Miris, di Usia Senja Seorang Ibu Puluhan Tahun Hidup Sebatang Kara di Rumah Tanpa Listrik
Kisah pilu seorang lansia bernama Guritno (70) ditemui di kawasan Kabupaten Bandung.
Dia hidup sebatang kara di rumah yang terbengkalai selama kurang lebih 20 tahun terakhir.
Miris, di Usia Senja Seorang Ibu Puluhan Tahun Hidup Sebatang Kara di Rumah Tanpa Listrik
Kisah pilu seorang lansia bernama Guritno (70) ditemui di kawasan Kabupaten Bandung. Dia hidup sebatang kara di rumah yang terbengkalai selama kurang lebih 20 tahun terakhir.
Lokasi rumahnya berada di Komplek Sukamenak Indah, Blok H RT 06 RW 01, Desa Sayati, Kecamatan Margahayu, Kabupaten Bandung, sekilas tanpa penghuni. Rumput liar menutup pagar, cat berwarna pucat, hingga tembok dan penyangga kayu sudah lapuk.
- Pria Purbalingga Ini Hidup Sebatang Kara di Gubuk Reyot Tengah Hutan, Kondisinya Memprihatinkan
- Kisah Mbah Marsiah, Nenek Berusia 75 Tahun Hidup Sebatang Kara di Kampung Terpencil Tanpa Listrik
- Berjuang Demi Bertahan Hidup, Ini Kisah Pilu dari Kampung Miskin di Brebes
- Sembunyi di Bandung, Suami Aniaya Istri Hamil Muda Hingga Babak Belur Ditangkap!
Teras depan, bagian samping rumah dipenuhi oleh daun dan sampah bekas makanan. Lebih parahnya lagi, selama puluh tahun, Guritno hidup disana tanpa akses listrik dan air. Jika ingin mandi atau memenuhi keperluan cuci kakus, ia berjalan ke masjid di sekitar komplek.
Para tetangga bukannya berdiam diri. Semua hal sudah dilakukan. Namun, Guritno lebih memilih menutup diri. Dari informasi yang berhasil dihimpun, Ia memiliki tiga orang anak yang tinggal masih di kawasan Kabupaten Bandung.
Mayoritas aktivitas Guritno haya tinggal di rumah. Selebihnya, ia keluar saat membutuhkan makanan. Selain itu, warga pun kerap urunan untuk membersihkan bagian halaman rumah Guritno. Sedangkan bagian dalam rumah tidak bisa diakses.
"Betul dari tahun 85 tinggal di sini, Dulu lengkap keluarganya. (Setelah tinggal sendiri) makan dan minum dari warga. Jadi warga tidak membiarkan juga," kata Ade.
Ade menceritakan bahwa pada tahun 2020, aparat pemerintah tingkat desa hendak membawanya ke Dinas Sosial. Namun, ditentang oleh anak-anaknya.
Dadang Haryanto (70) salah seorang tetangganya yang memiliki warung menyebut bahwa Guritno kerap meminta makan hingga keperluan untuk mandi. Dadang pun dengan sukarela memberikan apa yang dibutuhkan.
“Kasihan, makanya ini yang bisa saya lakukan. Membantu dia kalau mau makan, atau minum, atau minta sabun dan lain-lain,” kata dia.
Menurut dia, Guritno sempat mendapatkan penanganan di rumah sakit jiwa sekira 10 tahun lalu. Kondisi Guritno saat ini sudah jauh lebih baik karena tak lagi mengamuk tanpa alasan.
Belakangan, Pemerintah Kabupaten Bandung melalui Dinas Sosial sudah membawa Guritno untuk menjalani perawatan di Rumah Sakit Jiwa Cisarua di Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB).
Dinsos sudah membawa Guritno untuk menjalani perawatan di RS Jiwa
Kabid Rehabilitasi Sosial Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Bandung, Rahmatullah Mukti Prabowo memastikan semua kebijakan itu sudah hasil kesepakatan dari keluarga.
"Nanti setelah ada hasilnya dari rumah sakit jiwa baru kita pikirkan solusi selanjutnya dengan keluarga. Ini juga dibawa ke rumah sakit jiwa sudah seizin keluarga. Yang penting sekarang ibu tidak sendiri, menerima layanan rujukan dulu ke rumah sakit jiwa," tuturnya.
"Nah, untuk rumahnya, nanti akan ada kerja bakti supaya ini bisa lebih rapih,” pungkasnya.