Moeldoko Sebut Hoaks Surat Suara Tercoblos Sebagai Teror Demokrasi
Kabar mengenai surat suara Pemilu 2019 yang sudah dicoblos sebanyak tujuh kontainer dinilai sebagai teror demokrasi. Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf Amin, Moeldoko meminta masyarakat tetap tenang dalam menghadapi isu tersebut.
Kabar mengenai surat suara Pemilu 2019 yang sudah dicoblos sebanyak tujuh kontainer dinilai sebagai teror demokrasi. Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf Amin, Moeldoko meminta masyarakat tetap tenang dalam menghadapi isu tersebut.
"Isu itu teror demokrasi. Seharusnya, demokrasi perlu dibawa ke area yang tidak mengganggu dan ini mengganggu," kata Moeldoko saat menghadiri Konsolidasi Umum Relawan di Karang Setra, Kota Bandung, Jumat (4/1).
-
Siapa saja yang ikut dalam Pilpres 2019? Peserta Pilpres 2019 adalah Joko Widodo dan Prabowo Subianto.
-
Dimana Prabowo Subianto kalah dalam Pilpres 2019? Namun sayang, Ia kalah dari pasangan Jokowi-Ma'aruf Amin.
-
Kapan Pemilu 2019 diadakan? Pemilu terakhir yang diselenggarakan di Indonesia adalah pemilu 2019. Pemilu 2019 adalah pemilu serentak yang dilakukan untuk memilih presiden dan wakil presiden, anggota DPR RI, DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten Kota, dan DPD.
-
Apa yang diraih Partai Gerindra di Pemilu 2019? Pada Pemilu 2019, perolehan suara Partai Gerindra kembali naik, walau tidak signifikan. Partai Gerindra meraih 12,57 persen suara dengan jumlah pemilih 17.594.839 dan berhasil meraih 78 kursi DPR RI.
-
Apa saja yang dipilih dalam Pemilu 2019? Pada tanggal 17 April 2019, Indonesia menyelenggarakan Pemilu Serentak yang merupakan pemilihan presiden, wakil presiden, anggota DPR, DPD, dan DPRD secara bersamaan.
-
Mengapa Pemilu 2019 di sebut Pemilu Serentak? Pemilu Serentak Pertama di Indonesia Dengan adanya pemilu serentak, diharapkan agar proses pemilihan legislatif dan pemilihan presiden dapat dilakukan dengan lebih efisien dan efektif.
Menurutnya, masyarakat Indonesia sudah bisa memilah informasi dengan benar dan mampu membedakan kabar hoaks dengan kabar valid. Apalagi, pihaknya menegaskan bahwa foto pasangan Jokowi-Maruf baru dirilis.
Tetapi ia tidak memungkiri bahwa isu surat suara yang sudah dicoblos berbahaya. Jika hal ini diyakini oleh masyarakat, maka penyelenggaraan demokrasi di Indonesia akan menjadi yang terburuk di dunia.
"Bisa dibayangkan kalau ini diyakini masyarakat, ini sebuah demokrasi paling jelek sedunia. Kemarin kita juga ketemu TKN dan baru dipaparkan foto (Jokowi dan Maruf di surat suara) mana yang dipilih, itu baru dua hari kemarin," terangnya.
"kemudian empat hari sebelumnya sudah ada berita pencoblosan kartu suara tujuh kontener menjadi tujuh juta suara, ini kan sinting," tegasnya.
Ia berpesan kepada seluruh relawan dan pendukung Jokowi-Maruf Amin tetap tenang dan fokus berkampanye dengan cara yang baik. "Jangan bangun demokrasi menakutkan demokrasi kita nikmati enjoy dan happy," terangnya.
Di lain pihak, penyidik Bareskrim Polri menangkap dua orang terkait kasus hoaks tujuh kontainer surat suara dicoblos. Keduanya, HY dan LS diketahui memiliki peran yang sama dalam kasus yang mendadak viral tersebut.
"HY perannya menerima konten kemudian ikut memviralkan. LS juga sama, menerima konten tidak dicek langsung diviralkan," ujar Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo, Jakarta, Jumat (4/1).
Saat ini, kata Dedi, keduanya masih diperiksa secara intensif di kantor polisi wilayahnya masing-masing. HY diamankan di wilayah Bogor, Jawa Barat, sementara LS diamankan di wilayah Balikpapan, Kalimantan Timur.
"Polisi memiliki waktu 1x24 jam untuk menentukan status hukumnya," tuturnya.
Jenderal bintang satu itu mengungkapkan, HY dan LS terindikasi cukup aktif menyebarkan hoaks tujuh kontainer surat suara dicoblos ke media sosial dan grup WhatsApp (WA). Salah satu grup WA yang teridentifikasi bernama 'Politik Sabana Minang'.
"Dua orang ini yang ter-mapping oleh tim Siber yang aktif memviralkan, baik ke media sosial maupun ke WA grup. WA grup ini salah satunya juga ada bukti yang diserahkan oleh Ketua KPU," ucap Dedi.
Dari keterangan dua orang ini, polisi akan mengusut siapa orang di balik rekaman suara yang menyampaikan kabar hoaks tersebut. Polisi juga akan mengusut aktor intelektual atau dalang di balik penyebaran hoaks surat suara itu.
Baca juga:
Relawan Jokowi Polisikan Teuku Zulkarnain Terkait Hoaks Surat Suara
KPU Minta Tokoh yang Memviralkan Hoaks 7 Kontainer Surat Suara Ikut Tanggung Jawab
Sah, Surat Suara Pilpres 2019 Resmi Divalidasi dan Disetujui
Ini Alasan Prabowo-Sandi Pakai Jas, Peci dan Gelar Haji di Surat Suara
Tim Capres dan Parpol Tanda Tangani Persetujuan Cetak Surat Suara