Muhammadiyah Minta Jemaah Sakit Pakai Masker Jika Mau Salat di Masjid
Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Abdul Mu'ti mengatakan, seiring adanya wabah virus corona Covid-19, pihaknya tidak mengeluarkan imbauan larangan salat berjamaah di masjid/musala. Tetapi, bagi orang yang sakit agar memiliki kesadaran untuk berupaya tidak menulari orang lain.
Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Abdul Mu'ti mengatakan, seiring adanya wabah virus corona Covid-19, pihaknya tidak mengeluarkan imbauan larangan salat berjamaah di masjid/musala. Tetapi, bagi orang yang sakit agar memiliki kesadaran untuk berupaya tidak menulari orang lain.
"Saya rasa tidak perlu begitu. Yang merasa dirinya sakit mengantisipasi saja," kata Mu'ti saat ditanya ada tidaknya imbauan Muhammadiyah agar masyarakat tidak salat jamaah di masjid saat sakit, dikutip dari Antara, Sabtu (14/3).
-
Apa ciri khas bacaan sholat Muhammadiyah? Bacaan sholat Muhammadiyah tidak mengandung bacaan tambahan, seperti membaca basmalah sebelum surat Al-Fatihah, membaca qunut pada sholat subuh, dan membaca doa setelah tasyahud akhir.
-
Apa saja rukun wudhu Muhammadiyah? Secara umum wudhu Muhammadiyah memiliki rukun yang sama, namun terdapat anjuran khusus untuk mengikuti sunah yang ada.
-
Bagaimana cara memperingati Maulid Nabi di Indonesia? Umumnya, umat Muslim di Indonesia memperingati Maulid Nabi dengan berbagai acara. Seperti pengajian, doa bersama, membaca salawat, dan amal saleh lainnya.
-
Mengapa keturunan Nabi Muhammad banyak tersebar di Indonesia? Tak banyak yang tahu jika keturunan Nabi Muhammad banyak tersebar di Indonesia.
-
Apa yang dibolehkan oleh Muhammadiyah dalam konteks ucapan selamat Natal? Dalam fatwa tersebut, Muhammadiyah menyatakan bahwa mengucapkan selamat Natal kepada saudara non-Muslim merupakan hal yang diperbolehkan asalkan niatnya adalah untuk mempererat tali silaturahmi dan memperlihatkan sikap toleransi antar umat beragama.
-
Mengapa Masjid At Taqwa Cirebon diganti namanya? Alasan renovasi juga karena posisinya sudah cukup melenceng dari arah kiblat, sehingga perlu diluruskan. Setelahnya, Koordinator Urusan Agama Cirebon, R. M. Arhatha, menginisiasi pergantian nama masjid agar tidak lagi menggunakan kata “Agung”. Ini karena saat itu sudah ada masjid bernama Masjid Agung Sang Cipta Rasa yang ada di Alun-Alun Kasepuhan dan menjadi salah satu masjid kuno paling tua yang ada di sana.
Dia menyarankan, jamaah yang sedang tidak dalam kondisi bugar terutama karena gejala flu, batuk, demam dan sejenisnya jika ke masjid atau musala untuk menggunakan masker. Bagi yang merasa kurang sehat sebaiknya juga tidak takut memeriksakan diri ke dokter.
Jika tubuh dalam kondisi baik, kata dia, warga Muhammadiyah agar menjaga kebugaran dengan meminum vitamin atau tindakan perlu lainnya agar tetap sehat sehingga tidak mudah terjangkiti penyakit.
"Dengan masker atau meminum vitamin, jangan solusinya tidak ke masjid, nanti semua orang ini tidak beribadah semua. Kan kita tidak tahu kapan wabah ini akan selesai," katanya.
Mu'ti menekankan, jamaah harus memiliki kesadaran sendiri tanpa harus dilarang ke masjid. Intinya adalah jamaah jika memiliki penyakit maka harus berupaya agar virusnya tidak menular kepada orang lain seperti menggunakan alat pelindung.
Sekum PP Muhammadiyah mengatakan, penting bagi masyarakat untuk tidak ketakutan berlebihan terhadap virus corona penyebab COVID-19 sampai enggan berinteraksi dengan orang lain di sekitarnya.
"Ada pemahaman di masyarakat yang tertular virus corona itu mati, tidak begitu. Kena virus corona iya, tapi masih bisa disembuhkan. Ini penting dipahami karena ada ketakutan bahwa terinfeksi corona kemudian meninggal. Kena virus corona itu bisa menimbulkan daya tahan tubuh kita menurun, tapi kemungkinan untuk sembuh itu masih besar kalau bisa ditangani sejak dini," katanya.
Hal terpenting, kata dia, masyarakat agar tetap menjaga kebersihan dan kesehatan kemudian saling menguatkan sehingga tumbuh optimisme dalam menjalani kehidupan sehari-hari di tengah wabah corona di berbagai belahan dunia.
(mdk/rnd)