Mobil Milik 2 Caleg di Sulsel Ditembak OTK, Ini Kronologinya
Caleg Mustafa mengaku baru mengetahui mobilnya seperti terkena peluru saat melihat kaca bagian depan retak.
Dua peristiwa itu terjadi di waktu dan tempat berbeda.
- Mobil Bekas Kini Lebih Laku Dibanding Mobil Baru, Bukti Turunnya Daya Beli Masyarakat
- Begal Sadis Rampas Motor Bapak-Bapak, Korban Dibacok Pakai Celurit dan Golok
- Mobil 2 Politisi di Sulsel Diduga Ditembak, Ini Hasil Penyelidikan Polisi
- Pemotor Tabrak Baliho Caleg PKS di Daan Mogot Jakbar, Korban Tergeletak Alami Luka-Luka
Mobil Milik 2 Caleg di Sulsel Ditembak OTK, Ini Kronologinya
Mobil dua calon legislatif di Sulawesi Selatan (Sulsel) yakni Jabal Nur dan Andi Mustafa Mappangara (PDIP) mendapatkan teror penembakan oleh orang tak dikenal (OTK).
Jabal Nur sendiri adalah caleg DPR RI dari Partai Amanat Nasional (PAN). Sementara Andi Mustafa merupakan Ketua DPC PDIP Parepare.
Mustafa menjelaskan, mobilnya diduga ditembak oleh OTK saat terparkir di Rumah Sakit Regional Hasri Ainun Habibie Parepare. Mustafa mengaku baru mengetahui mobilnya seperti terkena peluru saat melihat kaca bagian depan retak.
"Saat itu sedang jenguk keluarga yang sakit di RS (Hasri) Ainun Habibie, Sabtu malam. Saat mau pulang, kaca mobil depan retak seperti terkena proyektil," ujarnya kepada wartawan, Minggu (14/1)
Mustafa menduga kaca mobilnya retak karena terkena peluru dari air soft gun.
Dugaan Mantan Sekretaris Daerah Kota Parepare ini karena bekas retakan pada kaca bundar dan kecil.
"Saya tidak tahu apa motifnya," kata Mustafa.
Mustafa mengaku sudah melaporkan terkait kejadian tersebut ke Kepolisian Sektor Bacukiki, Parepare. Ia pun menyerahkan sepenuhnya kepada polisi untuk mengungkap kejadian tersebut.
"Biarkan aparat terkait yang menyelidikinya," ujar Caleg DPRD Parepare ini.
Sementara itu, Caleg DPR RI dapil 2 Sulsel, Jabal Nur mengaku kaca bagian belakang mobil miliknya retak. Ia menduga mobilnya ditembak OTK pada Jumat (12/1) kemarin.
"Saat saya cek, ada proyektil di dalam mobil," tuturnya.
Jabal yang juga merupakan Relawan Garda Prabowo-Gibran ini menduga dirinya motif teror berkaitan dengan politik.
Meski demikian, dirinya menyerahkan sepenuhnya kepada pihak kepolisian untuk mengungkap kejadian ini.
"Sudah melapor di polisi dan juga serahkan proyektil pelurunya," pungkasnya.