terkait. Merujuk Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 38 Tahun 2011 pasal 57, pemanfaatan bantaran dan sempadan sungai, termasuk pembangunan jembatan harus mendapat izin.
Apalagi jembatan sesek tersebut menghubungkan wilayah Solo dan Sukoharjo maka izin diterbitkan oleh Gubernur. Pembangunan jembatan juga harus berkoordinasi dengan Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBSWBS).
"Saya minta masyarakataga bersabar dulu, memutar lewat Jembatan Jurug atau Bacem selama perbaikan Jembatan Mojo dikerjakan. Lebih lama sedikit nggak masalah, yang penting kan aman. Daripada kecemplung kali malah bahaya, yang tanggungjawab siapa?," tandasnya.
Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Solo Hari Prihatno mengimbau masyarakat agar tidak melintas jembatan bambu untuk menyeberang Sungai Bengawan Solo. Jembatan itu dinilai tidak layak dari segi keamanan.
"Warga harus bersabar, jembatan Mojo setelah perbaikan selesai Senin (6/11) akan dibuka lagi," pungkasnya.