Moeldoko Nilai Masyarakat Saat Ini Lebih Percaya Asumsi Daripada Data
Kepala Staf Presiden (KSP) Moeldoko menyoroti permasalahan di media arus utama maupun media sosial saat ini. Masyarakat dinilai lebih percaya asumsi ketimbang data yang benar.
Kepala Staf Presiden (KSP) Moeldoko menyoroti permasalahan di media arus utama maupun media sosial saat ini. Masyarakat dinilai lebih percaya asumsi ketimbang data yang benar.
"Masyarakat post-truth, masyarakat yang lebih percaya pada persepsi dan asumsi, dibanding data dan kebenaran," katanya dalam webinar menjelang Hari Pers Nasional 2021, Minggu (7/2).
-
Kenapa berita hoaks ini beredar? Beredar sebuah tangkapan layar judul berita yang berisi Menteri Amerika Serikat menyebut Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bodoh usai Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 diserang hacker beredar di media sosial.
-
Siapa yang diklaim sebagai tersangka yang dilepaskan dalam berita hoaks? Berita yang beredar mengenai kepolisian yang membebaskan tersangka pembunuhan Vina Cirebon bernama Pegi karena salah tangkap adalah berita bohong.
-
Bagaimana Gatotkaca dari Sukoharjo melawan hoaks? Danar mengatakan, tempat paling tepat untuk menanyakan kebenaran terkait berita yang mereka peroleh adalah tempat di mana mereka menuntut ilmu, seperti melakukan diskusi atau sharing dengan guru terkait berita yang mereka dapatkan.
-
Apa yang Soeharto katakan tentang berita hoaks yang mengarah ke Tapos? Memberitakan dengan tujuan negatif, karena mereka tidak mengetahui keadaan yang sebenarnya dari Tapos ini," jelas Soeharto dikutip dari akun Instagram @jejaksoeharto. Karena memikirkan ini peternakan dari Presiden, padahal bukan peternakan Presiden, ini sebenarnya punya anak-anak saya yang saya mbonceng untuk mengadakan riset dan penelitian," kata Soeharto menambahkan.
-
Siapa yang dipolisikan terkait dugaan penyebaran hoaks? Polda Metro Jaya diketahui mengusut dugaan kasus menyebarkan hoaks Aiman lantaran menuding aparat tidak netral pada Pemilu 2024.
-
Bagaimana cara mengecek kebenaran berita hoaks tersebut? Penelusuran Mula-mula dilakukan dengan memasukkan kata kunci "Menteri Amerika klaim: Kominfo Indonesia sangat bodoh, Databesa Negaranya dihacker tidak tau, karena terlalu sibuk ngurus Palestina" di situs Liputan6.com.Hasilnya tidak ditemukan artikel dengan judul yang sama.
Moeldoko meminta media tidak terjebak dan terbawa arus di era post-truth. Apalagi saat ini ruang digital menjadi tidak sehat hingga menjalar ke ruang publik.
"Tolong ini jangan dimanfaatkan wartawan, pemerintah dihadapkan pada efek post truth, ujaran kebencian hingga pola kekerasan di ruang publik, efeknya bisa kita hitung sampai seberapa jauh ruang publik itu tetap sehat," ucapnya.
Moeldoko mengingatkan peran wartawan saat ini tidak mudah. Dia meminta para jurnalis lebih menggembleng diri.
"Tentang peran jurnalis saat ini menghadapi situasi yang tidak mudah, itu tadi saya katakan perlunya kita semakin menggembleng diri," urai Moeldoko.
Selain itu, Moeldoko berpandangan era disrupsi telah mengubah tatanan kehidupan media dan ekonomi media.
"Disrupsi teknologi atau digital sekarang ini memang menjadi game changer karena mengubah perilaku ekosistem informasi," kata mantan Panglima TNI ini.
Baca juga:
Moeldoko Soroti Suburnya Hoaks dan Kritik Media yang Mengejar Kecepatan Tanpa Akurasi
KSP Moeldoko: Saya Tidak Takut Ditodong Senjata Tapi Pertanyaan Wartawan Lebih Pedih
Liputan6.com Raih Penghargaan Jurnalistik Anugerah Adinegoro 2020
Komunitas Pers Minta Kapolri Cabut Pasal 2d dalam Maklumatnya
Anies Usul Perayaan Hari Pers Nasional 2021 Digelar di Ancol
Di Hari Pers Nasional, Enam Bupati Terima Anugerah Kebudayaan 2020