Mudik ke Bantul, wajib bawa pulang makanan khas ini
Mudik ke Bantul, wajib bawa pulang makanan khas ini. Sejumlah pemudik yang sudah pulang ke kampung halaman mulai menyerbu pusat jajanan atau kuliner di Bantul, DIY. Jajanan yang ramai diburu adalah peyek tumbuk dan geplak.
Sejumlah pemudik yang sudah pulang ke kampung halaman mulai menyerbu pusat jajanan atau kuliner di Bantul, DIY. Jajanan yang ramai diburu adalah peyek tumbuk dan geplak. Peningkatan pembelian peyek tumbuk dan geplak pun dirasakan oleh sentra Peyek Mbok Tumpuk yang memproduksi peyek tumpuk dan geplak.
Peyek tumpuk sendiri adalah peyek yang berisi kacang. Bentuk peyek tupuk ini berbeda dengan peyek pada umumnya yang berbentuk pipih dan ditaburi kacang atau teri di atasnya. Peyek tumpuk ini bentuknya membulat dan penuh dengan kacang. Peyek tumpuk ini pertama kali dibuat oleh Mbok Tumpuk pada tahun 1975 an.
Sedangkan geplak adalah makanan tradisional di Bantul. Geplak memiliki rasa yang manis ini terbuat dari campuran parutan kelapa, gula jawa dan gula pasir. Geplak itu dulunya hanya berupa gula semut, lalu berkembang jadi campuran gula jawa yang dicampur sama ampas kelapa. Belakangan ini muncul geplak berbagai rasa seperti rasa cokelat, strawberry, durian dan buah lainnya.
Meningkatnya permintaan peyek tumpuk dan geplak ini lazim terjadi di saat mendekati Lebaran maupun seusai Lebaran. Jika di hari biasa para pembuat peyek tumpuk hanya memproduksi 90 kilogram peyek maka mendekati lebaran dan sesudah lebaran meningkatkan produksinya menjadi 180 kilogram.
"Sudah meningkatkan produksi sejak sebelum Ramadan. Tetapi kembali mengalami peningkatan jelang Lebaran. Perkilogramnya, peyek tumpuk dijual seharga Rp 60 ribu," terang Supoyo pembuat peyek tumpuk dan geplak di Mbok Tumpuk, Sabtu (26/6).
Supoyo menambahkan, untuk geplak pun mengalami peningkatan produksi dan permintaan. Saat mendekati lebaran produksi geplak naik 2 kali lipat. Di hari biasanya hanya diproduksi 1 sampai 1,5 kwintal geplak, mendekati lebaran, produksi geplak bisa mencapai 3 kwintal.
"Itu kalau jelang Lebaran. Nanti setelah Lebaran produksinya juga tambah. Puncaknya pas arus balik, sekitar H+ 7 dengan produksi minimal 5 kwintal perharinya," jelas Supoyo.
Salah seorang pembeli geplak dan peyek tumpuk, Slamet Widodo warga Bantul yang bermukim di Bekasi ini mengatakan, peyek tumpuk dan geplak menjadi menu wajib yang disuguhkan pada tamu saat Lebaran. Biasanya, kata Slamet, jika tidak ada peyek tumpuk dan geplak serasa ada yang kurang di meja tamu.
"Sejak kecil saya memang sudah suka dengan peyek tumpuk bikinan Mbok Tumpuk ini. Nanti kalau sudah mau pulang ke Bekasi biasanya saya beli lagi untuk oleh-oleh teman kantor," pungkas Slamet.