Mucikari Dolly yang ditangkap polisi kedapatan bawa sabu-sabu
Anton mengaku, kalau dirinya dan Gondrong memang berprofesi menjajakan PSK gacoannya ke lelaki hidung belang.
Tak hanya ditangkap polisi karena kasus trafficking, dua mucikari Gang Dolly dan Jarak, Kelurahan Putat Jaya, Kecamatan Sawahan, Surabaya, Jawa Timur juga kedapatan membawa satu paket sabu-sabu di sakunya. Dua mucikari ini adalah, Anton (39), asal Malang dan Makhsus alias Gondrong (39), warga Surabaya.
Keduanya ditangkap saat tengah mengantarkan dua PSK-nya di sebuah hotel di Surabaya Selatan untuk bertransaksi dengan pelanggannya. Dalam penangkapan itu, petugas dari Subdit Renakta Ditreskrimum Polda Jawa Timur, juga mendapati satu paket sabu-sabu di saku celana Gondrong.
"Saat kita tangkap, tersangka Gondrong ini ternyata juga kedapatan membawa sabu-sabu di saku celananya," terang Kabid Humas Polda Jawa Timur, Kombes Pol Awi Setiyono, Kamis (29/1).
Sementara menurut tersangka, serbuk kristal itu dikonsumsinya sendiri. Dia sendiri mengaku sudah lama mengonsumsi barang haram tersebut. "Sudah lama makai. Dari dulu memang suka," katanya di hadapan penyidik.
Sedangkan tersangka Anton, mengaku tidak tahu menahu barang haram yang dibawa Gondrong saat terjadi penangkapan atas dirinya. Hanya saja, Anton mengaku, kalau dirinya dan Gondrong memang berprofesi menjajakan PSK gacoannya ke lelaki hidung belang dengan tarif Rp 1,7 juta untuk sekali kencan.
"Saya tidak tahu menahu soal itu, saya hanya menawarkan cewek saja. Saya ngak ikut-ikutan soal itu, hubungan saya sama Gondrong ya menawarkan cewek," aku mantan tukang ojek tersebut.
Sementara itu, atas kepemilikan sabu-sabu tersebut, selain dijerat dengan Pasal 296 dan atau 406 KUHP tentang menyediakan fasilitas cabul, tersangka juga dijerat dengan Pasal 112 Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang narkotika.
Sebelumnya, dua mucikari ini ditangkap anggota Subdit Renakta Ditreskrimum Polda Jawa Timur saat mengantarkan dua PSK ke sebuah hotel di Surabaya Selatan. Meski Gang Dolly dan Jarak resmi ditutup oleh Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini pada Juni 2014 lalu, dua mucikari ini tetap beroperasi menjajakan PSK-PSK-nya.
Hanya saja, bisnis esek-esek yang dijalankan tersangka sudah tidak lagi terang-terangan seperti sebelumnya, melainkan secara terselubung. Bagi pelanggan yang ingin mendapat service PSK berkelas, bisa menghubungi dua tersangka ini, kemudian cewek yang dipilihnya melalui BlackBerry atau Tablet bisa langsung dikirim ke hotel yang disepakati jika harganya cocok.