Minta kenaikan gaji, sopir truk sampah di Depok mogok kerja
Para sopir truk pengangkut sampah di Depok hari ini mogok beroperasi karena menuntut kenaikan gaji. Akibat aksi mogok itu, banyak sampah di jalan menumpuk karena tidak diangkut.
Para sopir truk pengangkut sampah di Depok hari ini mogok beroperasi karena menuntut kenaikan gaji. Akibat aksi mogok itu, banyak sampah di jalan menumpuk karena tidak diangkut.
Kepala UPT TPA Cipayung Iyay Gumilar mengungkapkan, dirinya kaget ketika melihat banyak truk pengangkut sampah yang masih berada di UPT. Karena biasanya mereka pagi-pagi sudah berangkat. "Tapi kok ini enggak berangkat. Ternyata mereka mogok, enggak mau ngangkut," katanya di Depok, Senin (13/8).
Dalam sehari ada sekitar 110 hingga 120 truk pengangkut sampah. Sedangkan sampah yang masuk ke TPA diperkirakan mencapai 700 hingga 750 ton sampah. "Mogoknya truk pengangkut sampah berarti ada ratusan sampah juga yang tidak terangkut. Hari Selasa (15/8) sampah-sampah baru diangkut kembali. Kalau sekarang terjadi penumpukan," terangnya.
Dia menjelaskan kini daya tampung TPA Cipayung sudah overload. Tercatat ada 2 juta kubik sampah yang ada di TPA dengan tinggi sampah sekitar 25 meter. "Memang sudah meluber. Saat ini kami memakai lahan yang ada saja sehingga nggak semakin tinggi ke atas. Atau sampah dipadatkan. Yang masuk ke TPA masih sampah campur karena belum banyak warga yang memilah sampah. Satu-satunya alternatif cara kurangi volume sampah adalah nambo. Tapi itu kan belum pasti, saya harap tahun 2018 bisa digunakan," jelas Iyay.
Dirinya mengaku tidak bisa berkomentar banyak soal mogoknya sopir pengangkut. Namun yang dia dengar memang karena upah. "Tapi saya nggak tahu detail permasalahannya. Mereka ini kan pekerja lepas yang saya tahu honor mereka Rp 100 ribu per hari. Tapi lebih jelasnya silakan tanya kan ke DKP kalau masalah itu," tutupnya.