Mobil guru SD di Papua ditembaki penembak misterius
Polisi coba mengecek bodi mobil dan ditemukan ada lubang kecil disebelah kanan mobil Kijang yang dikemudikan korban.
Kepolisian Resor Jayapura Kota, Papua meminta sejumlah keterangan terkait aksi teror penembakan di Kilometer Sembilan, Distrik Muara Tami, Kota Jayapura pada Sabtu (14/6) malam sekitar pukul 21.00 WIT terhadap guru SD bernama T. Sinaga.
"Tadi siang sekitar jam tiga sore, kurang lebih 10 anggota polisi dari Polres Jayapura Kota datang ke rumah saya di Arso Pir, Kabupaten Keerom guna meminta keterangan terkait penembakan yang mengenai badan mobil saya," kata T. Sinaga, seperti dikutip dari Antara, Minggu (16/6).
Menurutnya, beberapa diantara anggota polisi tersebut memperkenalkan diri dan menanyainya seputar penembakan yang mengenai bodi mobil yang dikendarai dan ditumpangi istri dan anaknya. "Jadi mereka tanya-tanya tentang penembakan semalam itu. Saya lalu menjelaskannya," katanya.
Peristiwa penembakan itu, menurut guru SD Arso Pir V, Kabupaten Keerom itu terjadi tepat pukul 21.00 WIT. Saat itu, dirinya bersama sang istri dan seorang anaknya dari Abepura hendak pulang ke Arso. Setiba di TKP, yakni di Kilometer Sembilan, dirinya dikagetkan dengan bunyi tembakan.
"Saat itu yang paling panik adalah istri saya, tapi saya bilang itu mungkin hanya bunyi biasa. Jadi mobil tetap saya kemudikan hingga di depan SMK Koya," katanya.
"Tapi saya sempat melihat diarah sebelah kanan, tepat diatas bukit yang ada kios. Itu, ada tiga orang, duanya sedang merunduk dan seorang lagi pas lagi balik belakang," sambungnya.
Di depan SMK Pertanian Koya, kata Sinaga, saat itu DLLAJR Polda Papua dan kepolisian setempat sedang melakukan sweeping kendaraan sehingga dirinya melaporkan peristiwa itu. "Dan bersama polisi coba mengecek bodi mobil dan ditemukan ada lubang kecil disebelah kanan mobil Kijang saya, itu lubang seperti bekas tembakan, berdiameter kira-kira dua mili. Lalu polisi meminta keterangan dan memeriksa SIM dan KTP saya," katanya.
Setelah itu, kata Sinaga, dirinya bersama istri dan anaknya dipersilakan melanjutkan perjalanan ke Arso. "Saya tidak tahu kelanjutannya saat itu. Saya berharap tidak ada yang terkena musibah setelah saya melintas di Kilometer Sembilan," katanya.
"Saya beharap pemerintah segera menempatkan aparat keamanan di Kilometer Sembilan, agar tidak lagi terjadi aksi serupa. Karena hal itu bisa mengganggu aktivitas warga yang memasarkan hasil bumi," kata Sinaga yang sedang kuliah di Universitas Cenderawasih itu.
Kasat Reskrim Polres Jayapura Kota AKP Steyven J. Manoppo mengatakan, berdasarkan hasil penyelidikan tim menyatakan bahwa bekas tembakan di badan mobil guru SD tersebut adalah bekas tembakan senapan angin dan bukan senapan api. Kabid Humas Polda Papua Kombes Pol Sulistyo Pujdo saat dikonfirmasi juga mengatakan dirinya masih mencari informasi terkait penyerangan mobil guru SD tersebut. "Saya masih mencari informasi lebih lanjut," katanya.